x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Menghitung Peluang Konspirasi secara Matematis

Melalui persamaan matematika, David Grimes menghitung peluang suatu konspirasi terbongkar, bila konspirasi itu memang ada.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 
“Orang-orang menyukai teori konspirasi.”

--Neil Armstrong (Astronot, 1930-2012)

 

Percayakah kamu bahwa Neil Armstrong dan Edwin Aldrin merupakan dua manusia pertama yang menjejakkan kaki di Bulan pada 1969? Mereka yang tak percaya beranggapan bahwa publikasi foto Armstrong dan Aldrin adalah bagian dari konspirasi untuk memanas-manasi Uni Soviet. Dengan demikian, masyarakat dunia akan menganggap AS lebih unggul dalam program angkasa luar.

Bagaimana dengan pembunuhan John F. Kennedy, presiden AS ke-35 pada 1963? Benarkah Lee Harvey Oswald harus bertanggungjawab atas kematian Kennedy? Pendukung teori konspirasi beranggapan bahwa Oswald tidak sendirian. Salah satu buktinya, Oswald dibunuh sebagai upaya untuk memutus mata rantai dan menutupi jejak konspirator lainnya.

Jajak pendapat ABC News pada 2003 (tempo.co, 2013) menemukan 70 persen warga AS percaya bahwa kematian Kennedy adalah ‘hasil plot, bukan tindakan pembunuh tunggal’. Sebanyak 51 persen percaya Oswald tidak bertindak sendiri dan 7 persen percaya Oswald tidak terlibat sama sekali dalam pembunuhan itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sejak kematian Kennedy, telah lebih dari 2.000 buku ditulis tentang pembunuhan Kennedy, banyak yang mendukung teori konspirasi. Tapi alangkah tidak mudahnya membuktikan bahwa kebenaran konspirasi di balik peristiwa di Texas itu, sebagaimana tidak mudah meyakinkan banyak orang bahwa Oswald pelaku tunggal. Ada kecenderungan umum untuk memercayai bahwa peristiwa dan relasi kuasa tertentu dimanipulasi secara rahasia oleh kelompok dan organisasi yang tak terlihat.

Para pendukung teori konspirasi punya alasan tersendiri dalam memahami peristiwa tertentu, meskipun mereka juga kesulitan untuk membuktikan kebenaran teori mereka. Salah satu sebabnya ialah kerumitan jejaring konspirasi itu, yang melibatkan banyak orang dan lembaga, itupun bila jejaring tersebut memang benar ada. Karena itu, mereka yang menolak teori konspirasi menyebut skenario persekongkolan jahat itu mengada-ada.

David Robert Grimes, peneliti pascadoktoral di Universitas Oxford, Inggris, dan akrab dengan teori konspirasi, menawarkan pendekatan yang berbeda untuk melihat sejauh mana konspirasi itu mungkin terjadi. Setiap konspirasi, kata Grimes seperti dikutip berbagai media Inggris, mensyaratkan sesuatu yang penting, yakni rahasia dan kerahasiaan.

Grimes menyusun persamaan matematika untuk menghitung nilai probabilitas keberhasilan suatu teori konspirasi. Variabel yang dilibatkan dalam penghitungan ini adalah jumlah konspirator yang terlibat, rentang waktu rahasia itu tetap terjaga, serta kemungkinan konspirator membocorkan rahasia. Tulisan Grimes mengenai isu ini dipublikasikan di jurnal online Plos One.

Grimes mencoba persamaannya itu pada empat narasi yang umum diyakini ada unsur konspirasi di dalamnya, yaitu pendaratan astronot Apollo 11 di bulan pada 1969, perubahan iklim oleh manusia, penyembunyian obat kanker dari publik, dan ketidakamanan vaksin bagi anak-anak. Banyak orang percaya bahwa Armstrong tidak pernah menjejak permukaan Bulan dan kabar pendaratan di bulan itu hanya tipuan belaka, bahwa perubahan iklim akibat ulah manusia itu tidak nyata, bahwa perusahaan farmasi menyembunyikan obat kanker, dan bahwa vaksinasi itu tidak aman bagi anak-anak.

Dengan persamaan itu, Grimes menghitung berapa lama rahasia yang bersifat konspiratif itu akan mampu bertahan, mengingat konspirasi melibatkan banyak orang dan lembaga, ada kemungkinan bocor dari dalam (baik disengaja maupun kecelakaan), dan seberapa besar upaya untuk menjaga agar semua rahasia itu tetap tersembunyi.

Dengan menggunakan data jumlah pekerja NASA pada masa puncaknya, tahun 1965, (411 ribu orang), dan adanya kemungkinan bahwa mereka yang terlibat akhirnya mati, maka ‘kebohongan mengenai pendaratan di bulan’ itu hanya akan bertahan kurang dari 4 tahun. Bahkan, untuk skenario terbaik, jumlah terkecil orang yang terlibat di mana kebocoran rahasia dapat terjadi adalah 650 orang. Semakin sedikit orang yang terlibat dalam konspirasi, semakin lama rahasia itu terbongkar dan semakin sukar membuktikan kebenaran adanya konspirasi—jika konspirasi ini memang benar ada.

Dalam kasus lain, yakni mengenai perubahan iklim, Grimes memodifikasi persamaannya dengan memasukkan konspirator tambahan. Hasil perhitungan Grimes, apabila hanya ilmuwan yang terlibat saja yang mengungkapkan rahasia itu, ‘kebohongan mengenai perubahan iklim’ akan bertahan hampir 27 tahun. Jangka waktu ini akan terpangkas menjadi kurang dari 4 tahun apabila badan ilmiah ikut ambil bagian. Artinya, jika perubahan iklim itu informasi palsu, dalam waktu 4 tahun sejak isu perubahan iklim berembus, konspirasi itu—jika benar ada—akan terbongkar.

Konspirasi vaksinasi akan bertahan hampir 35 tahun bila hanya melibatkan institusi Centers for Disease Control and Prevention dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan akan terungkap dalam 3 tahun 2 bulan jika perusahaan obat ikut berkonspirasi. Konspirasi penyembunyian obat kanker terbongkar setelah sekitar 3 tahun 3 bulan.

Lantas bagaimana dengan terbongkarnya program pengawasan oleh National Security Agency pada 2013 oleh Edward Snowden? Seberapa besar peluang suatu konspirasi, jika memang ada, terbongkar oleh satu orang saja? Dalam catatan Grimes, diperlukan waktu enam tahun untuk membuat program NSA itu bocor kepada publik. Namun, menurut Grimes, nilai probabilitas kebocoran itu (disengaja maupun tidak) mencapai 4 berbanding 1 juta. Kecil, tapi bukan tidak mungkin.

Grimes, dengan pendekatannya ini, bermaksud membantu orang-orang untuk bersikap lebih rasional bila mendengar klaim tentang konspirasi suatu peristiwa dan ingin memastikan apakah klaim itu benar atau tidak. Contoh historis mengenai konspirasi memang ada dan ini mempersulit banyak orang untuk membedakan mana pernyataan atau informasi yang masuk akal dan mana yang meragukan. Grimes berusaha memberi jalan keluar. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu