x

Penyandang difabel, Budi Yodhoyono mengirimkan paket kepada artis penyanyi dangdut Zaskia Gothik di kantor Pos kawasan Sukoharjo, Jawa Tengah, 21 Maret 2016. TEMPO/Bram Selo Agung

Iklan

Ardi Winangun

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Zaskia Gotik dan Wajah Televisi Kita

Jawaban tersebut tentu memancing emosi masyarakat, bahkan sudah ada yang melaporkan penyanyi lagu dangdut berjudul cukup 1 Menit itu kepada aparat hukum.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dalam sebuah tayangan di salah satu stasiun televisi, artis Zaskia Gotik membikin ulah. Ulah yang dilakukan adalah dengan melecehkan simbol-simbol negara. Melecehkan sebab dalam tayangan hiburan tersebut saat diberi pertanyaan kapan Proklamasi dikumandangkan, Zaskia menjawab, ”sesudah azan subuh.” Nylenehnya jawaban Zaskia tidak hanya sampai di situ. Jawaban Zaskia bertambah aneh ketika menyebut tanggal 32 Agustus sebagai hari Proklamasi. Hari dalam 12 bulan kan paling banter tanggal 31. Keanehan perempuan kelahiran Bekasi, Jawa Barat, itu semakin menjadi-jadi saat diberi pertanyaan lambang Sila V Pancasila, ia menjawab dengan kalimat, ”bebek nungging.”

Jawaban-jawaban tersebut tentu memancing emosi masyarakat, bahkan sudah ada yang melaporkan penyanyi lagu dangdut berjudul Cukup 1 Menit itu kepada aparat penegak hukum. Zaskia dilaporkan sebab disebut telah melakukan pelecehan dan penghinaan kepada simbol-simbol negara.

Dengan mengacu pada UU. No. 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan maka Zaskia bisa dikenai pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak Rp500 juta. Seberapa lama perempuan yang nama aslinya Surkianih itu akan mendekam di penjara atau berapa juta denda akan ditanggungnya? Itu tergantung dari proses hukum yang terjadi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengapa Zaskia melakukan tindakan-tindakan seperti itu? Ia melakukan tindakan yang demikian bisa jadi disebabkan oleh pengetahuan dirinya tentang hal-hal yang mana boleh dilakukan dan mana yang tidak sangat minim. Ia melakukan hal yang demikian bisa jadi latar pendidikannya belum mampu ‘mencerdaskan’ dirinya.

Jauh-jauh hari sebelum masalah ini muncul, banyak orang mengetahui bahwa Zaskia adalah perempuan yang tidak tamat SMP dan hanya mempunyai ijazah SD. Status yang demikian membuat Zaskia dilecehkan oleh salah satu artis bahwa Zaskia yang lulusan SD mencari sensasi dengan cara murahan. Dengan latar belakang yang demikian bisa jadi membuat Zaskia belum paham betul tentang hukum yang ada meski saat SD, setiap senin ia mengikuti upacara bendera dan selalu melafalkan sila-sila Pancasila.

Dengan latar pendidikan seperti ini, mungkin kita bisa maklum mengapa ia bisa melakukan hal yang demikian. Dengan latar belakang itu bisa jadi orang masih awam soal kedudukan simbol-simbol negara. Dengan latar belakang itu pula, pastinya ia tidak tahu UU. No. 24 Tahun 2009.

Selain faktor dari diri Zaskia sendiri, bisa jadi ada faktor dari luar yang menyebabkan peraih Inbox Awards 2014 itu melakukan tindakan yang demikian. Sebagai acara di sebuah televisi, biasanya sebelum mereka tampil, selain di-make up cantik dan didandani dengan busana yang seksi, para artis itu lebih dahulu di-briefing agar bagaimana acara yang akan ditayangkan di hadapan jutaan penonton itu bisa berlangsung secara menarik, apik, dan memberi hiburan yang segar.

Dari briefing inilah mungkin ada saran yang mengatakan bila tidak bisa menjawab, jawab saja dengan ungkapan yang lucu-lucu. Tujuannya adalah agar penonton tertawa. Nah di sinilah masalahnya, Zaskia tidak mengerti pertanyaan itu fundamental negara dan ketidaktahuannya itu dijawab dengan saran tadi, jawab dengan ungkapan yang lucu. Pada saat itu kebetulan pertanyaan yang diberikan harus dijawab dengan serius, tidak boleh dilucukan sebab ini menyangkut simbol negara. Bila pertanyaannya tidak menyangkut simbol negara atau hal-hal yang sensitif lainnya maka acara itu tak menjadi masalah.

“Bebek Nungging” inilah yang menjadi masalah. Bila mungkin ia menjawab salah dengan mengatakan simbol Sila V adalah bintang, rantai, kepala banteng, atau pohon beringin, bisa jadi masalahnya tidak akan gawat seperti ini. Paling ia dicap sebagai orang yang tidak mengerti Lambang Negara Garuda Pancasila.

Kejadian seperti yang demikian, tayangan televisi yang bernuansa hiburan mengakibatkan kegaduhan dan protes dari masyarakat, sudah sering terjadi. Bahkan gara-gara seorang artis melecehkan seorang tokoh masyarakat membuat sebuah acara yang memiliki rating tinggi menutup diri alias mandeg produksi. Langkah demikian dilakukan sebab permintaan maaf saja dirasa tidak cukup. Pihak stasiun televisi itu merasa bersalah sehingga sudi mengakhiri acara yang banyak ditonton oleh orang itu.

Kita bisa memaklumi bahwa dunia televisi adalah dunia yang glamour sehingga hanya bermodal cantik, ganteng, dan berani tampil beda, mereka bisa muncul di televisi. Lihat saja sebab hanya berwajah menarik dan melakukan lipsing “keong racun”, dua orang menjadi tenar secara instan. Tak hanya duo lipsing, hanya bermodalkan payudara besar, duo penyanyi lainnya bisa tampil di televisi.

Untuk itu di sini perlunya stasiun televisi lebih selektif dalam menayangkan program-programnya. Hadirnya puluhan stasiun televisi rupanya membuat mereka harus berkompetisi dengan ketat. Kompetisi yang demikian rupanya membuat stasiun televisi menampilkan ragam acara yang variatif, dari hiburan, infotaiment, talkshow, hingga reality show. Program-program itu menghadirkan pendatang-pendatang baru baik itu artis, pengamat politik, ahli hukum, dan lainnya. Kebutuhan banyaknya artis, pengamat politik, ahli hukum, dan lainnya itu rupanya tidak diimbangi dengan selektifitas yang ketat. Akibat yang demikian maka banyak orang yang tidak bermutu bisa tampil di televisi. Dari hal yang demikian maka acara-cara di televisi selalu membuat kegaduhan di masyarakat dan tidak mendidik.

Dalam sebuah tayangan di salah satu stasiun televisi, artis Zaskia Gotik membikin ulah. Ulah yang dilakukan adalah dengan melecehkan simbol-simbol negara. Melecehkan sebab dalam tayangan hiburan tersebut saat diberi pertanyaan kapan Proklamasi dikumandangkan, Zaskia menjawab, ”sesudah azan subuh.” Nylenehnya jawaban Zaskia tidak hanya sampai di situ. Jawaban Zaskia bertambah aneh ketika menyebut tanggal 32 Agustus sebagai hari Proklamasi. Hari dalam 12 bulan kan paling banter tanggal 31. Keanehan perempuan kelahiran Bekasi, Jawa Barat, itu semakin menjadi-jadi saat diberi pertanyaan lambang Sila V Pancasila, ia menjawab dengan kalimat, ”bebek nungging.”

Jawaban-jawaban tersebut tentu memancing emosi masyarakat, bahkan sudah ada yang melaporkan penyanyi lagu dangdut berjudul Cukup 1 Menit itu kepada aparat penegak hukum. Zaskia dilaporkan sebab disebut telah melakukan pelecehan dan penghinaan kepada simbol-simbol negara.

Dengan mengacu pada UU. No. 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan maka Zaskia bisa dikenai pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak Rp500 juta. Seberapa lama perempuan yang nama aslinya Surkianih itu akan mendekam di penjara atau berapa juta denda akan ditanggungnya? Itu tergantung dari proses hukum yang terjadi.

Mengapa Zaskia melakukan tindakan-tindakan seperti itu? Ia melakukan tindakan yang demikian bisa jadi disebabkan oleh pengetahuan dirinya tentang hal-hal yang mana boleh dilakukan dan mana yang tidak sangat minim. Ia melakukan hal yang demikian bisa jadi latar pendidikannya belum mampu ‘mencerdaskan’ dirinya.

Jauh-jauh hari sebelum masalah ini muncul, banyak orang mengetahui bahwa Zaskia adalah perempuan yang tidak tamat SMP dan hanya mempunyai ijazah SD. Status yang demikian membuat Zaskia dilecehkan oleh salah satu artis bahwa Zaskia yang lulusan SD mencari sensasi dengan cara murahan. Dengan latar belakang yang demikian bisa jadi membuat Zaskia belum paham betul tentang hukum yang ada meski saat SD, setiap senin ia mengikuti upacara bendera dan selalu melafalkan sila-sila Pancasila.

Dengan latar pendidikan seperti ini, mungkin kita bisa maklum mengapa ia bisa melakukan hal yang demikian. Dengan latar belakang itu bisa jadi orang masih awam soal kedudukan simbol-simbol negara. Dengan latar belakang itu pula, pastinya ia tidak tahu UU. No. 24 Tahun 2009.

Selain faktor dari diri Zaskia sendiri, bisa jadi ada faktor dari luar yang menyebabkan peraih Inbox Awards 2014 itu melakukan tindakan yang demikian. Sebagai acara di sebuah televisi, biasanya sebelum mereka tampil, selain di-make up cantik dan didandani dengan busana yang seksi, para artis itu lebih dahulu di-briefing agar bagaimana acara yang akan ditayangkan di hadapan jutaan penonton itu bisa berlangsung secara menarik, apik, dan memberi hiburan yang segar.

Dari briefing inilah mungkin ada saran yang mengatakan bila tidak bisa menjawab, jawab saja dengan ungkapan yang lucu-lucu. Tujuannya adalah agar penonton tertawa. Nah di sinilah masalahnya, Zaskia tidak mengerti pertanyaan itu fundamental negara dan ketidaktahuannya itu dijawab dengan saran tadi, jawab dengan ungkapan yang lucu. Pada saat itu kebetulan pertanyaan yang diberikan harus dijawab dengan serius, tidak boleh dilucukan sebab ini menyangkut simbol negara. Bila pertanyaannya tidak menyangkut simbol negara atau hal-hal yang sensitif lainnya maka acara itu tak menjadi masalah.

“Bebek Nungging” inilah yang menjadi masalah. Bila mungkin ia menjawab salah dengan mengatakan simbol Sila V adalah bintang, rantai, kepala banteng, atau pohon beringin, bisa jadi masalahnya tidak akan gawat seperti ini. Paling ia dicap sebagai orang yang tidak mengerti Lambang Negara Garuda Pancasila.

Kejadian seperti yang demikian, tayangan televisi yang bernuansa hiburan mengakibatkan kegaduhan dan protes dari masyarakat, sudah sering terjadi. Bahkan gara-gara seorang artis melecehkan seorang tokoh masyarakat membuat sebuah acara yang memiliki rating tinggi menutup diri alias mandeg produksi. Langkah demikian dilakukan sebab permintaan maaf saja dirasa tidak cukup. Pihak stasiun televisi itu merasa bersalah sehingga sudi mengakhiri acara yang banyak ditonton oleh orang itu.

Kita bisa memaklumi bahwa dunia televisi adalah dunia yang glamour sehingga hanya bermodal cantik, ganteng, dan berani tampil beda, mereka bisa muncul di televisi. Lihat saja sebab hanya berwajah menarik dan melakukan lipsing “keong racun”, dua orang menjadi tenar secara instan. Tak hanya duo lipsing, hanya bermodalkan payudara besar, duo penyanyi lainnya bisa tampil di televisi.

Untuk itu di sini perlunya stasiun televisi lebih selektif dalam menayangkan program-programnya. Hadirnya puluhan stasiun televisi rupanya membuat mereka harus berkompetisi dengan ketat. Kompetisi yang demikian rupanya membuat stasiun televisi menampilkan ragam acara yang variatif, dari hiburan, infotaiment, talkshow, hingga reality show. Program-program itu menghadirkan pendatang-pendatang baru baik itu artis, pengamat politik, ahli hukum, dan lainnya. Kebutuhan banyaknya artis, pengamat politik, ahli hukum, dan lainnya itu rupanya tidak diimbangi dengan selektifitas yang ketat. Akibat yang demikian maka banyak orang yang tidak bermutu bisa tampil di televisi. Dari hal yang demikian maka acara-cara di televisi selalu membuat kegaduhan di masyarakat dan tidak mendidik.

Dalam sebuah tayangan di salah satu stasiun televisi, artis Zaskia Gotik membikin ulah. Ulah yang dilakukan adalah dengan melecehkan simbol-simbol negara. Melecehkan sebab dalam tayangan hiburan tersebut saat diberi pertanyaan kapan Proklamasi dikumandangkan, Zaskia menjawab, ”sesudah azan subuh.” Nylenehnya jawaban Zaskia tidak hanya sampai di situ. Jawaban Zaskia bertambah aneh ketika menyebut tanggal 32 Agustus sebagai hari Proklamasi. Hari dalam 12 bulan kan paling banter tanggal 31. Keanehan perempuan kelahiran Bekasi, Jawa Barat, itu semakin menjadi-jadi saat diberi pertanyaan lambang Sila V Pancasila, ia menjawab dengan kalimat, ”bebek nungging.”

Jawaban-jawaban tersebut tentu memancing emosi masyarakat, bahkan sudah ada yang melaporkan penyanyi lagu dangdut berjudul Cukup 1 Menit itu kepada aparat penegak hukum. Zaskia dilaporkan sebab disebut telah melakukan pelecehan dan penghinaan kepada simbol-simbol negara.

Dengan mengacu pada UU. No. 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan maka Zaskia bisa dikenai pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak Rp500 juta. Seberapa lama perempuan yang nama aslinya Surkianih itu akan mendekam di penjara atau berapa juta denda akan ditanggungnya? Itu tergantung dari proses hukum yang terjadi.

Mengapa Zaskia melakukan tindakan-tindakan seperti itu? Ia melakukan tindakan yang demikian bisa jadi disebabkan oleh pengetahuan dirinya tentang hal-hal yang mana boleh dilakukan dan mana yang tidak sangat minim. Ia melakukan hal yang demikian bisa jadi latar pendidikannya belum mampu ‘mencerdaskan’ dirinya.

Jauh-jauh hari sebelum masalah ini muncul, banyak orang mengetahui bahwa Zaskia adalah perempuan yang tidak tamat SMP dan hanya mempunyai ijazah SD. Status yang demikian membuat Zaskia dilecehkan oleh salah satu artis bahwa Zaskia yang lulusan SD mencari sensasi dengan cara murahan. Dengan latar belakang yang demikian bisa jadi membuat Zaskia belum paham betul tentang hukum yang ada meski saat SD, setiap senin ia mengikuti upacara bendera dan selalu melafalkan sila-sila Pancasila.

Dengan latar pendidikan seperti ini, mungkin kita bisa maklum mengapa ia bisa melakukan hal yang demikian. Dengan latar belakang itu bisa jadi orang masih awam soal kedudukan simbol-simbol negara. Dengan latar belakang itu pula, pastinya ia tidak tahu UU. No. 24 Tahun 2009.

Selain faktor dari diri Zaskia sendiri, bisa jadi ada faktor dari luar yang menyebabkan peraih Inbox Awards 2014 itu melakukan tindakan yang demikian. Sebagai acara di sebuah televisi, biasanya sebelum mereka tampil, selain di-make up cantik dan didandani dengan busana yang seksi, para artis itu lebih dahulu di-briefing agar bagaimana acara yang akan ditayangkan di hadapan jutaan penonton itu bisa berlangsung secara menarik, apik, dan memberi hiburan yang segar.

Dari briefing inilah mungkin ada saran yang mengatakan bila tidak bisa menjawab, jawab saja dengan ungkapan yang lucu-lucu. Tujuannya adalah agar penonton tertawa. Nah di sinilah masalahnya, Zaskia tidak mengerti pertanyaan itu fundamental negara dan ketidaktahuannya itu dijawab dengan saran tadi, jawab dengan ungkapan yang lucu. Pada saat itu kebetulan pertanyaan yang diberikan harus dijawab dengan serius, tidak boleh dilucukan sebab ini menyangkut simbol negara. Bila pertanyaannya tidak menyangkut simbol negara atau hal-hal yang sensitif lainnya maka acara itu tak menjadi masalah.

“Bebek Nungging” inilah yang menjadi masalah. Bila mungkin ia menjawab salah dengan mengatakan simbol Sila V adalah bintang, rantai, kepala banteng, atau pohon beringin, bisa jadi masalahnya tidak akan gawat seperti ini. Paling ia dicap sebagai orang yang tidak mengerti Lambang Negara Garuda Pancasila.

Kejadian seperti yang demikian, tayangan televisi yang bernuansa hiburan mengakibatkan kegaduhan dan protes dari masyarakat, sudah sering terjadi. Bahkan gara-gara seorang artis melecehkan seorang tokoh masyarakat membuat sebuah acara yang memiliki rating tinggi menutup diri alias mandeg produksi. Langkah demikian dilakukan sebab permintaan maaf saja dirasa tidak cukup. Pihak stasiun televisi itu merasa bersalah sehingga sudi mengakhiri acara yang banyak ditonton oleh orang itu.

Kita bisa memaklumi bahwa dunia televisi adalah dunia yang glamour sehingga hanya bermodal cantik, ganteng, dan berani tampil beda, mereka bisa muncul di televisi. Lihat saja sebab hanya berwajah menarik dan melakukan lipsing “keong racun”, dua orang menjadi tenar secara instan. Tak hanya duo lipsing, hanya bermodalkan payudara besar, duo penyanyi lainnya bisa tampil di televisi.

Untuk itu di sini perlunya stasiun televisi lebih selektif dalam menayangkan program-programnya. Hadirnya puluhan stasiun televisi rupanya membuat mereka harus berkompetisi dengan ketat. Kompetisi yang demikian rupanya membuat stasiun televisi menampilkan ragam acara yang variatif, dari hiburan, infotaiment, talkshow, hingga reality show. Program-program itu menghadirkan pendatang-pendatang baru baik itu artis, pengamat politik, ahli hukum, dan lainnya. Kebutuhan banyaknya artis, pengamat politik, ahli hukum, dan lainnya itu rupanya tidak diimbangi dengan selektifitas yang ketat. Akibat yang demikian maka banyak orang yang tidak bermutu bisa tampil di televisi. Dari hal yang demikian maka acara-cara di televisi selalu membuat kegaduhan di masyarakat dan tidak mendidik.

 

Ikuti tulisan menarik Ardi Winangun lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler