x

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Minggu, 14 Januari 2024 17:11 WIB

Tiga Kualitas Kepemimpinan

Pemimpin Indonesia harus memiliki kemampuan hebat. Apa saja kemampuan yang harus dimiliki? Inilah tiga di antaranya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono

Intro

 

Kita orang Indonesia sedang menantikan pemilihan umum pada tahun 2024 ini. Artinya kita semua harus mampu melakukan Keputusan politik penting yaitu memilih pemimpin.  Agar keputusan itu benar kita perlu tahu konsep kepemimpinan.    

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Itulah sebabnya kita perlu belajar dari kutipan para tokoh terkemuka dengan topik kepemimpinan.  Berikut ini ada tiga kutipan kata Mutiara dari para tokoh dunia.

 

Kutipan kata mutiara

 

Margareth Thatcher adalah seorang mantan perdana Menteri Inggris yang berkuasa antara tahun 1979 sampai tahun 1990. Dia adalah perdana menteri wanita pertama di Inggris. Dan dia merupakan perdana meneteri Inggris yang memerintah paling lama di abad keduapuluh.

 

Carlos Ghosn adalah seorang pebisnis terkemuka yang pernah memimpin beberapa Perusahaan otomotif.

 

Warren G Bennis adalah seorang akademisi terkemuka dari Universitas Southern California, Amerika Serikat. Dia dikenal luas karena kajiannya tentang kepemimpinan.

 

Berikut ini kutipan mereka.

Warren G. Bennis: "Leadership is the capacity to translate a vision into reality."

Kepemimpinan adalah kemampuan menerjemahkan visi menjadi kenyataan.

 

Seorang pemimpin harus memiliki visi atau pandangan jauh ke depan tentang unit yang dipimpinnya. Itu saja tidak cukup. Dia harus mampu menjadikan visinya menjadi kenyataan.

 

Kita ambil contoh yang dekat saja, dari Indonesia sendiri.  Dua pemimpin besar Indonesia Sukarno dan Suharto bisa dijadikan contoh.  Sejak awal abad keduapuluh Sukarno sudah mengkampanyekan kemerdekaan Indonesia.  Dia juga mampu mengantar rakyat Indonesia menggapai cita cita tersebut. Suharto juga memiliki visi memajukan ekonomi Indonesia. Dia juga mampu menjadikan visinya sebagai kenyataan.

 

Timbul pertanyaan, bagaimana mereka melakukannya?   Kutipan Carlos Ghosn nyambung dengan pertanyaan ini.

 

Carlos Ghosn: "The role of leadership is to transform the complex situation into small pieces and prioritize them."

Peran kepemimpinan adalah mentransformasikan situasi rumit menjadi kecil (mudah) dan memprioritaskan mereka.

 

Kalau situasi mudah diatasi maka masyarakat tidak membutuhkan seorang pemimpin karena mereka mampu mengatasi sendiri.  Kebutuhan seorang pemimpin adalah ketika rakyat menghadapi situasi rumit.

 

Dulu rakyat Indonesia selama ratusan tahun menderita karena penjajahan.  Sudah banyak pembrontakan tapi sayangnya gagal terus. Sukarnolah orang yang mampu merubah situasi sulit itu menjadi bisa diatasi.

 

Dia menjadikan gerakan kemerdekaan itu sebagai prioritas upaya rakyat Indonesia kala itu.  Ada banyak gerakan seperti perlawanan militer, tapia da juga upaya diplomatik seperti mencari dukungan masyarakat internasional. Ada juga Upaya publikasi dengan bantuan berbagai pihak.

Akhirnya Masyarakat internasional menyadari perjuangan kemerdekaan Indonesia sehingga dukungan mengalir dari berbagai negara. Bahkan tidak sedikit orang Belanda yang bersimpati dan membantu.

 

Berbagai unsur tersebut berjuang di bidangnya masing masing dengan arahan Sukarno.  Dengan kata lain dia mampu memecah sasaran besar menjadi unit kerja kecil yang bisa dicapai oleh anak buahnya. Akhirnya sasaran besar yaitu kemerdekaan bisa dicapai.

 

Bagaimana dengan Wanita? Apakah mereka bisa memimpin? Menarik dicermati kata Margareth Thatcher berikut ini.

 

Margaret Thatcher: "Any woman who understands the problems of running a home will be nearer to understand the problems of running a country."

Siapapun wanita yang memahami masalah mengelola rumah tangga akan lebih mudah memahami masalah mengelola negara.

 

Saya kira Thatcher melihat persamaan atau kemiripan dalam mengelola keluarga dan negara.  Wanita adalah pengelola keluarga meskipun tidak bekerja kantoran.  Maka kalau Wanita memahami dan menguasai cara mengelola rumah tangga, dia akan mudah memahami cara mengelola negara.  Tentu saja dia masih harus banyak belajar.  Tapi fokus Thatcher saya kira pada persamaan prinsip pengelolaannya.

 

Oleh karena itu salah satu kriteria kepemimpinan saat ini adalah keluarga. Apabila dia berhasil mengelola keluarganya maka ada kemungkinan dia akan berhasil juga mengelola unit yang lebih besar skalanya.

 

Penutup

 

Menjadi  pemimpin memang tidak mudah. Maka Anda harus mencermati betul betul kemampuannya. Lihat apakah dia memiliki visi jauh ke depan untuk Indonesia atau daerah Anda.  Cari ahu apakah dia memiliki kemampuan memecah masaah rumit menjadi unit kecil yang bisa diatasi anak buahnya.  Cermati apakah dia memiliki rekam jejak yang membuktikan kemampuan itu. Lihat juga pengalamannya mengelola keluarga. Kalau dia memiliki ketiga kualitas tersebut dan dia sukses di masa lalu ada kemungkinan dia akan sukses juga di masa depan.  

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler