x

Iklan

Wulung Dian Pertiwi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Tentang Kebenaran (Bagian 1 Belajar dari Erin)

Sinopsis film lama yang semoga menyemangati para pencari kebenaran

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Banyak kebenaran ditutupi di atas bumi, tapi tidak menjadikannya surut. Entah dengan cara bagaimana, di banyak perjalanan, kebenaran akhirnya menunjukkan wujudnya. Maka mereka yang berpihak pada kebenaran tak pernah gentar ditantang zaman, karena waktu justru karibnya. ‘Sahabat kebenaran adalah masa’ sepertinya bukan sekedar slogan menurut saya. Kita bisa membuktikan ini dari banyak rekaman kehidupan tempat kita berkaca, umpamanya film, yang lahir dari kehidupan asli, semisal dokumenter atau semi dokumenter. Total fiksipun jika memuat keseharian, film layak disimak untuk diambil sarinya dalam menyemangati perjuangan demi kebenaran.

Dari banyak film, saya terinspirasi beberapa judul tentang kebenaran yang akhirnya menemukan jalannya meski ditutupi. Dua yang terfavorit adalah Erin Brockovich dan The Help. Kebetulan keduanya bertokoh sentral perempuan, mungkin karena saya juga perempuan. Film Erin beralur persis kejadian asli, sedangkan The Help cerita rekaan tetapi dengan latar yang pernah sungguh terjadi yaitu Missisipi, Amerika Serikat, 1960an, ketika kota itu bergolak karena pertentangan ras dan warna kulit. Tulisan dalam judul ini adalah sinopsis sekedar berkilas balik untuk menyemangati siapa saja yang memilih menyuarakan kebenaran.

Erin Brockovich

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

We were all sitting out at lunch and Beth just stuck on her hand out and said....ball.”

Erin menangis mendengar itu dari percakapannya dengan Goerge melalui telepon seluler sambil masih mengemudikan mobilnya menuju pulang pada dini hari bahkan menjelang pagi. Beth adalah putri kecil Erin yang siang tadi mengucapkan kata pertamanya, ‘bola’. Erin melewatkan momen itu. Sedih dan haru lumrah dirasakan seorang Ibu yang tidak bisa menjadi saksi masa penting kehidupan anak-anaknya, termasuk saat mereka mengucapkan kata pertama.

Demi keyakinannya saat itu, Erin berkali dihadapkan pada kenyataan berat dan pilihan-pilihan sulit, salah satunya tidak berada di tengah ketiga anaknya yang masih kecil Matthew 7 tahun, Katie 6 tahun, dan Elisabeth atau Beth 8 bulan. Tidak ada yang lebih berat bagi seorang Ibu selain harus menyerahkan pengasuhan anak-anaknya pada orang lain, menurut saya. Dan karena saya juga seorang Ibu, beberapa kesempatan menyaksikan kembali film Erin Brockovich selalu membuat saya meneteskan ari mata pada bagian tadi.

Berkali ditampilkan perjuangan Erin, dari mengejar keyakinan menemukan kebenaran, sampai usaha menjalankan peran sebagai orang tua tunggal atas tiga anaknya. Masih satu lagi perjuangan berat Erin dalam film ini yaitu soal percintaannya dengan Goerge, sang kekasih. Erin berusaha mempertahankan George setelah pernikahannya yang terdahulu gagal. Pada George, Erin berkali memohon agar dipahami keyakinannya untuk berjuang atas nama pencarian keadilan dan kebenaran sekaligus berarti George harus mau tinggal.

Pertentangan ego hebat dilalui George, karena dia lelaki dan karena jiwa bebasnya sebagai biker (bagian sebuah kelompok pengendara motor), dihadapkan pada pilihan harus tinggal demi pernyataan cintanya pada perempuan terkasih. George sempat pergi. Erin ditinggalkan. Tapi akhirnya cinta menjadi pemenang. George kembali untuk mendampingi Erin memperjuangkan keyakinannya pada kebenaran.

Selain sisi feminin yang berhasil dieksploitasi dan memberi warna cerita dari awal hingga akhir, film lama ini akan kuat berpengaruh karena berdasar kisah nyata. Bumbu lain, Erin Brockovich asli, tokoh yang mengilhami cerita, ikut bermain melakonkan pelayan bar, sementara sosoknya diperankan baik oleh aktris langganan piala, Julia Roberts. Film Erin Brockovich berhasil meraih banyak penghargaan pada banyak festival salah satunya memenangkan Oscar tahun 2001 kategori pemeran utama wanita.

Film Erin Brockovich menceritakan perjuangan perempuan itu, yang mencatat sejarah hukum di Amerika Serikat sebagai pemenang gugatan perdata dengan nominal terbesar sampai saat film itu tayang pada tahun 2000. Erin berhasil memenangkan gugatan sebesar 333juta $ US menghadapi PG&E (Pacific Gas and Elektrik) sebuah perusahaan raksasa listrik dan gas alam di Amerika. Perusahaan ini sudah berdiri sejak 1905 dan merupakan pemasok terbesar kebutuhan listrik warga negara tersebut. Dengan uang hasil gugatan, Erin bukan saja menyelamatkan firma hukum tempatnya bekerja, tetapi mendapat bonus besar, sekaligus menyelamatkan banyak nyawa. Setelah warga menerima pembagian hasil gugatan, banyak yang diantaranya kemudian melakukan pengobatan dengan lebih layak sampai mencapai kesembuhan. Keluarga-keluarga yang semula hancur harapan hidupnyapun seperti kembali menemui terang dengan dana cukup untuk menata kembali segalanya.

Di kehidupan sebenarnya, pada kisaran 1991, Erin mencurigai catatan kesehatan warga Hickley, California, dari file gugatan warga yang disimpan firma hukum tempatnya bekerja. Erin yakin penderitaan warga karena kecurangan sebuah perusahaan besar. Dari perjuangan panjang dan berat, Erin meyakinkan warga untuk mengajukan gugatan bersama hingga jumlah penggugat yang awalnya hanya 77 meningkat menjadi 634 orang, sekaligus dengan penuh liku Erin berhasil ‘memaksa’ firma hukum tempatnya bekerja tetap mendampingi warga, meski dalam kondisi keuangan menjelang ‘sekarat’.

Setelah beberapa tahun proses, pengadilan negara memutuskan PG&E bersalah karena terbukti menggunakan hexavalent chromium atau khromium 6 sebagai pelapis dinding bak pendingin menghindari karat. Khromium 6 satu jenis zat beracun yang sebenarnya terlarang digunakan dan menjadi penyebab kanker yang akhirnya banyak diderita warga Hickley. Air tanah yang menjadi sumber kebutuhan warga sehari-hari tercemar zat tersebut dari kolam pembuangan limbah PG&E yang ternyata juga dibangun tidak sesuai prosedur karena tanpa sekat memadahi sehingga menyebabkan kebocoran atau perembesan cairan limbah pada tanah.

Erin asli saat ini membangun lembaga donor membantu korban pelanggaran hukum di Amerika Serikat, dengan menyalurkan donasi maupun memberi pendampingan dalam proses peradilan secara cuma-cuma. Sebuah kutipan Erin Brockovich, “If you follow your heart, if you listen to your gut, and if you extend your hand to help another, not for any agenda, but for the sake of humanity, you are going to find the truth.”

So, let’s find the truth.

Ikuti tulisan menarik Wulung Dian Pertiwi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler