Masjid Al-Aqsa didirikan diatas reruntuhan Kuil Salomon (Sulaiman). Dimana Kuil atau Istana Salomon merupakan kiblat bagi agama Yahudi yang kini hanya tersisa sebuah tembok yang disebut Tembok Ratapan. Perlu diketahui bahwasanya Masjid Al-Aqsa baru berdiri sekitar tahun 636 Masehi di masa Khalifah (kepemimpinan) Umar bin Khattab, empat tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad. Di masa hidup Nabi, Masjid Al-Aqsa belum dibangun.
Lantas, mengapa dalam peristiwa Isra Mi'raj yang terjadi di tahun 621 Masehi dikisahkan Nabi mengunjungi Masjid Al-Aqsa dari Masjidil Haram (Mekkah) sebelum naik ke Sidratul Muntaha (langit ketujuh)? Sebenarnya Masjid Al-Aqsa yang dikunjungi Nabi bukan masjid dalam bentuk bangunan fisik. Melainkan masjid yang dimaksud bermakna tempat sujud. Tempat sujud bukan berarti harus berupa bangunan masjid secara fisikal.
Dalam Tafsir Al-Manar karya Muhammad Abduh dan Rasyid Ridla menuturkan bahwa bangsa Arab kuno sebelum turunnya agama Islam telah terbiasa menyebut tempat-tempat ibadah dengan sebutan masjid. Dengan kata lain, sebutan masjid di zaman Arab kuno digunakan untuk menyebut seluruh tempat-tempat ibadah lintas agama, tidak terbatas untuk sebutan tempat ibadah agama Islam saja. Kini sebutan masjid bergeser maknanya yang hanya dipergunakan untuk menyebut tempat ibadah agama Islam.
Maka, jika dalam Al-Qur'an terdapat ayat yang menegaskan tidak boleh menghancurkan masjid-masjid atau jangan menghalangi orang-orang yang mengunjungi masjid-masjid-Nya (QS. Al-Baqarah, 114), maka itu artinya tidak boleh menghalangi orang beribadah dalam konteks agama manapun.
Adapun kala itu Al-Aqsa yang dikunjungi Nabi adalah berupa bekas reruntuhan Kuil Salomon (Istana Sulaiman) yang pernah dihancurkan oleh bangsa Yunani tahun 586 SM di bawah kekuasaan Raja Nebukadnezar. Inilah sebenarnya yang dimaksud Masjid Al-Aqsa dalam peristiwa Isra Mi'raj. Al-Aqsa artinya "tempat yang jauh". Maksudnya jauh dari Mekkah.
Nabi berkunjung ke bekas reruntuhan Kuil Salomon yang disebut sebagai Masjid Al-Aqsa dalam peristiwa Isra Mi'raj merupakan penanda bahwa sesungguhnya agama Yahudi dan Islam adalah bersaudara. Kiblat keduanya juga dahulu satu dan sama yaitu di Al-Aqsa (bekas reruntuhan Kuil Salomon). Sebelum akhirnya kiblat agama Islam dipindahkan ke Mekah pada tahun 624 Masehi atau tiga tahun setelah peristiwa Isra Mi'raj.
Kemudian setelah Nabi wafat di tahun 632 Masehi, empat tahun setelahnya tepatnya di tahun 636 Masehi, di masa Khalifah Umar bin Khattab, barulah secara fisikal Masjid Al-Aqsa dibangun diatas reruntuhan Kuil Salomon.
Selama ini banyak orang keliru memahami Masjid Al-Aqsa yang dikunjungi Nabi Muhammad dalam peristiwa Isra Mi'raj adalah masjid sungguhan berupa bangunan. Padahal Masjid Al-Aqsa berupa bangunan fisik baru dibangun setelah sepeninggal Nabi Muhammad di masa Khalifah Umar.
Hudhurul Qolby Panphila
17 April 2024
Ikuti tulisan menarik Hudhurul Qolby Panphila lainnya di sini.