x

https://fokus.tempo.co/read/1204133/kasus-ayah-bunuh-bayi-kekerasan-pada-anak-di-dki-makin-miris

Iklan

Ceng Pandi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 September 2023

Sabtu, 30 September 2023 07:01 WIB

Bersikap terhadap Pembuli

Setidaknya, kebencian yang memucak terhadap tindakan kekerasan tidak melahirkan bullying, jastifikasi negatif, dan tindak kekerasan baru. Para netizen cukup berdoa yang terbaik dan berkomentar, “Semoga segera ditangani”.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Jagat media sosial minggu ini dihebohkan dengan video aksi kekerasan seorang anak SMP terhadap teman sebayanya di wilayah Cilacap – Jawa Tengah. Video itu beredar dan mengocok emosi para netizen. Nyaris semua yang nonton marah.

Kemarahan netizen memuncak pada pengecaman aksi tidak manusiawi – tidak berkeprimanusiaan-yang dilakukan seorang pelajar, kepada seorang pelajar dan di hadapan belasan pelajar. Kecaman itu melahirkan ungkapan-ungkapan tak wajar, bahkan kasar dan cenderung tidak manusiawi.

Di WAG (WhatsApp Group), video disebar berkali-kali dengan dalih supaya pelaku ditangkap Polisi. “Bantu viralkan agar cepat ditangkap!” Tak ayal, sebaran tersebut menyedot keprihatinan sekaligus tanggapan pedas, walaupun dalam bentuk kata-kata, tetapi penuh nuansa kekerasan, sumpah serapah, dan justifikasi negative. Pelaku kekerasan dibully oleh netizen dan nyaris tanpa pembela.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika berita pengamanan pelaku oleh pihak kepolisian kembali dishare oleh sebagian orang, ungkapan serupa masih terlontar dari netizen. Bullyian dan justifikasi negatif masih berhamburan dialamatkan kepada pelaku. Tampak seolah kemarahan netizen menggebu, tak puas sampai tahapan penangkapan pelaku oleh pihak kepolisian.

Prilaku netizen dalam membuli pelaku kekerasan masih saja terjadi sampai hari libur nasional Maulid Nabi Muhammad Saw. 12 Rabiul Awwal 1445 hijriyah selesai. Sikap dan ungkapan yang sama-sama tidak baik itu justru menghiasi peringatan kelahiran pemilik akhlak mulia. Padahal sejatinya, luapan emosi dalam menyikapi tindak kekerasan itu tidak serta merta meniadakan atau melupakan tauladan yang sudah dicontohkan dalam risalah-Nya. Benci kekerasan harus, tetapi tidak berarti melawannya dengan tindak bullying, apalagi dengan kekerasan lagi, meskipun dalam bentuk kata-kata.

Kisah Nabi Muhammad dalam menyikapi bullying, bahkan tindak kekerasan cukup banyak. Kisah beliau di pojok pasar dengan kakek tunanetra, kisah beliau yang selalu diludahi ketika hendak ke masjid, kisah menyakitkan karena mendapat lemparan batu, dan kisah-kisah sejenisnya. Kisah-kisah itu sangat populer menjadi cerita orang tua saat menidurkan anak-anaknya. Bagaimana Rasulallah menyikapi semua itu, itu adalah tauladan yang harus ditiru. Di bulan ini, tauladan tersebut harus menjadi budaya dan disebarkan seluas-luasnya supaya diikuti.

Setidaknya, kebencian yang memucak terhadap tindakan kekerasan tidak melahirkan bullying, justufikasi negatif, dan tindak kekerasan baru. Para netizen cukup berdoa yang terbaik dan berkomentar, “Semoga segera ditangani” oleh pihak yang berwenang dan meraba diri, kenapa tindakan tersebut terus terjadi dari masa ke masa dan dari generasi ke generasi. Apa yang salah dalam pendidikan, lingkungan, dan keluarga kita?

Sebagai orang tua, video tersebut harus bisa memosisikan diri bagaimana menjadi orang tua pelaku, dan bagaimana menjadi orang tua korban. Masing-masing memiliki emosi yang berbeda. Ada kemarahan, penyesalan dan kekhawatiran. Sebagai pendidik, video itu harus menyadarkan bahwa pendidikan, terutama budi pekerti belum tertanam. Sedangkan bagi pihak-pihak lainnya, persitiwa itu jangan sampai menjadi tontonan umum yang kemudian bisa ditiru dan melahirkan tindakan serupa.

Persoalan pendidikan karakter adalah tanggung jawab bersama. Prilaku welas asih harus dibentuk sejak di dalam diri, di dalam rumah, didukung oleh lingkungan, dan diperkuat oleh lembaga pendidikan. Pendidikan karakter adalah proses yang tiada henti baik untuk peserta didik maupun diri sendiri. []  

Ikuti tulisan menarik Ceng Pandi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

8 jam lalu

Terpopuler