x

Iklan

Yan Okhtavianus Kalampung

Narablog dan Akademisi
Bergabung Sejak: 11 Desember 2023

Rabu, 10 Januari 2024 10:20 WIB

Meditasi Kristiani untuk Mengatasi Stress berlebihan

Bagi banyak orang, terutama di komunitas yang kuat berpegang pada agama, solusi yang sesuai dengan keyakinan mereka dianggap lebih bermakna dan efektif.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di era modern, tingkat stres dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat. Faktor-faktor seperti tekanan pekerjaan, masalah keuangan, kesulitan sosial, dan tantangan kesehatan mental telah menyebabkan peningkatan kebutuhan akan strategi penanganan stres yang efektif.

Agama dan spiritualitas memainkan peran penting dalam kehidupan banyak orang. Dalam konteks ini, kebutuhan akan pendekatan yang mengintegrasikan keyakinan spiritual dan praktik agama dalam intervensi kesehatan mental dan fisik menjadi semakin relevan. Bagi banyak orang, terutama di komunitas yang kuat berpegang pada agama, solusi yang sesuai dengan keyakinan mereka dianggap lebih bermakna dan efektif.

Mindfulness dan meditasi, sering kali terinspirasi dari tradisi Timur, telah menjadi populer di Barat sebagai metode untuk mengelola stres dan meningkatkan kesejahteraan. Namun, tidak semua individu merasa nyaman atau terhubung dengan praktik-praktik ini, terutama jika mereka memiliki latar belakang agama yang berbeda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penelitian telah menunjukkan bahwa aktivitas fisik tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik tetapi juga untuk kesehatan mental. Oleh karena itu, menggabungkan aktivitas fisik dalam program pengelolaan stres menjadi semakin populer.

Ada kebutuhan untuk mengembangkan intervensi kesehatan mental dan fisik yang lebih inklusif, yang mempertimbangkan keanekaragaman keyakinan dan praktik spiritual. Hal ini penting untuk memastikan bahwa semua individu, terlepas dari latar belakang agama atau keyakinan mereka, dapat menemukan solusi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Dengan mempertimbangkan konteks ini, artikel "Walking with God" dapat dilihat sebagai upaya untuk menjawab kebutuhan tersebut, dengan menawarkan program yang menggabungkan aspek-aspek dari tradisi Kristen dalam pengelolaan stres sehari-hari melalui meditasi dan aktivitas fisik. Program ini mencoba untuk mengisi kesenjangan yang ada dalam pilihan intervensi yang saat ini tersedia, dengan memberikan alternatif yang lebih sesuai dengan keyakinan dan praktik spiritual komunitas Kristen.

Artikel berjudul "Walking with God: Developing and Pilot Testing a Manualised Four-Week Program Combining Christian Meditation and Light-to-Moderate Physical Activity for Daily Stress" ditulis oleh Joshua Knabb, Robert Pate, Sean Sullivan, Erik Salley, Amy Miller, dan William Boyer. Artikel ini dipublikasikan dalam jurnal "Mental Health, Religion & Culture" pada tahun 2020.

Artikel ini menjelaskan tentang pengembangan dan uji coba awal program berdurasi empat minggu yang menggabungkan meditasi Kristen dengan aktivitas fisik ringan hingga sedang. Program ini dirancang untuk orang dewasa Kristen yang mengalami stres sehari-hari.

Peneliti mengidentifikasi bahwa stres merupakan pengalaman sehari-hari yang umum di abad ke-21. Berbagai metode telah digunakan untuk mengatasi stres, termasuk olahraga, doa, meditasi, dan yoga. Namun, sebagian besar intervensi ini dipengaruhi oleh praktik Timur, seperti mindfulness dan yoga. Mengingat mayoritas orang dewasa di AS mengidentifikasi diri mereka sebagai Kristen, peneliti merasa perlu mengembangkan program yang lebih sensitif terhadap kebutuhan psikologis dan spiritual orang Kristen.

Program "Walking with God" dikembangkan dengan melibatkan enam penulis dari bidang psikologi klinis dan kinesiologi, semuanya merupakan anggota fakultas di universitas Kristen dan memiliki latar belakang dalam tradisi Kristen. Program ini menggabungkan meditasi Kristen dengan aktivitas fisik ringan hingga sedang. Para peserta diajak untuk merenungkan ayat-ayat Alkitab sambil berpartisipasi dalam aktivitas gerakan dan berjalan selama 30 menit setiap hari.

Dalam uji coba awal ini, program diikuti oleh delapan orang dewasa Kristen yang berasal dari sebuah gereja mega di California Selatan. Mereka mengikuti program selama empat minggu. Hasil awal menunjukkan bahwa 75% peserta melaporkan perubahan skor dalam arah yang dihipotesiskan pada empat variabel hasil: Perceived Stress Scale (PSS), Daily Spiritual Experience Scale (DSES), Surrender Scale (SS), dan Manifestation of God in the Body Scale (MGB).

Program ini dirancang untuk menjadi sensitif terhadap kebutuhan orang Kristen, menggabungkan praktik spiritual tradisional Kristen dengan aktivitas fisik. Peneliti berpendapat bahwa program ini bisa menjadi alternatif bagi orang Kristen yang mencari intervensi yang konsisten dengan keyakinan dan praktik agama mereka untuk mengelola stres. Peneliti juga menyarankan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan desain eksperimental untuk menguji efektivitas program ini secara lebih menyeluruh.

"Walking with God" adalah program intervensi yang inovatif, menggabungkan meditasi Kristen dan aktivitas fisik ringan hingga sedang, dengan tujuan mengurangi stres sehari-hari. Program ini menawarkan pendekatan yang berbeda dan lebih sesuai dengan keyakinan dan praktik agama bagi komunitas Kristen.

Peneliti menyoroti perlunya intervensi yang lebih sensitif terhadap keyakinan dan praktik agama dalam mengatasi masalah psikologis, seperti stres, dengan mempertimbangkan kebutuhan spiritual dan kepercayaan pasien.

Ikuti tulisan menarik Yan Okhtavianus Kalampung lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB