x

Iklan

dudi safari

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 19 Februari 2023

Senin, 26 Juni 2023 19:10 WIB

Sepintas Lalu Tentang Moyang Manusia

Secara taksonomi manusia menempati kingdom animalia dari genus homo,sebagaimana spesies lainnya manusia pun berkembang dan mengalami evolusi. Seiring waktu perubahan-perubahan kecil dalam populasi dapat mengakumulasi, dan dalam jutaan tahun, mengarah pada perubahan signifikan. Ini bisa berarti munculnya spesies baru atau perubahan dalam morfologi, perilaku, dan sifat-sifat lainnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebagaimana kita ketahui bahwa planet bumi pertama kali dihuni hanya oleh makhluk bersel satu, seiring berjalannya perubahan waktu terjadilah apa yang dinamakan dengan evolusi makhluk hidup.

Teori evolusi makhluk hidup banyak diamini oleh sejumlah ilmuwan biologi, mereka memberikan argumen-argumen yang kuat dan logik menjadi bahan kajian bagi generasi ke generasi.

Banyak tokoh terkenal dalam sejarah sains dan filsafat yang telah mendukung teori evolusi. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

1. Charles Darwin: Charles Darwin adalah tokoh yang paling terkenal dalam konteks evolusi. Pada tahun 1859, ia menerbitkan buku monumentalnya yang berjudul “On the Origin of Species” (“Tentang Asal-usul Spesies”) di mana ia mengajukan teori seleksi alam sebagai mekanisme utama evolusi.

2. Alfred Russel Wallace: Alfred Russel Wallace adalah naturalis dan penjelajah Inggris yang secara independen mengembangkan konsep seleksi alam serentak dengan Charles Darwin. Bersama-sama, Darwin dan Wallace mempresentasikan karya mereka pada tahun 1858 yang mengilhami perumusan teori evolusi secara luas.

3. Thomas Huxley: Thomas Huxley, yang dikenal sebagai “Bulldog Darwin,” adalah seorang biologis Inggris yang menjadi pendukung kuat teori evolusi dan melakukan banyak debat untuk mempertahankannya. Dia secara aktif memperjuangkan penerimaan teori evolusi di kalangan ilmiah dan masyarakat.

4. Ernst Haeckel: Ernst Haeckel adalah seorang biologis Jerman yang mengembangkan konsep biogenetik, yaitu bahwa perubahan dalam embrio menggambarkan sejarah evolusi. Ia juga mempopulerkan istilah “ekologi” dan memberikan kontribusi penting dalam pengembangan ilmu biologi dan evolusi.

5. Theodosius Dobzhansky: Theodosius Dobzhansky adalah seorang ahli genetika dan biologis Amerika kelahiran Ukraina. Dia memadukan teori evolusi dengan genetika dalam karya-karyanya, terutama dalam bukunya yang terkenal, “Genetics and the Origin of Species” (“Genetika dan Asal-usul Spesies”).

6. Stephen Jay Gould: Stephen Jay Gould adalah seorang paleontolog dan penulis Amerika yang sangat berpengaruh dalam memperkenalkan konsep evolusi ke masyarakat umum. Dia menekankan pentingnya perubahan yang tidak terarah dalam evolusi dan mengajukan konsep “stasis dan gejolak” dalam evolusi.

7. Richard Dawkins: Richard Dawkins adalah seorang etologis dan penulis Inggris yang dikenal karena karyanya tentang evolusi dan genetika. Buku terkenalnya, “The Selfish Gene” (“Gen Egois”), memberikan pandangan evolusi dari perspektif gen dan mengilhami pemahaman lebih lanjut tentang evolusi oleh seleksi alam.

8. Jerry Coyne: Jerry Coyne adalah seorang biologis evolusioner Amerika dan penulis buku yang terkenal, “Why Evolution is True” (“Mengapa Evolusi adalah Benar”). Ia secara aktif memperjuangkan penerimaan teori evolusi dan memberikan penjelasan ilmiah yang kuat tentang bukti-bukti evolusi.

Ada beberapa tokoh dari Indonesia yang juga mendukung teori evolusi. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Soedjito Soemodihardjo: Soedjito Soemodihardjo adalah seorang ahli biologi evolusi Indonesia yang sangat berpengaruh. Ia merupakan salah satu pendiri dan profesor pertama dalam bidang ilmu genetika di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Soedjito aktif dalam penelitian dan pengajaran evolusi di Indonesia.

2. Hadi Susilo Arifin: Hadi Susilo Arifin adalah seorang ahli biologi dan konservasi alam Indonesia. Ia telah melakukan penelitian dan menulis tentang evolusi dan biologi organisme, serta aktif dalam memperjuangkan konservasi hayati di Indonesia.

3. Prof. Dr. Ir. Sudharto P. Hadi, M.Sc.: Sudharto P. Hadi adalah seorang ahli biologi dan profesor di bidang genetika di Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia telah berkontribusi dalam penelitian dan pengajaran tentang evolusi dan genetika di Indonesia.

4. Prof. Dr. Bambang Suryobroto: Bambang Suryobroto adalah seorang ahli biologi dan profesor di bidang taksonomi tumbuhan di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia telah berkontribusi dalam penelitian dan pengajaran tentang evolusi tumbuhan di Indonesia.

5. Prof. Dr. Ir. Heru Setiawan: Heru Setiawan adalah seorang ahli biologi dan profesor di bidang taksonomi hewan di Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia telah melakukan penelitian dan mengajarkan evolusi dan taksonomi hewan di Indonesia.

Evolusi Makhluk Hidup

Evolusi terjadi pada makhluk hidup. Evolusi adalah perubahan dalam warisan genetik suatu populasi dari generasi ke generasi. Ini terjadi karena adanya faktor-faktor seperti mutasi genetik, seleksi alam, migrasi, dan perubahan lingkungan.

Proses evolusi dimulai dengan adanya variasi genetik di dalam populasi. Ini dapat terjadi melalui mutasi, yaitu perubahan tiba-tiba dalam urutan DNA yang dapat menghasilkan perubahan dalam sifat-sifat organisme. Beberapa mutasi dapat memberikan keuntungan bagi organisme dalam menghadapi perubahan lingkungan tertentu.

Seleksi alam adalah mekanisme evolusi yang melibatkan pemilihan organisme dengan sifat-sifat yang lebih baik untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Organisme dengan sifat yang menguntungkan akan memiliki peluang yang lebih baik untuk bertahan hidup dan memperbanyak keturunan mereka, sementara organisme dengan sifat yang kurang menguntungkan akan cenderung memiliki peluang yang lebih kecil.

Seiring waktu, perubahan-perubahan kecil dalam populasi dapat mengakumulasi, dan dalam jutaan tahun, dapat mengarah pada perubahan yang signifikan dalam spesies tersebut. Ini bisa berarti munculnya spesies baru atau perubahan dalam morfologi, perilaku, dan sifat-sifat lainnya.

Bukti evolusi dapat ditemukan dalam banyak aspek kehidupan, termasuk dalam catatan fosil, studi anatomi dan embriologi, serta dalam perbandingan genetik antara spesies yang berbeda.

Manusia juga mengalami evolusi. Manusia adalah bagian dari kerajaan hewan dan termasuk dalam kelompok primata, yang juga mencakup kera dan simpanse. Bukti-bukti ilmiah menunjukkan bahwa manusia berevolusi dari nenek moyang bersama dengan kera pada suatu titik dalam sejarah evolusi.

Secara khusus, manusia modern (Homo sapiens) berevolusi dari spesies-spesies manusia purba seperti Homo habilis, Homo erectus, dan Homo neanderthalensis. Bukti fosil dan genetik menunjukkan bahwa manusia modern memiliki garis keturunan yang berhubungan erat dengan spesies-spesies manusia purba ini.

Perkembangan manusia sebagai spesies yang berbeda melibatkan perubahan dalam struktur fisik, seperti perubahan dalam bentuk tengkorak, postur tubuh, dan perkembangan otak yang lebih besar. Selain itu, manusia juga mengalami perubahan dalam perilaku, kemampuan berpikir abstrak, dan penggunaan alat.

Evolusi manusia juga melibatkan perkembangan budaya dan teknologi. Manusia telah mengembangkan bahasa, sistem sosial yang kompleks, dan kemampuan untuk membuat dan menggunakan alat-alat yang rumit. Kemajuan ini juga merupakan hasil dari seleksi alam, di mana individu-individu dengan kemampuan-kemampuan yang lebih baik dalam hal adaptasi dan reproduksi memiliki keuntungan yang lebih besar.

Dalam rangkaian waktu yang sangat panjang, manusia mengalami evolusi sebagai respons terhadap perubahan lingkungan, tekanan seleksi, dan faktor-faktor lainnya. Proses evolusi manusia masih berlanjut, meskipun dalam skala waktu yang sangat panjang, dan kita terus beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan mengalami variasi genetik dalam populasi manusia.

Evolusi Genus Homo

Manusia modern atau lebih dikenal dengan Homo sapiens telah lahir sekitar 200.000 tahun yang lalu, dan termasuk genus Homo yang mampu beradaptasi hingga kini.

Dari fosil kerangka Homo sapiens ditemukan diperkirakan mereka hidup sekitar 100.000 sampai 200.000 tahun yang lalu.

Berikut adalah beberapa penemuan fosil Homo sapiens modern yang signifikan:

1. Penemuan Omo 1 dan 2: Pada tahun 1967 dan 1968, di Omo Kibish, Ethiopia, ditemukan fosil-fosil Homo sapiens modern yang diperkirakan berusia sekitar 195.000 tahun.

2. Penemuan Skhul dan Qafzeh: Pada tahun 1928-1935 dan kemudian pada tahun 1965-1975, di gua-gua Skhul dan Qafzeh di Israel, ditemukan fosil-fosil Homo sapiens modern yang diperkirakan berusia sekitar 120.000 hingga 90.000 tahun.

3. Penemuan Herto: Pada tahun 1997, di Herto Bouri, Ethiopia, ditemukan fosil-fosil Homo sapiens modern yang diperkirakan berusia sekitar 160.000 tahun.

4. Penemuan Jebel Irhoud: Pada tahun 1961 dan kemudian pada tahun 2007-2011, di Jebel Irhoud, Maroko, ditemukan fosil-fosil Homo sapiens modern yang diperkirakan berusia sekitar 315.000 tahun.

Homo sapiens diyakini sebagai mata rantai terakhir atau hasil evolusi terakhir dari semua genus Homo yang sebelumnya.

Homo sapiens merupakan kelanjutan siklus hidup dari spesies sebelumnya seperti Homo neanderthal, Homo erectus dan Homo habilis.

Ada beberapa genus Homo sebagai cikal bakal atau satu genus dengan Homo sapiens, di antaranya:

Homo Habilis

Homo habilis atau manusia terampil merupakan spesies Hominid yang hidup masa 2.5 juta – 1.8 juta tahun lalu.

Ciri-ciri Homo Habilis,

• Memiliki tinggi sekitar 100 – 135 cm dan berat rata-rata 32 kilogram

• Tangan lebih panjang dari Homo sapiens

• Tubuh pendek

• Kapasitas otak mencapai 650 cc

• Atap tengkorak relatif tinggi dan membundar di bagian belakang

• Giginya lebih kecil

• Mengerjakan perkakas dengan teknik sederhana

• Makhluk pemakan segala

Ditemukan di Tanzania, Afrika Timur, pada tahun 1960. Homo habilis dianggap sebagai nenek moyang dari Homo erectus.

Homo habilis sangat terampil dalam menggunakan perkakas yang terbuat dari batu untuk memecah makanan, seperti tulang untuk mendapatkan sumsumnya dan menyayat daging untuk dimakan.

Dengan tangan yang lebih panjang dari Homo erectus, Homo habilis merupakan jenis homo yang sangat pandai dalam memanjat pohon dan para ilmuwan berkesimpulan aktivitas sehari-hari mereka kebanyakan adalah memanjat.

Apakah itu untuk mencari makanan atau untuk menghindari predator, sebagian ilmuwan pun menyimpulkan bahwa Homo habilis menjadikan tempat-tempat yang tinggi seperti pohon sebagai tempat tinggal mereka.

Sebab-sebab musnahnya Spesies Homo habilis. Para ilmuwan masih berbeda pendapat tentang musnahnya spesies homo habilis ini paling tidak ada tiga hal yang mengerucut penyebab kepunahan Spesies ini.

Pertama, adalah perubahan iklim. Perubahan iklim menyebabkan homo habilis tidak mampu bertahan hidup Sehingga berangsur-angsur generasi mereka menjadi punah.

Kedua, karena perkawinan campur antara spesies homo dengan spesies homo yang lain mengakibatkan hilangnya gen asal dari homo habilis ini.

ketiga adalah terjadinya pertempuran habis-habisan akibat persaingan dengan spesies homo yang lebih mapan seperti Homo Erectus.

Homo Neanderthal

Homo neanderthal merupakan spesies homo yang menjadi nenek moyang orang-orang Eropa sekarang homo neanderthal hidup sekitar 400.000 tahun yang lalu.

54.000 tahun yang lalu home Delta hidup berdampingan dengan Homo sapiens namun sekitar 14000 tahun kemudian eksistensi homo dan Delta punah dan digantikan dengan Homo sapiens.

Ciri-ciri Homo Neanderthal.

• Tinggi berukuran sedang (sekitar 1,6 meter)

• Mampu berdiri tegak dan memiliki otot-otot yang kuat Memiliki morfologi wajah yang berbeda dengan manusia modern

• Dahinya rendah, hampir menyerupai tonjolan tulang di atas lekukan mata

• Gerahamnya kokoh dan tidak adanya dagu membuat wajahnya menonjol

• Hidungnya pesek

• Kapasitas otaknya antara 1.300 cc sampai 1.600 cc.

Seperti spesies Homo lainnya, Homo neanderthal pun mengalami kepunahan.

Sebab tentang kepunahannya pun para ahli masih berbeda pendapat, namun yang paling mencuat adalah pendapat tentang adanya perkawinan silang antara homo enterta dengan Homo sapiens sehingga gen dari homo neanderthal berlangsung hilang dan hanya ditemukan sekitar empat sampai enam persen saja.

Homo Erectus

Hal yang paling mengejutkan adalah spesies Homo Erectus yang sebelumnya disebut sebagai Pithecanthropus erectus (manusia kera yang berdiri tegak Ini pertama kali ditemukan di Indonesia yakni di pulau Jawa yang kemudian dikenal dengan “Manusia Jawa” setelah itu baru diketemukan di Peking Cina. Ditemukan pada tahun 1891 oleh Eugène Dubois.

Hidup di wilayah tersebut pada 2,1 juta tahun lalu. Hal ini membuktikan kembali kehadiran mereka di Asia setidaknya 400.000 tahun lalu.

Ciri-ciri fisik Homo erectus,

• Tinggi badan sekitar 165-180 cm.

• Volume otak berkisar antara 750-1350 cc.

• Bentuk tubuh dan anggota badan tetap.

• Alat pengunyah sangat kuatBentuk geraham kuat dengan rahang yang kuat.

• Tonjolan kening tebal.

• Hidung tebal.

• Bagian belakang kepala menonjol.

Menurut penelitian Homo Erectus musnah sekitar 70.000 tahun yang lalu ketidakmampuan mereka beradaptasi dengan perubahan iklim menyebabkan spesies Homo Erectus ini musnah.

Dari sekian banyak genus homo hanya homo sapienslah yang masih tetap bertahan sampai sekarang, kemampuan beradaptasi homo sapiens dalam bertahan hidup bisa jadi karena kemampuan akal mereka lebih daripada genus homo yang lainnya.

Hingga hari ini Homo sapienslah penguasa bumi di Kingdom Animalia.

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik dudi safari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

15 jam lalu

Terpopuler