x

Petani hortikultura di Kelompok NerdiFarm MBolata Kelurahan Watu Nggene, Manggarai Timur sedang Panen Semangka

Iklan

Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 25 Oktober 2022

Selasa, 8 Agustus 2023 10:47 WIB

Program VICRA Dorong Petani Berpartisipasi Atasi Dampak Perubahan Iklim di Manggarai Timur

Yayasan Ayo Indonesia melalui program  Voice for Inclusiveness Climate Resillience Actions menyelenggarakan pertemuan dengan berbagai kelompok masyarakatdi Manggarai Timur. Tujuannya untuk menyebarluaskan hasil budget tracking APBD II Kabupaten Manggarai Timur tahun 2023 dan studi tentang tentang tingkat kerentanan petani terhadap dampak perubahan iklim.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Yayasan Ayo Indonesia melalui program  Voice for Inclusiveness Climate Resillience Actions (VICRA) menyelenggarakan suatu pertemuan dengan kelompok tani, orang muda (Local Champion Momang Lino), dan kelompok wanita tani di kebun milik kelompok NerdiFarm Mbolata Kelurahan Watu Nggene, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, Sabtu (5/8/2023) untuk menyebarluaskan hasil budget tracking APBD II Kabupaten Manggarai Timur tahun 2023 dan studi tentang tentang tingkat kerentanan petani terhadap dampak perubahan iklim.

 

Tujuan dari kegiatan ini, jelas Rikhardus Roden, Koordinator Program adalah meningkatkan kemampuan dan keterampilan dari kelompok tani dalam memperjuangkan haknya sebagai warga negara agar kebijakan pembangunan pertanian di Manggarai Timur menitik beratkan pada upaya menghadapi ancaman perubahan iklim.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Kepada para peserta pertemuan, Rikhard, menjelaskan kebijakan pembangunan khusus di bidang pertanian dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur sudah mengarah kepada upaya mengurangi ancaman dampak Perubahan Iklim dengan membangun Prasarana Pertanian, Pengembangan Prasarana Pertanian, Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan, menyediakan bantuan perbenihan padi yang tahan terhadap kondisi kering, penyediaan benih sorgum serta alat dan mesin pertanian (alsintan). Namun, tampaknya belum ada program kegiatan yang terkait penguatan kapasitas para petani agar memiliki ketangguhan menghadapi dampak perubahan iklim, misalnya pelatihan tentang penerapan tehnologi adaptif, sekolah lapang pertanian dan iklim.

 

Sedangkan hasil analisis tingkat kerentanan  dari 100 respoden (petani) yang diwawancara dan berdasarkan data sekunder profil desa/kelurahan untuk mengidentifikasi kondisi biofisik pemukiman dan lahan pertanian, pendapatan petani, dan tingkat pendidikan  maka tingkat kerentanan masyarakat di 4 lokasi studi terhadap dampak perubahan iklim, yaitu desa Golo Ngawan, desa Golo Ndari, Kelurahan Rana Loba dan Kelurahan Watu Nggene dinilai sangat tinggi sebab tingkat pendidikan mereka rendah, pendapatan rendah, dan lahan pertanian umumnya terletak di lokasi yang rawan banjir dan longsor.

 

Berdasarkan fakta ini Yayasan Ayo Indonesia bersama wakil kelompok tani pada bulan Juli 2023 ketika mengikuti diskusi publik untuk pembahasan aksi cepat adaptasi dan mitigasi yang selenggarakan oleh Bappeltibangda menyetujui tawaran aksi mitigasi dan adaptasi yang diajukan oleh Kelompok Kerja Perubahan Iklim Manggarai Timur melalui kegiatan sekolah lapang pertanian dan iklim, pengembangan pertanian organik, pembangunan Unit Pengolahan Hasil (UPH) pupuk organik, integrasi pangan (promosi pangan lokal sorgum) dan bantuan benih padi yang tahan kering. Aksi-aksi ini akan dimasukkan ke dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Manggarai Timur tahun 2024.

 

Rikhardus Roden, Koordinator Program di Yayasan Ayo Indonesia sedang bicara dampak Perubahan Iklim

Oleh karena itu, Rikhard mengajak agar kelompok yang hadir pada pertemuan hari ini, Sabtu (5/8/2023), aktif berkoordinasi dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) mengajukan usulan guna mendapatkan dukungan pemerintah pada tahun 2023 dan tahun 2024, baik untuk mendapatkan bantuan berupa benih sayur-sayuran/padi/sorgum, peralatan pertanian maupun pelatihan-pelatihan peningkatan kapasitas agar memliki ketangguhan menghadapi perubahan iklim.

 

Yustina Ngguna (65 tahun) petani sayur-sayuran asal kampung Kalabumbu, Kelurahan Watu Nggene sangat mengharapkan dukungan pemerintah agar usahanya tetap berjalan meski terjadi perubahan iklim, misalnya dalam bentuk plastik mulsa. “Sejak tahun 2002, saya menanam sayur-sayuran sebagai sumber penghidupan keluarga untuk membiayai pendidikan anak-anak, namun pada saat musim hujan yang curahnya tinggi bulan januari hingga maret tidak bisa menanam sayur-sayuran. Banyak hama ulat yang muncul dan sayur-sayuran menjadi rusak. Kemudian bulan september juga tidak bisa tanam sebab suhu tanah sangat tinggi lantas sayur-sayuran menjadi layu dan mati, ini terjadi pada 5 tahun terakhir. Iklim sudah berubah,”ungkap Yustina.

 

Yustina Nggunu (65), Petani Sayur di Kelurahan Watu Nggene, Manggarai Timur

Yohanes Nerdi, Duta Petani Andalan Kabupaten Manggarai Timur tahun 2021 dan juga menjadi ketua kelompok NerdiFarm yang merupakan tuan rumah pada pertemuan para petani tersebut berbagi pengalaman tentang tehnologi irigasi tetes yang diterapkannya di atas lahan seluas ¼ hektar sebagai aksi adaptasi terhadap perubahan iklim, khusus untuk penghematan penggunaan air dan biaya produksi.

 

Menurut dia, sejak penerapan tehnologi irigasi tetes tahun 2021, lahan usahanya tetap berproduksi aneka jenis sayuran dan buah semangka.  Sebagai petani, kata Nerdi, tidak boleh patah semangat jika menghadapi masalah, petani harus bersikap dan bermental wirausaha, tidak boleh menyerah tetap berproduksi ,dengan cara banyak belajar kepada petani yang telah sukses atau di youtube.

 

Yohanes Nerdi, Duta Petani Andalan Manggarai Timur 2021

Keberhasilan kita dalam berusaha tergantung mental kita, ujar Nerdi, maka sebaiknya masalah/tantangan dipandang sebagai bagian dari perjalanan kita menuju kesuksesan, jika kita mengalami kegagalan itu merupakan pembelajaran, sedangkan sukses itu adalah buah dari banyaknya pembelajaran yang diperoleh dalam berproses.

 

Usaha di bidang Pertanian Hortikultura saat ini, kata Nerdi, sangat menantang para petani, sebab langsung berhadapan dengan kondisi perubahan iklim.

 

Kepada para peserta pertemuan, Nerdi mengatakan bahwa banyak juga petani yang mengeluh tanah tidak subur, sebenarnya “kesuburan” dimulai dari pikiran, jika pikiran subur maka petani bisa mengelola lahan pertaniannya secara cerdas sehingga aktivitas dalam usaha tani menjadi seru dan menyenangkan. Sekarang ini dibutuhkan  petani yang tangguh untuk menyesuaikan dengan perubahan iklim sehingga tetap berproduksi secara kontinyu dan konsisten.

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu