x

Foto kegiatan panen udang vaname. Sumber: Dokumentasi Kegiatan Paundra

Iklan

Muhammad Syafi'i Nurullah

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dan Content Writer berpengalaman
Bergabung Sejak: 4 Juni 2022

Rabu, 23 Agustus 2023 18:28 WIB

Program Budidaya Udang Berkelanjutan yang Inovatif oleh Paundra di Pesisir Jawa

Dampak yang Paundra bawa ke masyarakat telah menjadikan para pembudidaya udang menjadi lebih berdaya dan tidak takut gagal panen lagi. Simak kisahnya berikut ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Paundra, lulusan dari Universitas Brawijaya, telah memimpin inisiatif luar biasa dalam budidaya udang di sepanjang wilayah pesisir Jawa. Lahir dari keluarga Pegawai Negeri Sipil, perjalanan Paundra berbeda dari latar belakang keluarganya ketika ia menemukan minat dalam biologi laut selama masa sekolah di SMA Negeri 1 Pacitan.

Tinggal di daerah pesisir bagian selatan Pulau Jawa, paparan Paundra pada komunitas lokal dan lingkungan laut memantik minatnya dalam bidang kelautan dan kehidupan akuatik. Minat ini semakin kuat saat ia berinteraksi dengan komunitas nelayan lokal selama berada di SMA Negeri 1 Pacitan. Setelah lulus pada tahun 2010, ia mengejar gelar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya.

Minat Paundra terhadap kehidupan laut membawanya menjelajahi budidaya udang, sektor penting dalam industri perikanan Indonesia. Namun, ia segera menyadari tantangan yang dihadapi oleh para pembudidaya udang lokal, termasuk wabah penyakit dan faktor lingkungan. Melihat secara langsung dampak perubahan iklim dan pemanasan global pada tambak udang, terutama terkait dengan penyakit seperti White Feces Disease (WFD), Paundra memutuskan untuk bertindak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Melalui beberapa tahun penelitian dan percobaan, Paundra mengembangkan solusi unik: formulasi serbuk yang terdiri dari asam empedu dan mineral kalsium. Formulasi ini membantu pencernaan udang dan proses metabolisme, akhirnya meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan mereka secara keseluruhan. Memanfaatkan teknologi, Paundra juga menerapkan sistem berbasis Internet of Things (IoT) untuk memantau kualitas air di tambak udang. Dengan menganalisis salinitas, oksigen terlarut (DO), suhu, dan tingkat pH, ia dapat membuat keputusan yang terinformasi untuk mengoptimalkan kondisi pertumbuhan udang.

Namun, dampak Paundra tidak hanya berhenti pada inovasi teknis. Ia mengadopsi pendekatan kolaboratif, bermitra dengan para pembudidaya udang lokal untuk mendirikan model berbagi keuntungan. Hal ini tidak hanya mempromosikan inklusivitas ekonomi tetapi juga memfasilitasi sesi pelatihan untuk membekali para petani dengan keterampilan yang diperlukan untuk beradaptasi dengan peraturan yang berkembang dan kemajuan digital di industri ini.

Hasil dari upaya Paundra sangat mengesankan. Intervensinya secara signifikan telah mengurangi tingkat kematian udang, mencapai Tingkat Kelangsungan Hidup (Survival Rate, SR) yang luar biasa sebesar 0,1% dan tingkat kelangsungan hidup mencapai 90%. Lebih dari 100 petani udang di daerah Pacitan dan Trenggalek telah mendapat manfaat dari programnya, dengan peningkatan keterampilan dan pengetahuan dalam praktik pertanian berkelanjutan.

Inisiatif Paundra menunjukkan konvergensi tekad, pengetahuan, dan teknologi untuk mendorong perubahan positif. Dengan memprioritaskan kolaborasi dan inovasi, ia telah membuka jalan bagi pertumbuhan berkelanjutan industri budidaya udang. Karyanya tidak hanya mendorong ekonomi lokal tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan ketahanan terhadap perubahan iklim.

Tak heran, inovasinya tersebut dihadiahi SATU Indonesia Awards dari PT Astra Internasional Tbk. Dampak yang ia bawa ke masyarakat telah menjadikan para pembudidaya udang menjadi lebih berdaya dan tidak takut gagal panen lagi.

Ikuti tulisan menarik Muhammad Syafi'i Nurullah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

20 jam lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

20 jam lalu