x

Ilustrasi Cover Novel Animal Farm

Iklan

Puspo Lolailik Suprapto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Juli 2023

Sabtu, 8 Juli 2023 07:51 WIB

Animal Farm; Revolusi Hewan yang Berujung pada Totalitarianisme

Animal Farm memiliki relevansi yang mendesak kita untuk mempertanyakan kembali otoritas, memeriksa secara kritis sistem tata kelola, dan merenungkan kecenderungan manusia untuk mengulang kesalahan sejarah.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Animal Farm karya George Orwell, adalah novel yang sukses menggugah pikiran kita dan alegoris yang menggali tema-tema kompleks, serta mengkritik sifat kekuasaan dan pemerintahan. Melalui karakternya yang hidup dan plot yang menarik, novel ini menawarkan analisis yang kuat tentang Revolusi Rusia dan kebangkitan Stalinisme selanjutnya. Analisisnya yang mendalam ini akan menggali lebih dalam berbagai lapisan novel, mulai dari narasi, karakter, simbol, hingga kritik sosial politik.

Dalam novel ini, narasinya mencakup segala peristiwa yang mengarah pada pemberontakan di Peternakan Manor dan transformasi peternakan selanjutnya menjadi negara totaliter. Novel ini dibagi menjadi beberapa bab, di mana masing-masing berisi peristiwa penting dalam revolusi hewan serta kebangkitan para babi yang menuju kekuasaan. Penulis dengan jelas dan ringkas menciptakan alur cerita yang mulus, yang memudahkan kita untuk mengukuti perkembangan ceritanya. 

Novel ini menampilkan beragam macam karakter, di mana masing-masing mencerminkan tokoh atau kelompok tertentu dari Revolusi Rusia itu sendiri. Penulis dengan lihai menciptakan karakter-karakter yang menampilkan kepribadian yang berbeda ini sukses menambah kedalaman pada narasinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Misalnya, Napoleon sebagai antagonis utama dalam novel ini. Babi hutan ini mencerminkan Joseph Stalin. Babi Napoleon haus kekuasaan dan manipulatif yang secara bertahap merebut kendali atas Peternakan Manor dan mengkhianati cita-cita asli kesetaraan. Hal ini secara tidak langsung, karakternya sebagai kritik pedas terhadap pemerintahan otokratis Stalin dan pengabaiannya terhadap cita-cita sosialis yang dianngapnya dijunjung tinggi.

Lalu, ada Snowball yang mewakili Leon Trotsky. Satu-satunya babi yang kharismatik dan intelektual yang awalnya mengatur peternakan bersama Napoleon. Melalui Snowball, kita akan melihat idealis dan pengejaran intelektual yang sama dengan Trotsky, di mana kontras dengan kelicikan dan nafsu Napoleon akan kekuasaan. Namun, keberadaannya tidak lama, karena babi ini diusir dari peternakan, yang sama dengan pengasingan Trotsky dari Uni Soviet.

Babi lainnya ada Squealer yang persuasif dan manipulatif, mewakili peran propaganda dalam rezim totaliter. Babi ini mendistorsi kebenaran serta menyebarkan kepalsuan untuk mempertahankan otoritas dan kendali para babi atas hewan lain. Melalui Squealer, kita akan melihat informasi-informasi palsu yang berhasil membentuk opini publik dan membungkam perbedaan pendapat hewan-hewan lain.

Novel ini tidak hanya menampilkan babi, tetapi ada juga Boxer si kuda. Boxer yang setia dan pekerja keras ini sama seperti kelas pekerja yang dieksploitasi. Loyalitasnya yang tak tergoyahkan pada para babi serta dedikasinya pada peternakan ini mencerminkan dedikasi kaum proletar kepada para pemimpin mereka. Sama seperti Babi Snowball, keberadaan Boxer juga tidak akan lama, karena kita akan melihat pengkhianatan dan nasib tragis yang dialaminya, yang digambarkan sebagai eksploitasi kelas pekerja yang kejam oleh mereka-mereka yang berkuasa.

Novel ini kaya akan peristiwa sejarah, ideologi, serta dinamika sosial tertentu. Peternakan melambangkan Rusia. Transformasinya dari Peternakan Manor menjadi Animal Farm yang mencerminkan transisi dari tsar Rusia ke negara komunis. Kemudian, tujuh perintah sebagai prinsip-prinsip Animalisme murni yang sejajar dengan cita-cita sosialisme dan kesetaraan ini sayangnya berubah menjadi korupsi yang mencerminkan erosi cita-cita di hadapan kekuatan para babi yang meningkat.

Lalu, simbol lainnya ada kincir angin yang mewakili upaya industrialisasi serta modernisasi Uni Soviet di bawah kepemimpinan Stalin. Kemajuan proyek ini digunakan oleh para babi sebagai alat untuk keuntungan mereka sendiri yang berujung pada eksploitasi massa. Tak lupa, setiap hewan di peternakan ini mewakili kelompok atau kelas tertentu dalam masyarakat. Misalnya saja, para babi melambangkan elit penguasa, kuda melambangkan kelas pekerja, serta domba melambangkan massa yang mudah dimanipulasi.

Selain membahas tentang Uni Soviet, novel ini sebagai kritik pedas terhadap totalitarianisme, korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, serta kegagalan revolusi. Kata-kata penulis dan kritikannya ini bergema di bawah segala bentuk pemerintahan apapun, termasuk kita. Melalui novel ini, penulis mengungkapkan taktik manipulatif yang digunakan oleh para pemimpin untuk mempertahankan kedudukannya, bahaya penyelewengan kekuasaan yang tidak terkendali, serta kecenderungan revolusi untuk menggantikan satu rezim yang menindas dengan yang lain. Penulis menggunakan hewan sebagai karakter ini secara efektif menyampaikan pesannya dan menyoroti sifat universal dari tema-tema tersebut.

Animal Farm karya George Orwell ini adalah karya luar biasa yang menggabungkan narasi dengan alegori yang kuat serta kritik pedasnya. Melalui narasinya yang terstruktur, semua berkembang dengan baik, simbol, dan analisis yang mendalam. Novel ini sebagai peringatan keras dan abadi terhadap penyalahgunaan kekuasaan dan kerapuhan nilai-nilai demokrasi. Animal Farm memiliki relevansi yang mendesak kita untuk mempertanyakan kembali otoritas, memeriksa secara kritis sistem tata kelola, dan merenungkan kecenderungan manusia untuk mengulang kesalahan sejarah.

Adakah kamu yang sudah baca novel ini?

Ikuti tulisan menarik Puspo Lolailik Suprapto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB