x

Santri adalah penggerak Masyarakat

Iklan

Ginar Iqro Lil Alamin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Maret 2024

Selasa, 12 Maret 2024 12:06 WIB

Aklimatisasi Pesantren Era Globalisasi

Pesantren harus bisa tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional Islam sambil beradaptasi dengan perkembangan zaman. Aklimatisasi perlu dilakukan pesantren untuk tetap relevan dan berkontribusi positif dalam pendidikan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pondok pesantren merupakan salah satu model pendidikan di indonesia yang turut andil dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul namun tangguh ditengah arus globalisasi.sejak awal sejarah didirikannya pesantren hingga kini  abad 21 pesantren tetap eksis dalam jajaran lembaga pendidikan di indonesia dengan ciri khasnya. dibandingkan dengan sistem pembelajaran nasional yang kerap ganti kurikulum ketika pergantian pemimpin pusat dibidang pendidikan dengan dalih penyesuaian kurikulum belajar dengan kebutuhan siswa, pesantren tetap bertahan dengan metode belajar tradisionalnya.

Pondok pesantren selalu merespon seiring dengan perubahan zaman, walaupun beberapa pesantren tetap bertahan dengan model pendidikan tradisionalnya, namun sebagian besar lainya bersikap kooperatif terhadap perubahan. Melihat polanya terdapat dua pola pondok pesantren dari segi metode pembelajarannya, yaitu (1) salaf dan (2) khalaf.

Pesantren salaf merupakan pesantren yang masih teguh seperti sistem awal mula pesantren berdiri dan dengan pengajaran kiab kuninnya, sedangkan pesantren khalaf adalah pesantren yang lebih kooperatif dengan perubahan dan perkembangan zaman, namun keduanya tetap memilili fungsi dan tujuan yang sama, yaitu sebagai pusat peradaban ilmu agama dan bengkel moral karakter bagi santrinya.

Langkah sistematis yang banyak digunakan pesantren kini dalam merespon globalisasi adalah dengan penataran kurikulum, dimana pesantren mengelaborasikan kurikulum nasional pada sistem pembelajaran pesantren dengan kitab kuningnya, hal ini bertujuan mengenalkan lebih dalam kepada santri tentang gambaran dunia dan alur kehidupan pasca lulus pesantren. Pesantran di era globalisasi haruslah dapat memodifikasi kultur dan refleksi antara kebutuhan masyarakat dengan tujuan pesantren sebagai pusat lembaga pendidikan berbasis islam dan pemberdayaan umat.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dipungkiri juga membawa kerusakan moral dan dedikasi akhlak, terlebih bagi SDM yang belum siap menerima arus globalisasi hanya akan menjadikan sarana mewadahi segala perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan dan norma norma masyarakat, hal ini menjadi kecemasan yang  membuat pesantren lebih berhati-hati bahkan terkesan lamban dalam merespon arus globalisasi.

Prof.Dr.K.H. Said Aqil Siroj, M.A ketua umum pengurus besar Nahdlatul Ulama periode 2010-2021 bicara tentang kemajuan teknologi digital bagi santri dalam acara wisuda santri angkatan VIII tahun 2023 Pondok Pesantren Luhur Al Tsaqafah Jakarta Selatan, beliau memaparkan bahwa “kemajuan teknologi terutama digital itu penting, tapi belum cukup kalau spiritualitas belum dibangun”. Belau melanjutkan dengan menceritakan kisah Nabi Adam AS. Ketika Nabi Adam telah diberikan ilmu intelektual yang tinggi oleh Allah SWT, tapi karena spiritualitasnya belum sempurna menjadikan Nabi Adam terlena dengan godaan iblis untuk memakan buah quldi yang dilarang, hingga akhirnya nabi adam diturunkan kebumi sebagai hukuman.

Hal ini menjadi alasan pesantren cendurng mengantisipasi arus globalisasi, artinya digitalisasi penting bagi lulusan pesantren, namun mereka harus selesai terlebih dahulu dalam urusan spiritualitasnya, dengan harapan santri akan bijak menggunakan digital dengan menggunakannya sebagai hal yang positif.

Bahkan di era globalisasi digital seperti sekarang, Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siraj, M.A. justru berencana membangun sebuah kampus yang berfokus pada pembelajaran agama, beliau akan membangun sebuah universitas dengan budaya pondok pesantren. Hal ini merupakan sebuah keyakinan bahwa santri lulusan pesantren juga tetap dapat bersaing di era globalisasi dengan tetap mempertahankan budaya yang ada di pondok pesantren.

Walaupun menjadi sebuah keidealan jika pesantren memadukan antara kurikulum nasional berbasis digital dengan metode pembelajaran pesantren, sehingga digitalisasi para santri tetap berjalan dibawah naungan spiritualitas yang ditanam di pesantren.

 

Source

http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/karsa/article/view/57/55

https://unimuda.e-journal.id/jurnalpendidikan/article/view/1110/631

https://www.youtube.com/watch?v=o1UfonSia-A&t=6809s

Ikuti tulisan menarik Ginar Iqro Lil Alamin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler