x

Kau adalah bayangan yang hanya bisa terbayang

Iklan

trimanto ngaderi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 September 2022

Senin, 29 Mei 2023 19:45 WIB

Lelaki Gay, Dominasi Energi Feminin

Manusia bisa hidup secara normal jika dalam kondisi seimbang. Seimbang dalam banyak aspek. Seimbang jumlah kromosomnya, hormonnya, kerja otaknya, termasuk seimbang dalam energi gendernya, yaitu sifat maskulin dan feminin.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

LELAKI GAY, DOMINASI ENERGI FEMININ

 

Segala yang ada di alam semesta ini bekerja berdasarkan prinsip keseimbangan. Keseimbangan antara gelap dan terang, antara positif dan negatif, antara hitam dan putih. Juga keseimbangan rotasi dan revolusi bumi dan planet-planet lainnya. Juga ada yang sering disebut sebagai bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, tsunami, banjir, tanah longsor merupakan aktivitas untuk mencapai keseimbangan alam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Demikian halnya pada manusia. Manusia bisa hidup secara normal jika dalam kondisi seimbang. Seimbang dalam banyak aspek. Seimbang jumlah kromosomnya, hormonnya, kerja otaknya, termasuk seimbang dalam energi gendernya, yaitu sifat maskulin dan feminin.

 

Jenis Kelamin, Gender, dan Orientasi Seksual

Sebagian orang masih mencampuradukkan ketiga hal ini secara keliru  dan salah-kaprah. Padahal ketiganya berbeda dan berdiri sendiri.

Jenis kelamin adalah identitas fisik yaitu laki-laki dan perempuan, ditandai dengan perbedaan alat kelamin yang dimilikinya. Gender adalah perasaan identitas diri, hal ini menyangkut sifat maskulin dan feminin. Sedangkan orientasi seksual adalah kencenderungan seseorang dalam mengekspresikan hasrat seksualnya. Sekalipun ketiganya berbeda dan berdiri sendiri, dalam praktiknya terjadi saling mempengaruhi.

Ada orang yang berjenis kelamin laki-laki tapi bergender perempuan. Contoh, laki-laki yang kemayu. Atau sebaliknya, ada orang yang berjenis kelamin perempuan namun memiliki gender laki-laki. Misalnya, perempuan yang tomboi. Mengetahui gender seseorang cenderung lebih rumit  karena sering tersembunyi. Kita tidak bisa menentukan gender seseorang hanya dari penampilan fisiknya.

Seringkali terjadi bias. Orang mengelompokkan jenis kelamin dan gender secara  dikotomis, hitam dan putih. Padahal jenis kelamin dan gender merupakan spektrum  seperti warna abu-abu yang berada di antara  dua kutub ekstrem hitam dan ekstrem putih. Varian dan kombinasinya cukup kompleks.

 

Orientasi Seksual

Ada orang yang berjenis kelamin laki-laki dan  gendernya maskulin, akan tetapi memiliki orientasi seksual kepada laki-laki. Hal ini terjadi pada sosok lelaki macho.

Demikian pula ada orang yang berjenis kelamin laki-laki dan  gendernya feminin, akan tetapi orientasi seksualnya tetap kepada perempuan. Contohnya, seorang lelaki kemayu, namun dia tetap menikah dan punya anak.

Lalu, bagaimana dengan orang yang berjenis kelamin laki-laki, baik bergender maskulin maupun feminin, dan memiliki orientasi seksual kepada sesama laki-laki?

Saya tidak akan membahas hal tersebut dari sudut pandang ilmu biologi, genetika, atau neurologi; karena memangg saya tidak ahli dalam bidang itu. Saya lebih suka melihatnya dari konsep energi Yin dan Yang dalam tradisi Cina. Seberapa besar proporsi energi Yin (feminin) yang ada pada seorang laki-laki.

Untuk menjadi seorang laki-laki normal (straight) dibutuhkan energi Yin dan Yang yang seimbang. Seimbang di sini bukan berarti sama lho ya!

Lelaki normal memiliki energi Yang yang lebih besar daripada energi Yin, sehingga ia membutuhkan perempuan untuk menyeimbangkan energinya. Apabila ada laki-laki energi Yang-nya lebih kecil (<50%), berarti ia membutuhkan laki-laki juga untuk menyeimbangkan energinya. Lelaki tipe inilah yang kemudian cenderung menjadi seorang gay. Semakin kecil persentase energi Yang pada laki-laki, ia akan semakin menjadi gay tulen, tidak tertarik sama sekali kepada perempuan.

Sedangkan jika ada laki-laki yang energi Yang dan Yin-nya sama, kemungkinan ia akan memiliki kecenderungan menjadi seorang biseksual.

 

Gender Menurut Islam

Di dalam Islam dinyatakan dengan tegas bahwa jenis kelamin manusia hanya terdiri dua macam, yaitu laki-laki dan perempuan (Adz-Dzariyat: 49, An-Najm: 45). Acuan Islam dan melihat jenis kelamin seseorang adalah berdasarkan apa yang terlihat secara  fisik (alat kelamin), bukan kepada perilakunya.

Seorang laki-laki yang kemayu atau melambai-lambai misalnya (dalam  hal ini termasuk waria, transgender), jika ia memiliki alat kelamin laki-laki, maka secara syariat, ia tetap dihukumi (diperlakukan) seperti laki-laki.

Apabila sikap kemayunya merupakan sesuatu yang spontan, bawaan sejak lahir (genetis), tidak disengaja atau dibuat-buat; maka hal itu tidak dipermasalahkan dalam Islam, dalam arti tidak dihukumi sebagai dosa. Namun, apabila sikap kemayunya itu adalah perilaku yang disengaja, maka hal ini dilarang di dalam Islam, bahkan akan mendapatkan laknat dari Allah.

Perilaku yang disengaja di sini termasuk juga laki-laki yang berdandan seperti perempuan, berpakaian seperti perempuan, berbicara seperti perempuan, dan berbagai sikap dan perilaku perempuan lainnya.

 

Apakah Gay Bisa Disembuhkan?

Kalau jawaban saya pribadi: Bisa .

Asal ada kemauan dan tekad yang sangat kuat dari orang yang bersangkutan (faktor internal). Sedangkan ajaran agama, nilai-nilai sosial, terapi, dll hanyalah bersifat mendukung saja (faktor eksternal).

Terkait hal ini akan saya buat tulisan tersendiri. 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik trimanto ngaderi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler