x

Foto oleh Omotayo Tajudeen Pexels

Iklan

Mukhotib MD

Pekerja sosial, jurnalis, fasilitator pendidikan kritis
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 31 Juli 2023 07:50 WIB

Tak Mudah Menyadarkan Masyarakat Tentang Kesehatan Hewan Ternak

Sepuluh tahun lalu para transmigran mendapat bantuan sapi dari pemerintah. Lalu sapi-sapi itu dilepas begitu saja di kebun. Fahri lalu melakukan pelayanan kesehatan dan kesejahteraan hewan, meski sebagian peternak tak membayarnya. Jerih ini menjadikan Fahri mendapatkan apresiasi SATu Indonesia Award.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Siapa yang peduli dengan kesehatan hewan piaraan, termasuk juga hewan ternak. Prinsipnya, diberi makan, kalau ternak sakit dipotong, kalau piaraan seperti kucing dan anjing sakit dibuang. Belum terlalu banyak masyarakat sadar pentingnya memeriksakan hewan ternak dan piaraan agar sehat, dan menjamin kesejahteraannya.

Begitulah yang dilihat Fahri Putranda, dokter hewan lulusan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Para peternak di daerah transmigrasi masih memiliki keterbatasan pengetahuan dan kesadaran, sebenarnya ternak yang mereka pelihara bisa membantu menopang perekonomian keluarga.

Mayoritas masyarakat di Kecamatan Plakat Tinggi bekerja sebagai petani karet dan kelapa sawit. Namun harganya relatif murah, meski mengeluarkan dana cukup besar dalam perawatannya. Dalam 1 dekade terakhir, nilai harga karet dan kelapa sawit mengalami penurunan yang drastis. Petani karet dan kelapa sawit tentu saja merugi.

Masyarakat Plakat Tinggi pernah mendapat bantuan pemerintah berupa sapi. Hewan ternak hanya dilepaskan masyarakat di kebun karet dan sawit. Padahal, menurut Fahri, ternak dapat menghasilkan uang manakala dirawat dengan baik. Tak hanya terbatasnya pengetahuan mengenai kesehatan hewan, tetapi juga terbatasanya tenaga medis, sehingga kesehatan hewan tidak begitu diperhatikan. Para peternak malas dan sering mengabaikan kesehatan ternaknya.

Fahri mengajak para peternak memulai lagi, dan bersemangat memelihara ternaknya. Kini bukan hanya sapi, tetapi juga kambing ayam dan bebek.
Fahri mendukung para peternak dan petani beralih dan fokus memelihara ternak sapi, kambing, dan unggas.

"Program yang berorientasi sosial ini kemudian mengarah ke tujuan ekonomi," kata Fahri.

Fahri kemudian mendirikan Farvisa Vet pada tahun 2015. Ini merupakan program Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan Hewan di Daerah Transmigrasi Kecamatan Plakat Tinggi. Kegiatannya dimulai dengan pengenalan penyakit hewan menular dan tidak menular, penyakit akibat kekurangan vitamin, dan obat-obatan yang digunakan mengobati ternak.

Hal berbeda dari pelayanan Farvisa Vet yang lain, akses jalan yang cukup ekstrem saat penangan dan pengobatan hewan. Sebagian jalan desa memang sudah teraspal, tetapi jalan menuju desa masih melewati jalur tanah. Saat hujan turun, kondisi jalan licin dan susah dijangkau. Wajar saja, usaha ekstra dibutuhkan dalam meyakinkan masyarakat awam.

"Hal ini merupakan salah satu pembeda Farvisa Vet dengan pelayanan kesehatan hewan lainnya," kata Fahri.

Udaha ini tidak main-main, Fahri dengan didampingi petugas penyuluh pertanian di Kecamatan Plakat Tinggi, mendatangi satu persatu rumah warga yang bisa dijangkau dan menyampaikan gagasan pelayan
kesehatan hewan di derah tersebut.

Fahri bahkan turun langsung ke lapangan, menyisir ke kebun-kebun, pasar tradisional, dan berupaya meyakinkan masyarakat, sekarang sudah ada dokter hewan yang siap melayani masalah kesehatan, dan kesejahteraan hewan ternaknya.

Beberapa dari masyarakat peduli, tetapi lebih banyak lagi masyarakat yang tidak memedulikannya. Meski begitu, tidaklah menghilangkan semangat Fahri dalam meyakinkan peternak, dan membuka kesadaran tentang pentingnya menjaga kesehatan ternaknya, mulai dari pemberian obat cacing, vaksinasi teratur, dan pemberian vitamin.

Tantangan itu tak berhenti sampai pada respons masyarakat yang sudah terbiasa tidak ada pelayanan kesehatan dan kurang memahami pentingnya kesehatan ternak. Lebih serius lagi, adanya keterbatasan fasilitas, seperti kurangnya obat-obatan yang sesuai dengan penyakit hewan. Untuk mendapatkan obat-obatan itu, tak hanya ke Medan, Fahri harus pergi sampai ke Palembang. Selain kendala tersebut.

Sebagian upaya membangun kesadaran masyarakat, Fahri pernah mengadakan seminar tentang vaksinasi ayam, aplikasi dan pemberian dosis yang tepat, dan mengajak masyarakat yang ingin memulai dan meneruskan beternak ayamnya.

Dalam ranah sosial, Fahri mengalami kesulitan terkait penguasaan dan pemahaman bahasa dan adat istiadat setempat. Rerata masyarakat belum menguasai bahasa Indonesia. Untuk menangani kendala ini, Fahri biasanya meminta kepala dusun membantu menjelaskan atau menerjemahkan maksud perkataan dan keluhan masyarakat akan kesehatan hewan ternaknya.

Jerih itu Berbuah
Peternak dan petani mulai bergairah berternak kembali. Tak hanya beternak sapi dengan modal besar, tetapi juga peternak yang mulai memelihara ayam, bebek, ikan.

Program dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau kondisional saat ada hewan ternak yang sakit. Fahri pernah secara rutin melakukan kunjungan kepada warga 1 minggu sekali. Namun warga keberatan sebab mereka tidak memiliki cukup uang untuk membayar Fahri, meski ia tidak pernah memasang tarif.

Fahri hanya melakukan pemeriksaan. Apabila ada yang memberi uang, ia akan menerimanya. Namun, jika tidak diberi uang pun, ia akan melakukannya secara cuma-cuma.

Kini, masyarakat yang awalnya sangat awam dan acuh terhadap kesehatan hewannya, semakin peduli. Mereka juga mendapat tambahan ekonomi dari hasil penjualan hewan ternak yang sehat.

Jangkauan Program
Pelayanan Farvisa Vet terus berjalan, dan masyarakat tidak bingung lagi apabila ternaknya ada yang sakit. Mereka sudah mampu memahami hewan yang sakit dan langsung menghubungi Fahri.

Fahri sangat bangga atas antusias masyarakat yang mengapresiasikan kerja kerasnya dalam mengayomi, dan bersama dengan para peternak dan petani menjaga kesejahteraan hewan di daerah.

Ia menjangkau 15 desa dari 1 kecamatan. Sekitar 60% masyarakat sudah paham tentang kesehatan hewan dan rutin melakukan pemeriksaan. Mereka juga memanfaatkan hewan ternaknya untuk menambah penghasilan.

Fahri berharap ke depannya Farvisa Vet bisa menjangkau desa-desa pelosok, agar bisa turut memberikan pemahaman tentang pentingnya kesehatan hewan dan manfaat dari hewan ternak yang sehat.

Melalui programnya, Fahri ingin membantu medongkrak perekonomian masyarakat di sekitar Kecamatan Plakat Tinggi. Sepenuhnya, Fahri ingin terus memaksimalkan program ke masyarakat lain yang belum terjangkau. Ia terus berkomitmen secara maksimal untuk menyukseskan program ini.

Bagi Fahri, ‘’Setiap kesulitan, pasti akan ada jalan”. 

Ikuti tulisan menarik Mukhotib MD lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler