x

Iklan

Agus Supriyatna

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kisah Mantan Intel yang Tak Terlacak Google

Benar saja, nama Soedarmo nyaris tak ada di mesin pencari Google.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pada Rabu malam, 22 Desember 2013, Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri, Soedarmo, mengundang para wartawan yang biasa meliput di Kementerian Dalam Negeri, beramah tamah sembari makan malam. Di acara ramah tamah itu, Soedarmo, mantan petinggi Badan Intelijen Negara tersebut bercerita, bahwa sebagai seorang intel, dia biasa bekerja tanpa jejak alias bekerja dalam senyap.
 
Jadi, ia tak terbiasa tampil bicara ke depan. Karena itu, dia merasa masih kagok bila kemudian diwawancara wartawan, apalagi bila kemudian ada kamera yang menyorotnya. Bukan berarti dia sombong. Namun, kebiasaan di dunia intel masih melekat kuat, dan tentunya butuh penyesuaian dengan posisi barunya sebagai seorang Dirjen. 
 
"Mohon maaf, bila saya masih kagok disorot kamera, bukan sombong, bukan maksud seperti itu," katanya.
 
Lewat acara ramah tamah itu, ia bermaksud ingin kenal dengan dengan para awak media. Sehingga, kedepan dia tak canggung lagi bila dikerubuti para pencari berita. 
 
Setelah itu Soedarmo mengajak para wartawan untuk bernyanyi. Satu grup pemusik, terdiri dari satu pemain piano atau organ tunggal, dan dua penyanyi, sudah disiapkan di acara itu. 
 
" Saat ada acara di KPU saya sudah berjanji, setelah Pilkada serentak selesai, saya mau ajak para wartawan refreshing. Lupakan pekerjaan dulu, mari kita santai-santai dengan menyanyi. Semua wartawan harus menyanyi yah," katanya. 
 
 
Ia pun berharap, lewat acara nyanyi bareng, dia bisa kian akrab dengan para kuli tinta. Soedarmo lalu menyanyi. Dua lagu ia lantunkan sebagai pembuka acara. Setelah itu, dia mendaulat Pak Acho Maddaremmeng, Kabid Humas Kementerian Dalam Negeri yang ia sebut selalu 'memaksa' dia untuk berani tampil ke muka publik.
 
Pak Acho yang didaulat untuk nyanyi pun beranjak dari tempat duduknya untuk menyanyi. Sebelum menyanyi, Pak Acho mengucapkan beberapa patah kata. 
 
" Pak Soedarmo ini adalah seorang intel. Nah Pak, para wartawan ini pernah mengatakan, kok di internet, di google, kok susah nyari nama bapak. Tapi sekarang yakinlah, nama bapak pasti banyak muncul di google setelah jadi Dirjen," kata Pak Acho.
 
Ya, saya sendiri memang merasakan, saat awal-awal pertama Soedarmo jadi Dirjen, saya coba searching nama dia, untuk sekedar mengetahui latar belakang sebelum dia jadi pejabat di Kementerian Dalam Negeri. Benar saja, nama Soedarmo nyaris tak ada di mesin pencari Google. Tak seperti pejabat militer lainnya, profilnya gampang dicari via Google, terutama lewat situs Wikipedia.  Tapi sekarang, setelah jadi Dirjen, namanya mulai muncul di Google, karena pernyataan dia memang sering dikutip oleh banyak media. 
 

 

Ikuti tulisan menarik Agus Supriyatna lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler