Pemuda Karang Taruna Maospati, Magetan, Peduli Difabel

Minggu, 8 September 2024 07:59 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tiga pemuda Karang Taruna Tunas Patria Kelurahan Maospati - Kabupeten Magetan ikut memberdayakan difabel di SLB Paedagogia Maospati. Pemberdayaan tersebut dilaksanakan oleh Universitas Katolik Darma Cendika (UKDC) Surabaya dengan thema pemanfaatan bambu sebagai komponen kursi. Pemberdayaan melalui pelatihan diberikan kepada siswa difabel berupa pembuatan komponen kursi menggunakan bambu yang di-bending agar terbentuk lengkungan sesuai cetakan. Ketiga Pemuda Karang Taruna tersebut hadir mendampingi siswa difabel saat dilaksanakan pelatihan. Siswa difabel merasa senang dengan kehadiran mereka karena aktivitas siswa difabel dapat dibantu serta diberi arahan untuk melakukan proses produksi dengan benar. Pelatihan tersebut diselenggarakan melalui pendanaan dari Hibah PkM Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemendikbud Ristek Dikti) tahun 2024.

Maospati - Kabupaten Magetan, 

Difabel merupakan individu yang memiliki keterbatasan terhadap aktivitas layaknya individu lainnya. Keterbatasan tersebut bisa berupa fisik maupun mental yang secara langsung akan berdampak pada aktivitas.  Mereka bukanlah tidak mampu namun membutuhkan pendampingan khusus agar mampu beraktifitas dengan baik.  Kemampuan difabel terpendam, namun akan muncul manakala mereka didampingi non-difabel untuk melakukan aktifitas tertentu. 

Keunikan inilah yang menjadi perhatian non-difabel untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan agar muncul sebagai passion difabel. Pelatihan dan pemberdayaan menjadi metode yang efektif untuk memunculkan telenta difabel yang pada akhirnya akan berdampak pada kemandirian.  Meskipun difabel sulit untuk mandiri, namun setidaknya mereka akan bermanfaat bagi orang lain. 

Bermanfaat bagi orang lain yang dimaksud adalah terjadi kolaborasi non-difabel dengan difabel dalam sebuah aktivitas bersama. Sinergitas yang terjadi dari kolaborasi tersebut mampu menghasilkan sebauh karya yang bernilai.  Pemahaman ini yang mendorong tiga Pemuda Karang Taruna Tunas Patria Kelurahan Maospati Kabupaten Magetan tergerak hatinya untuk ikut mendampingi siswa difabel di SLB Paedagogia Maospati.  Secara langsung mereka terjun dan hadir mendampingi siswa difabel dalam mengikuti pelatihan. Pelatihan tersebut sebagai upaya pemberdayaan siswa difabel melalui pengenalan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang dikembangkan oleh tim dosen dari Universitas Katolik Darma Cendika (UKDC) Surabaya. 

Pelatihan dan pemberdayaan tersebut mengangkat thema pemanfaatan bambu sebagai komponen kursi.  Teknik yang digunakan dalam pembuatan komponen kursi tersebut adalah teknik  bending melalui proses laminasi. 

Kehadiran Yogi Yulian Fatrico, Abdilah Akbar Ramadhani serta Nur Prihantoro, sangat membantu siswa untuk memahami dan melakukan aktifitas proses produksi yang benar. Pelatihan ini dilakukan bukan hanya siswa dapat mengerjakan, namun penekanan pada memahami Syarat, Operasional dan Prosedur (SOP) yang telah dikembangkan oleh Tim dosen. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Proses produksi dikembangkan khusus untuk difabel, sehingga penyedarhanaan tahapan proses produksi disesuaikan dengan kemampuan difabel.   Sebagai pemuda karang taruna, mereka sadar adanya pemuda yang memiliki kemampuan yang berbeda dengan mereka.  Hal ini perlu diapresiasi dan menjadi teladan bagi pemuda lain untuk peduli terhadap lingkungan khususnya mereka yang difabel.

Pada Pelatihan tersebut, siswa difabel mendapatkan pengetahuan dari awal proses persiapan bahan hingga perakitan komponen menjadi kursi. Dengan peralatan dan mesin yang telah dimiliki SLB Paedagogia Maospati, siswa didampingi tim dosen, mahasiswa, guru serta pemuda karang taruna bersinergi untuk menghasilkan produk kursi.  Keterbatasan difabel bukan menjadi halangan bagi mereka untuk tidak mampu.  Dari tujuh tahapan proses produksi yang lakukan, difabel dapat menunjukan kemampuannya untuk berperan dan mengerjakan tahapan proses produksi. 

Kolaborasi antara difabel dengan non-difabel yang diterapkan dalam metode pemberdayaan ini memberi pembagian proporsi kerja lebih besar pada non-difabel.  Tujuan pembagian proporsi kerja ini agar tidak terjadi kecelakaan kerja pada difabel.  Kemampuan non-difabel dengan kematangan emosional, logika, serta kemampuan fisik yang baik akan berperan sebagai mitra kerja yang terus mendampingi difabel.  Selain itu penggunaan mesin kerja yang memiliki resiko kerja akan dikerjakan oleh non-difabel.

Tahapan proses Produksi berjalan lancar, pelatihan bukan sebagai ajang mengajari melainkn sebagai mitra kerja yang saling bersinergi.  Pendampingan serta perbaikan kesalahan prosedur kerja yang dilakukan difabel, langsung diperbaiki agar siswa difabel secara langsung paham mengenai proses kerja yang benar.  Pada akhir pelatihan produk kursi berhasil dirakit dan siap digunakan, tidak ditemukan kendala yang berarti dalam proses produksi.

Senyum ceria siswa melihat kerja mereka menghasilkan kursi yang estetik dan dapat digunakan untuk duduk.  Qobri yang aktif mengikuti semua tahapan proses menunjukan senyum yang menawan manakala duduk dikursi tersebut, kemampuan komunikasi yang terhambat, namun memiliki semangat untuk mengerjakan semua tahapan proses dengan baik. Demikian pula teman-teman lainnya meskipun sulit untuk berkata-kata namun dari raut wajah dan tingkah laku mereka menunjukan keceriaan setelah tahu hasil kerja mereka.

Pada kesempatan pelatihan ini, diharapkan kedepannya karang taruna Tunas Patria dapat terus peduli terhadap difabel. Kami bangga dan merasa haru melihat kegigihan difabel mau berlaih dalam keterbatasan. Semoga kami dapat terus mendampingi difabel pada kesempatan yang akan datang sehingga semakin banyak difabel yang diberdayakan, ungkap Nur Prihantoro selaku pengurus karang taruna bidang pendidikan.  

Diharapkaan pada kesempatan selanjutnya, karang taruna dapat ikut mendampingi pelatihan yang dilaksanakan UKDC ditempat lain sehingga akan memberikan manfaat bagi difabel. Pelatihan dan pemberdayaan difabel ini dapat terlaksana didanai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi (Kemendikbud Ristek Dikti) melalui Hibah Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) tahun anggaran 2024, ungkap  Stefanus Prabani Setio selaku ketua Tim dosen. 

Sebagai Kepala SLB Paedagogia Maospati, Oktavia Prih Kawedar merasa tertantang untuk terus mengembangkan IPTEK yang telah diberikan kepada siswa serta transfer pengetahuan kepada guru. Beliau berkata bahwa sejak tahun 2023 UKDC sudah bermitra dengan sekolah kami untuk pengembangan IPTEK tetang bending triplek. Tahun 2024 dilanjutkan dengan bending bambu. Dampak pelatihan telah membawa siswa kami Qobri berhasil memenangkan juara pertama kompetisi Kriya Kayu yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan.  Kami berterima kasih kepada Kemendikbud Ristek Dikti yang telah memberi hibah peralatan dan mesin untuk melengkapi laboratoriun dan bengkel Kriya Kayu di sekolah kami.

Hal senada diungkapkan Triyono selaku Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan Paedagogia, beliau akan mendukung sekolah yang dibina yayasan agar terus mengembangkan IPTEK yang telah diberikan oleh Tim dosen UKDC Surabaya. Selanjutnya juga berterima kasih kepada Kemendikbud Ristek Dikti yang berkenan memperhatikan SLB yang berada di Kabupaten Magetan. Tak lupa beliau berpesan kepada pemuda karang taruna untuk terus bersinergi dengan difabel untuk aktifitas yang positif.

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Dr. Stefanus Prabani Setio HBP.

Penulis Indonesiana

3 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler