x

Iklan

BungRam

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 31 Mei 2023 19:38 WIB

Bank Sampah Digital, Gerakan Peduli Sampah Berbasis Teknologi

Misalnya, mahasiswa Universitas Widyatama Bandung mengembangkan aplikasi digital Sistem Logistik Pengelolaan Sampah Anorganik bernama Teman Ubah. Aplikasi yang diinisiasi Edwin Fernanda Abhipraya ini telah digunakan untuk mendorong sistem pengelolaan sampah anorganik bekerja sama dengan bank sampah. Atas prkarsanya itu Edwini menerima penghargaan SATU Indonesia Award 2022.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Permasalahan sampah, mulai dari lingkungan RT, Kota, hingga seluruh Provinsi, bahkan di dunia, menjadi isu yang sangat menarik. Isu ini menantang setiap orang untuk berpikir lebih keras dan cerdas, daripada sekedar berpikir serius.

Saya sering melihat tumpukan sampah di pinggir jalan dekat rumah saya. Pernah ada petugas Dinas Lingkungan Hidup memasang jaring di pinggir jembatan demi menjaga orang membuang sampah ke sungai. Menurut saya, hal itu akan sangat berhubungan dengan kesadaran setiap individu terkait masalah sampah di lingkungan.

Kesadaran dan kepedulian setiap orang tentang sampah menjadi faktor utama, serta konsistensi penegakan aturan dalam penanganan sampah, juga sangat berpengaruh. Meski setiap jembatan dipasang jaring, namun kesadaran masyarakat tentang peduli sampai tidak tumbuh, kemudian para petugas lingkungan hidup tidak konsisten dalam menegakkan aturan, tidak membantu fasilitas pengelolaan sampah, maka kegiatan tersebut nampak konyol dan sia-sia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan data capaian kinerja pengelolaan sampah di SIPSN Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2022, timbulan sampah nasional mencapai 20.719,586,43 ton. Sementara penanganan sampah yang sudah dilakukan baru mencapai 10,245,755,34 ton. 

Oleh karenanya ini harus menjadi perhatian serius, keterlibatan berbagai pihak, serta kesadaran seluruh masyarakat akan pentingnya mengelola sampah dengan baik, bahkan perlunya semangat mengurangi sampah yang bisa dimulai dari rumah.

Kesadaran mengelola sampah

Kesadaran setiap individu di masyarakat dalam mengelola sampah nampak mulai timbuh. Dalam beberapa tahun terakhir, telah banyak bermunculan pelaku usaha yang terjun di sektor sampah. Usaha bisnisnya pun tidak hanya berorientasi pada profit semata, namun juga menekankan faktor lingkungan dan pelibatan berbagai elemen masyarakat. Inovasi bermunculan, pemanfaat platform digital juga semakin banyak diupayakan.

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, per Januari 2023 sedikitnya ada 209 pelaku kewirausahaan sosial yang bergerak di bidang pengurangan dan penanganan sampah di Indonesia, seperti toko curah (bulkstore), bisnis isi ulang, bisnis barang bekas pakai, serta pengumpulan dan daur ulang sampah.

Misalnya, mahasiswa Universitas Widyatama Bandung mengembangkan aplikasi digital Sistem Logistik Pengelolaan Sampah Anorganik bernama “Teman Ubah”. Aplikasi telah digunakan untuk mendorong sistem pengelolaan sampah anorganik di RW 11, Kelurahan Margasari, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, yang bekerja sama dengan bank sampah.

Belum lama ini SATU Indonesia Award memberikan pengharagaan kepada kelompok aktivis peduli sampah yang diinisasi oleh Edwin Fernanda Abhipraya, yang membuat inovasi Bank Sampah Digital di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur.

Sebelum itu,  kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro Drs. Nurul Azizah, MM dengan tugas utama membentuk unit Bank Sampah di 28 kecamatan dan 430 desa se-kabupaten Bojonegoro. Pertimbangan dibentuknya Bank Sampah adalah pertumbuhan populasi penduduk apalagi dengan adanya proyek Obyek Vital Negara pengeboran dan mengolahan minyak bumi, maka timbul pula pertambahan sampah di kabupaten Bojonegoro Jawa Timur secara signifikan. Sementara tempat pembuangan akhir sampah tidak semakin luas. Saat ini kelompok Bank Sampah yang sudah terbentuk berjumlah 168 kelompok Bank Sampah dari 19 kecamatan di 164 desa.


Selanjutnya, untuk memudahkan pendataan, validasi informasi serta peningkatan kinerja aktifitas pengelolalaan sampah melalui bank sampah, Bank Sampah Bojonegoro  menciptakan aplikasi Bank Sampah Digital agar digitalisasi data bisa disajikan dalam bentuk matriks dan mempersingkat proses evaluasi untuk mengetahui fluktuasi serta nilai transaksi yang dilakukan.

Gerakan peduli sampah melalui Bank Sampah Digital Pemerintah Kabupaten Bojonegoro

Ide awal munculnya program Bank Sampah Digital dari bapak Eddy Siswanto yang menganalisis sulitnya mengumpulkan data dari total 168 kelompok Bank Sampah yang tersebar di 19 kecamatan dan 164 desa. Sementara letak geografisnya berjauhan, dan saat itu wabah COVID19 menjadi momok yang begitu menakutkan. Maka dibentuklah tim kecil untuk digitalisasi data bank sampah. Tim tersebut terdiri dari Edwin Fernanda Abhipraya sebagai ketua dan beranggotakan Andre serta Sativa Fairus Callista juga dibantu 2 siswa – 2 siswi magang dari SMKN 2 Bojonegoro jurusan multi media jaringan komputer untuk merumuskan sistem laporan berbasis digital.

Program Bank Sampah Digital terinspirasi dari mesin ATM setor tunai. Dengan pola lokasi yang berbeda dan berjauhan transaksi penyimpanan dan pengambilan bisa dilakukan tanpa bertatap muka dengan teller bank, motivasinya adalah setiap transaksi bisa langsung terekam secara data melalui sistem By Name By Address.

Tujuan awal program ini adalah membantu program Pemerintah Kabupaten Bojonegoro karena sudah menganggarkan dana milyaran untuk pengadaan kendaraan roda tiga yang dipinjam pakaikan kepada kelompok Bank Sampah. Dengan data terkini pihak DLH Bojonegoro bisa menganalisis seberapa besar aktivitas para kelompok Bank Sampah. Semua bisa dilihat dari nilai transaksi masing-masing kelompok yang terekam di dalam format laporan dan ditampilkan pada satu web yakni Bank Sampah Digital Bojonegoro.

Inovasi kelompok kreatif ini patut diapresiasi dan juga diamplifikasi oleh seluruh masyarakat di Indonesia. Paling tidak ada tiga alasan menurut saya:

Pertama, kesadaran masyarakat untuk berpikir maju terkait isu lingkungan harus didorong dan didukung oleh pemerintah. Alih-alih memperbanyak TPA, pemerintah harus mendorong pegiat peduli sampah berkolaborasi dan mendapat dukungan dalam pengembangan aplikasi berbasis teknologi.

Kedua, isu sampah secara nasional adalah isu yang hampir bertahun-tahun tidak tertangani dengan baik dan terkoordinir rapih. Platform teknologi digital menjadi salah satu alternatif yang sangat rasional tentunya. Agar pelibatan masyarakat berjalan serentak dan memberikan dampak yang siginifikan.

Ketiga, program-program yang dinisiasi untuk memfasilitasi tumbuh kembangnya creator dan inovator tentang permasalahan lingkungan, sosial, ekonomi serta pendidikan harus terus disemarakkan. SATU Indonesia Award menjadi salah satu program yang sangat bagus sehingga semangat masyarakat untuk terlibat terus tumbuh dan meningkat.

Sangat menarik, dan sangat relevan jika SATU Indonesia Award memberikan penghargaan kepada Bank Sampah Digital Bojonegoro.  Bank Sampah Bojonegoro sebelumnya telah membentuk tunas-tunas bank sampah di setiap daerah yang mencakup wilayah yang luas. Jangkauan saat ini berjumlah 19 kecamatan dengan total 164 desa. Tahun ini ditargetkan berjumlah 28 kecamatan dari 430 desa sesuai program Satu Desa Satu Bank Sampah yang dicetuskan bupati. Jumlah kelompok Bank Sampah terus bertambah. Penambahan di bulan Juli 2022 diperkirakan 20 kelompok Bank Sampah yang sudah mengajukan diri dan akan dilakukan verifikasi. Dari sejumlah 168 akan bertambah menjadi 188 dan ditargetkan akan mencapai 430 kelompok Bank Sampah di tahun 2022.

Dari jumlah tersebut belum semua menggunakan aplikasi Bank Sampah Digital. Aplikasi ini baru digunakan di beberapa kecamatan di kabupaten dan kota dan menunggu kesiapan dari bank sampah lainnya. Meski begitu, Edwin dan tim telah menyiapkan link Google Form sebanyak 430 sesuai dengan jumlah desa yang ada di Bojonegoro dan dibagikan ke 168 bank sampah yang tergabung. Jika sebelumnya petugas bank sampah perlu menyetorkan secara manual data-data terkait sampah yang dikumpulkan setiap satu minggu sekali ke kota, kini update data dapat dilakukan setiap hari secara online.

Untuk itu tim berkomitmen untuk melanjutkan program Bank Sampah Digital sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Karena program ini semakin hari semakin dibutuhkan. Oleh karena itu tim telah sepakat dengan Pemkab Bojonegoro untuk menggelar event tahunan dengan judul Festival Daur Ulang yang memperebutkan piala bergilir Bupati Bojonegoro. Waktu yang tim curahkan pada program ini hampir 12 jam penuh sampai program ini berjalan normal. Mereka juga menerapkan pola kerja sesuai dengan ketentuan ketenagakerjan. Sebab mereka yakin program ini akan menjadi bidang usaha yang menghasilkan profit dengan tidak meninggalkan sisi sosial dan lingkungan.

Semoga terus menginspirasi dan sustain!

 

--------   

Referensi tulisan:

Artikel Satu Indonesia Award 2022 – Bank Sampah Bojonegoro

https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/public/data/capaian

https://www.menlhk.go.id/site/single_post/5293/klhk-kelola-generasi-muda-membangun-social-entrepreneurship-pengelolaan-sampah

https://bojonegorokab.go.id/berita/6651/bupati-bojonegoro-beri-pembinaan-pentingnya-keberadaan-bank-sampah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik BungRam lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler