Banyak orang yang acuh ketika dirinya sedang mengalami stres atau hanya menganggap bahwa perubahan yang terjadi pada dirinya hanya bersifat sementara. Orang yang stres rata-rata dialami oleh mahasiswa atau mahasiswi. Faktor penyebabnya tugas yang terlalu banyak, tekanan di lingkungan, serta tidak mempunyai teman bercerita atau dikucilkan.
Stres merupakan keadaan tidak nyaman yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan atau harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Stres mempunyai dampak negatif yang akan berpengaruh pada kesehatan jiwa, seperti depresi, anxiety, dan sebagainya. (Mentari, dkk.2020). Dari hasil penelitian, sebanyak 33,6% perempuan lebih banyak mengalami stres daripada laki-laki (18,8%). Penyebab perempuan lebih dominan mengalami stres karena perbedaan hormonal serta stresor psikososial. (Ambarwati, dkk.2017).
Beberapa remaja mungkin dapat menangani rasa stres yang menimpanya dengan bercerita kepada teman dekat atau keluarga. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi remaja yang mempunyai kebiasaan memendam masalah. Kebiasaan tidak ingin terbuka atau bercerita dapat menyebabkan emosi yang tidak stabil dan lebih sensitif. Dalam jangka panjang hal ini dapat meledak seperti bom waktu. Pada saat demikian ia mengeluarkan seluruh isi bom tersebut karena tidak kuat lagi menampungnya. Rasa stres yang dibiarkan begitu saja akan mempengaruhi kesehatan baik mental maupun fisik, sehingga akan memperburuk keadaan penderita.
Kebiasaan tidak ingin bercerita kepada orang lain tentang suatu hal yang sedang dialaminya dipicu oleh beberapa faktor, seperti hal itu hanya akan menambah beban orang lain atau rasa tidak dihargai ketika sedang bercerita. Bisa juga timbulnya rasa ketidakpercayaan kepada orang lain serta keluarga karena mereka sibuk bekerja, sehingga acuh terhadap kebiasaan atau masalah yang sedang menimpa anaknya.
Tanda-tanda seseorang yang sedang mengalami stres menurut Musradinur (2016) yaitu mudah lelah, nafsu makan hilang, mudah lupa, kelainan pada pencernaan, tekanan darah tinggi, bingung, dan gugup. Ternyata rasa sakit yang timbul pada pencernaan atau pada bagian perut tidak hanya disebabkan oleh makanan pedas, tetapi rasa stres yang sedang dialami oleh penderita.
Saat ini sudah banyak masyarakat yang lebih peduli dengan stres yang rentan dialami oleh remaja. Para mahasiswa/mahasiswi hingga dosen di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta juga telah meningkatkan kepedulian satu sama lain untuk menghindari stres berlebih. Menurut Sukadiyanto (2010), terdapat beberapa cara yang dilakukan untuk mengurangi stres:
- Pola makan yang sehat
- Memelihara kebugaran jasmani
- Latihan pernapasan
- Melakukan aktivitas yang menggembirakan
- Menghindari dalam kesendirian
- Menjalin hubungan yang harmonis
- Menghindari kebiasaan buruk
Referensi :
Ambarwati, Putri D., Sambodo Sriadi P., dan Retna Tri A.2017.Gambaran Tingkat Stres Mahasiswa.5(1):40-47 https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKJ/article/view/4466/4081
Musradinur.2016.Stres Dan Cara Mengatasinya Dalam Perspektif Psikologi.2(2):183-200 https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/cobaBK/article/view/815/632
Mentari, Aulia Z.B., Ester L., dan Terry Y.R.P.2020.Teknik Manajemen Stres yang Paling Efektif pada Remaja : Literatur Review.12(4):191-196 https://jikm.upnvj.ac.id/index.php/home/article/view/69
Sukadiyanto.2010.Stres Dan Cara Menguranginya.29(1):55-66 https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/218/pdf_14
Ikuti tulisan menarik Nita Ambar Yulianti lainnya di sini.