x

Iklan

Guevara ES

Farmer, Chilli Lovers, Adventurer
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

MLS, Panggung Baru Pemain Veteran

MLS menjadi panggung baru pemain veteran yang kalah bersaing di liga-liga utama eropa. Cara untuk mempertahankan kebintangan dan gaji besar pemain bola di usia yang tak lagi muda.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Legenda Chelsea Frank Lampard, Senin (02/06), menutup karir cemerlangnya di Stamford Bridge. Super Frank mengumumkan akan meninggalkan klub London barat tersebut manakala kontraknya habis akhir Juni ini.  

Sebelumnya, Lampard telah ditawari Chelsea kontrak baru dengan syarat-gajinya dikurangi. Namun,  pemain berumur 35 tahun itu memilih mengakhiri 13 tahun karirnya bersama The Blues.

Kendati umurnya menua, kemampuan Lampard memang masih jempolan. Musim lalu, dibawah besutan Jose Mourinho, Ia tampil 40 kali dengan mencetak delapan gol pada semua turnamen. Tak heran jika banyak klub yang tertarik menggunakan pemain binaan West Ham United itu. Paling tidak, ada10 klub yang diyakini tertarik untuk meminang sang bintang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, pilihan lampard jatuh kepada New York City. Klub anyar di Major League Soccer, liga premier Amerika Serikat akan menjadi pelabuhan barunya.

Apa yang membuat sang bintang pencetak 211 gol pada 649 penampilannya bersama The Blues ini memilih hengkang ke Amerika?. Konon, gaji besar setara yang selama ini didapatkannya di Chelsea, adalah magnet yang membuatnya tertarik membela New York City. Lampard akan menerima gaji 150 ribu dolar poundsterling per minggu. Jumlahnya belum termasuk bonus yang akan diterima pemain pencetak gol terbanyak sepanjang masa bagi Chelsea itu.

Lampard tak sendirian ke New York City. Bersamanya, ada bintang Atletico Madrid, David Villa yang juga akan bermain di klub waralaba Manchester City itu. Pemain tim nasional Spanyol yang pernah membela Barcelona itu juga ingin melanjutkan karirnya di Amerika.

Berlabuhnya Lampard dan Villa menambah daftar panjang pemain-pemain ‘buangan’ dari liga-liga utama dunia di MLS. Klub-klub yang berlaga di MLS memang banyak menampung pemain-pemain veteran, tenar dan berpengalaman untuk mendongkrak perfomanya, juga popularitasnya. Para pemain yang rata-rata sudah berkepala tiga itu sudah tak sanggup lagi bersaing dengan datangnya bintang muda itu mendapatkan panggungnya kembali di MLS.

Sebelumnya ada nama-nama tenar seperti Thierry Henry yang sekarang membela New York Red Bulls. Bintang Timnas Prancis dan Arsenal itu masih berkarir sampai usianya yang mendekati 40 tahun. Tak kalah heboh adalah pindahnya David Beckham dari Real Madrid ke MLS. Mega bintang itu bermain untuk Los Angeles Galaxy.

Henry, kini masih bermain di MLS dan konon menjadi pemain dengan gaji terbesar diliga itu setelah David Beckham hengkang ke PSG, dan gantung sepatu disana.

Pada daftar berikutnya ada Robbie Keane yang juga bermain di LA Galaxy bersama Bechkam, setelah kalah bersaing di Totenham Spurs. Satu klub dengan Henry ada Tim Cahill yang pindah dari Everton. Cahill masih menjadi pemain andalan Timnas Australia hingga saat ini meski usainya sudah menua.

Lalu, ada pula bek andalan AC Milan dan Timnas Italia Alesandro Nesta yang memilih bermain di Montreal Impact. Ia bahkan mengakhiri karirnya di klub MLS itu. Nesta mengikuti rekanya Marco di Vaio Matteo Ferrari dan Bernardo Corradi. Mereka berempat menjadi kuartet pemain Italia di Montreal Impact.

Mau daftar lebih panjang? Ada gelandang bertahan Jerman Torsten Frings yang bermain untuk Toronto FC.  Klub itu juga menggaet mantan striker tim nasional belanda Danny Koevermans. Kemudian pemain berkebangsaan Swedia dan legenda Arsenal Fredrik Ljungberg. Ia bermain untuk Seattle Sounders FC.

Pertinyiinyi, mengapa begitu banyak pemain veteran berlabuh ke MLS? Jawabanya, selain gaji besar adalah mereka bisa memperpanjang masa kebintanganya. Lumayan kan, bintang tetap bersinar, tetap terkenal dan gaji tetap besar, sama atau bahkan lebih besar dari klub sebelumnya. Lagipula, tekanan bermain di MLS tak sebesar di Liga-liga Eropa.

Selain itu, MLS juga diuntungkan karena mereka dituntut untuk meningkatkan gairah sepak bola di Negeri Paman Sam itu. Sepakbola, meskipun olahraga paling digemari sejagat, namun di Amerika masih inferior dibandingkan American Football, bisbol, maupun basket.

Salah satu cara instan untuk merangsang publik Paman Sam berpaling ke sepakbola adalah mendatangkan sejumlah pemain papan atas Liga-Liga Eropa. Agar bisa menggaet mereka, MLS bahkan merubah aturan sehingga membolehkan sebuah klub untuk mendatangkan pemain bintang dengan gaji di atas salary cap yang dibatasi.

Ahirnya, banjirlah pemain ‘tua-tua keladi’ yang memilih bermain di MLS sebelum gantung sepatu.

Win-win solution kan? Sama-sama senang. Pemain ‘tua’ senang karena duit datang bintang tetap terang, MLS juga senang karena keberadaan mereka membuat pencinta sepak bola di AS bertambah. Buktinya, jumlah rataan penonton MLS sudah unggul atas kompetisi bola basket NBA. Rating televisi pun terdongkrak.

Jadi, ini UUD alias Ujung-Ujungnya Duit..

Salam Mendoan

---

Sumber foto : www.getit.sk

Ikuti tulisan menarik Guevara ES lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler