Penulis, aktivis, sociopreneur.\xd\xd Menyuarakan nalar kritis dan semangat mandiri dari pesantren ke publik digital #LuffyNeptuno
Membaca Arah Baru Permendikdasmen No. 13 Tahun 2025
Sabtu, 2 Agustus 2025 09:52 WIB
Angin segar pendiidkan. AI dan coding masuk kurikulum, kepramukaan tetap wajib, dan struktur belajar makin efisien.
***
Dunia pendidikan Indonesia kembali mengalami pembaruan strategis melalui lahirnya Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen) Nomor 13 Tahun 2025. Meskipun tidak melakukan reformasi total terhadap kurikulum, regulasi ini membawa sejumlah penyesuaian penting yang patut disambut dengan antusias dan kewaspadaan.
Regulasi ini menjadi penanda arah baru pendidikan yang lebih adaptif terhadap perubahan zaman, terutama dalam merespons kebutuhan kompetensi abad ke-21 dan kemajuan teknologi. Dengan mengintegrasikan keterampilan digital, memperkuat pembelajaran mendalam, hingga mempertahankan karakter kebangsaan melalui kegiatan kepramukaan, pendidikan Indonesia tengah bertransformasi menuju wajah yang lebih relevan dan tangguh menghadapi masa depan.
1. Fokus pada Pembelajaran Mendalam: Tak Sekadar Menghafal
Permendikdasmen No. 13 Tahun 2025 menekankan paradigma baru dalam proses belajar: pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning). Tujuan utamanya bukan sekadar penguasaan informasi, tetapi pemahaman konsep yang utuh, kemampuan berpikir kritis, dan refleksi yang mendorong siswa menjadi pembelajar sejati.
Alih-alih mengejar banyak materi, pendekatan ini menekankan pemahaman bermakna dan aplikatif, sehingga siswa lebih siap menghadapi persoalan kompleks di dunia nyata. Hal ini juga mendorong guru untuk tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga fasilitator dalam proses berpikir dan pembentukan karakter.
2. Koding dan Kecerdasan Artifisial Masuk Sekolah
Salah satu terobosan paling menonjol dari regulasi ini adalah masuknya mata pelajaran pilihan “Coding dan Kecerdasan Artifisial (AI)”. Mata pelajaran ini akan mulai diterapkan secara bertahap pada kelas 5 SD, kelas 7 SMP, dan kelas 10 SMA/SMK mulai tahun ajaran 2025–2026.
Langkah ini sejalan dengan kebutuhan masa depan, di mana teknologi digital menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Kemampuan memrogram, memahami logika algoritma, serta berpikir komputasional menjadi bekal penting bagi generasi muda dalam menghadapi dunia kerja yang makin terdigitalisasi dan berbasis inovasi.
3. Struktur Kokurikuler Lebih Ringkas dan Efisien
Permendikdasmen ini juga melakukan penyederhanaan struktur kokurikuler, yaitu kegiatan belajar di luar mata pelajaran inti. Alokasi waktunya disesuaikan agar lebih fokus dan tidak membebani siswa secara berlebihan.
Sekolah didorong untuk mengintegrasikan kegiatan kokurikuler dengan pembelajaran berbasis proyek dan tematik, sehingga siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga keterampilan kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah secara nyata.
4. Kepramukaan Tetap Wajib, Karakter Tetap Jadi Tulang Punggung
Hari Ikrar Gerakan Pramuka
Meski banyak hal mengalami perubahan dan penyesuaian, ada yang tidak berubah: ekstrakurikuler kepramukaan tetap diwajibkan. Bahkan, bila tidak ada pramuka, satuan pendidikan diminta menyelenggarakan kegiatan kepanduan serupa.
Alasannya jelas. Di tengah derasnya arus digitalisasi, pendidikan karakter harus tetap menjadi fondasi. Kepramukaan dinilai efektif dalam menanamkan nilai-nilai gotong royong, kedisiplinan, tanggung jawab, dan kecintaan terhadap tanah air – nilai-nilai yang sesuai dengan Pancasila sebagai dasar pendidikan nasional.
5. Dari Profil Pelajar Pancasila Menjadi Profil Lulusan
Ada pula perubahan istilah penting dalam regulasi ini: “Profil Pelajar Pancasila” kini disebut “Profil Lulusan”. Perubahan ini bukan sekadar kosmetik, tapi mempertegas orientasi pendidikan.
Istilah "Profil Lulusan" lebih menekankan pada hasil akhir dari proses pendidikan, yaitu siswa yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak, tangguh, mampu bersaing di tingkat global, dan tetap memegang nilai-nilai kebangsaan.
Kesimpulan: Melangkah ke Masa Depan tanpa Meninggalkan Akar
Permendikdasmen No. 13 Tahun 2025 bukanlah revolusi besar-besaran dalam kurikulum, tetapi sebuah penyesuaian strategis yang cerdas dan terukur. Ia menjadi jembatan antara tantangan masa kini dan kesiapan menghadapi masa depan, tanpa melepaskan akar nilai-nilai luhur bangsa.
Dengan memperkuat pendekatan pembelajaran mendalam, membuka ruang bagi keterampilan masa depan seperti coding dan AI, serta menjaga karakter melalui kepramukaan, pendidikan Indonesia sedang bersiap melahirkan lulusan berkelas dunia yang berakar kuat pada jati diri nasional.
Ditulis oleh : Lutfillah Ulin Nuha

Sociopreneur | Founder Neptunus Kreativa Publishing
8 Pengikut

Peringatan Maulid Nabi dan Male Telur di Ahuhu
1 hari laluBaca Juga
Artikel Terpopuler