x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Ujian Kepemimpinan di Saat Krisis

Situasi krisis merupakan momen ujian kepemimpinan. Seorang pemimpin akan dikenang bila ia mampu membawa masyarakatnya keluar dari krisis dengan selamat.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Nobody but radicals have ever accomplished anything in a great crisis.
--James A. Garfield (Jenderal dan Presiden AS ke-20, 1831-1881)

 

Kualitas kepemimpinan seseorang dapat dicermati pada saat krisis terjadi, apapun ragam krisis itu: politik, ekonomi, bencana alam, wabah penyakit, kerusuhan, dll. Para ahli manajemen dan kepemimpinan bersepakat, situasi krisis membutuhkan kualitas kepemimpinan yang amat berbeda dari situasi normal. Di saat krisis, situasi dapat berubah tiba-tiba dengan cepat, bahkan mungkin cenderung kian tidak terkendali. Ini sebuah tantangan yang sangat besar.

Kemampuan bertindak cepat dan tepat, tetapi bukan terburu-buru atau tergopoh-gopoh, membutuhkan kepekaan dalam menangkap perubahan situasi. Keinginan dan tuntutan yang mungkin saja berbeda-beda dan datang dari berbagai arah sudah pasti meningkatkan tekanan terhadap pemimpin. Sebagian besar orang menuntut pengambilan keputusan yang cepat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam situasi seperti itu, tetap diperlukan kejernihan berpikir dan ketenangan dalam mengambil keputusan. Kelompok penekan kerap memakai taktik ‘beri tekanan terus-menerus yang secara bertahap meningkat hingga akhirnya pengambil keputusan letih’. Di saat letih itulah, bila pemimpin mengambil keputusan, boleh jadi akan terjadi blunder. Dalam politik dan bisnis, trik seperti ini lazim digunakan agar ‘lawan politik atau pesaing bisnis’ melakukan kesalahan.

Namun, bagi pemimpin yang kerap dipersepsikan gamang, situasi krisis dapat menjadi pentas untuk memperlihatkan bahwa ia pemimpin yang decisive. Ia dapat menunjukkan keberanian dalam menempuh langkah-langkah yang menegangkan untuk mengambil keputusan di tengah krisis. Inilah yang kerap disebut sebagai ‘momen kepemimpinan’. Di saat banyak orang berada di ambang keputusasaan, ia dengan tenang dan tegas mengatakan, “Mari kita selesaikan masalah ini.” Ia mengajak timnya untuk fokus pada apa yang dapat dikerjakan.

Perubahan yang cepat, yang sangat mungkin diikuti oleh eskalasi persoalan, menuntut kemampuan pengendalian situasi. Penting bagi pemimpin untuk menunjukkan bahwa ia betul-betul memahami keadaan, memperoleh informasi yang benar, dan mampu mengendalikan situasi. Masalahnya, dalam situasi krisis, informasi yang keliru (misinformasi) dan informasi yang diselewengkan (disinformasi) datang silih berganti. Kelompok-kelompok yang berusaha mengambil keuntungan dari situasi krisis akan cenderung menyelewengkan informasi.

Pengendalian situasi hanya dimungkinkan bila pemimpin mengendalikan sumber daya yang diperlukan serta menguasai jalur-jalur yang memungkinkannya memperoleh informasi yang benar. Kemampuan komunikasi merupakan bagian krusial bagi pengambilan keputusan yang benar dan penyampaian informasi kepada pihak-pihak terkait (interest stakeholders) maupun masyarakat luas.

Dalam situasi krisis, pemimpin dituntut untuk tetap mampu melihat dengan jernih ke arah mana situasi krisis akan bergerak. Penguasaan terhadap informasi yang benar menjadi bekal untuk memahami arah pergerakan krisis, sedangkan penguasaan atas berbagai sumber daya memungkinkan pemimpin untuk mengarahkan penyelesaian krisis menurut perspektif yang ia miliki.

Menyediakan perspektif merupakan peran lain yang harus dimainkan pemimpin dalam situasi normal, terlebih lagi dalam situasi krisis. Wawasan yang menyeluruh terhadap situasi, arah pergerakan krisis, dan seperti apa penyelesaian akan ditempuh adalah bagian dari perspektif yang dibutuhkan. Tanpa memiliki tujuan yang jelas, kita bisa tersesat. Tanpa mengetahui cara agar sampai kepada tujuan, kita tidak akan pernah sampai meskipun tujuan itu sudah di depan mata.

Sebagian pemimpin mungkin saja ia kehilangan pijakan karena informasi yang terbatas, keliru, atau dikelirukan. Bila basis informasi terbatas dan keliru, perspektif yang dibangun pun jelas keliru. Perspektif menyeluruh itu mencerminkan nilai-nilai yang dipegang oleh pemimpin. Jika nilai-nilai ini tidak diterima oleh masyarakat, perspektif penyelesaian krisis itupun akan ditolak. Berbagai tekanan terhadap pemimpin menjadi ujian bagi integritas dan keteguhan dalam memegang nilai-nilai ini.

Situasi genting kerap kali menurunkan kepercayaan masyarakat kepada pemimpin yang tidak mampu bertindak efektif. Di tengah krisis, harapan bisa memudar, bahkan kecurigaan bisa muncul. Padahal, kepercayaan dan harapan merupakan fondasi mental yang sangat penting bagi masyarakat untuk keluar dari situasi krisis.

Memulihkan kepercayaan dan memelihara harapan menjadi bagian tugas pemimpin dalam situasi krisis. Tanpa fondasi ini, semakin sukar mengajak masyarakat untuk keluar dari krisis dan memulihkan keadaan. Pemimpin harus lebih peka dalam memahami apa yang dikehendaki masyarakat. Harapan harus dipelihara dengan membuat masyarakat merasakan kehadiran pemimpin melalui komitmen yang diperlihatkan dengan sungguh-sungguh untuk menyelesaikan krisis.

Tentu saja, setiap pilihan punya risiko, dan di saat krisis, risiko dari sebuah pilihan boleh jadi sukar dikalkulasi secara tepat. Dibutuhkan keberanian, ketenangan, dan sikap positif dalam mengambil keputusan. Pemimpin mungkin tidak memiliki seluruh informasi yang diperlukan, tapi keputusan harus diambil.

Akhirnya, warisan kepemimpinan seseorang akan dinilai dari seberapa baik ia mempersiapkan dan menavigasi masyarakat dalam melewati krisis. Ia akan dikenang karena kemampuannya dalam menyelesaikan krisis secara substansial. Untuk itu diperlukan tiga kompetensi kepemimpian yang esensial, yaitu envision (memimpin dari sisi strategi), engage (memimpin dengan melibatkan masyarakat), dan execute (memimpin untuk mentransformasikan perubahan). Ketiga unsur ini dibutuhkan oleh pemimpin efektif dalam melewati krisis. (sbr foto: straightalkpodcast.com) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB