x

Iklan

Andi Ansyori

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

'Mulutmu Harimaumu' Polresta Tebing Tinggi Dicopot

Sumber photo : pojok satu.com

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat Rohut Sitompul, sering sekali menggunakan  pepatah melayu “ mulutmu harimau mu “ untuk mengingatkan sesama temannya para legislator  di Senayan Jakarta. Karena menurut Rohut Sitompul banyak diantara pernyataan yang keluar dari para legislator Senayan tersebut, kadang kadang kurang  “pas” dan tidak jelas dasar hukumnya.

Seperti yang terjadi baru baru ini, ungkapan mulutmu harimaumu , terlontar kembali dari  Rohut Sitompul, atas penolakannya  terkait adanya upaya pendekatan Fahri Hamzah, yang telah dipecat dari seluruh keanggotaan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kepada Ketua Umum Partai Demokrat , Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Ditenggarai Rohut, kini setelah Fahri Hamzah  di copot dari Partai PKS, Fahri Hamzah terlunta lunta dan berupaya untuk menyelamatkan diri dan bergabung dengan Partai Demokrat pimpinan SBY.

Menurut Rohut , Fahri Hamzah lupa dengan pepatah “ mulutmu Hari maumu “.

Sewaktu Fahri Hamzah masih jaya , selama 10 tahun, Fahri Hamzah duduk sebagai legislator Senayan, ia selalu  mempermalukan presiden SBY  dan keluarganya . ‎ Fahri waktu itu   lupa diri. Seolah olah Indonesia  ini milikinya. Sepertinya ia akan selamanya nongkrong  di singasana kursi empuk DPR RI. Ia lupa,  dengan pepatah “ Mulutmu harimaumu “ yang pepetah itu kini memakan dirinya sendiri.

Setelah dipecat Partai PKS, kini Fahri Hamzah terlunta lunta .ia mencoba mencari perahu baru. Ia mendekati perahu Demokrat. Ia mencoba bermanis muka dengan SBY. Fahri lupa selama 10 tahun lamanya Fahri duduk di DPR RI, selama itu pula ia sering menghina SBY. Fahri lupa dengan pepatah “ Mulutmu harimaumu  “ Menurut  Rohut, mana pula Fahri akan laku di partai demokrat besutan SBY tersebut.

 "Karena Fahri tidak akan kami terima, karena itu yang saya bilang, mulutmu harimaumu," tegas Ruhut di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (6/4/2016).

Seharusnya Fahri Hamzah menyadari, selaku anggota Partai Bulat Sabit PKS yang berkiblat ke Islam,  Allah Swt. Itu tidak suka kepada mereka yang sombong dan  “ tamaruk “.

 Kini Fahri mau apa lagi.

 “Nasi sudah menjadi bubur “ Fahri sudah dipecat Partai PKS, Fahri tak memiliki Partai lagi.

Fahri kini terlunta lunta

Begitu Fahri Hamzah  jatuh. Tak satupun yang mengaku teman nya  mau menolong Fahri.

Itulah Fahri !!!

“Sudah  jatuh tertimpa tangga  pula “

Sekarang setelah kejatuhannya, setelah Fahri dipecat dari partai  PKS,   tak seorangpun yang mau membelanya dirinya. Fahri Hamzah adalah korban dari kesombongannya  sendiri, Fahri Hamzah  korban dari pepatah “ Mulutmu harimaumu “

 Itulah Fahri Hamzah korban mulutmu harimau mu

Menyusul jatuhnya Fahri Hamzah, Kasus pepatah “ Harimaumu mulutmu “ kini memakan korban lagi dan menimpa pula Kapolresta Tebing Tinggi Sumatera Utara, AKBP Slamat Loesiono.

Kapolresta Tebing Tinggi dicopot, menysul pernyataannya melecehkan ulama setempat

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rupanya pepatah “ Harimaumu mulutmu “ tidak hanya berlaku di jakarta, menyusul jatuhnya Fahri Hamzah, termakan Kasus pepatah “ harimaumu mulutmu “ kini pepatah harimaumu mulutmu kembali memakan korban. Korban kali ini  menimpa seorang  Kapolresta Tebing Tinggi Sumatera Utara, AKBP Slamat Loesiono yang dicopot dari jabatannya selaku Kapolresta TebingTinggi setela ia mengeluarkan pernyataan yang menghina para ulama dan umat islam di kota Tebing Tinggi.

Turunnya Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1063/IV/2016 tanggal 28 April 2016, resmi, mencopot Slamat Loesino selaku kapolres Tebing Tinggi bukannya  tiba tiba.

Surat telegram kapolri itu terbit, menyusul adaya unjuk rasa ormas Islam dan Surat Somasi kepada Slamat Loesiono yang dinilai  sudah melecehkan umat islam di wilayah Tebing Tinggi Sumatera Utara. Rupanya surat Somasi kepada Slamat Loesiono tersebut juga disampaikan kepada Kapolda Sumatera Utara dan Kapolri.

Itulah salah satu penyebab turunnya Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1063/IV/2016 tanggal 28 April 2016, yang resmi, mencopot Slamat Loesiono selaku kapolres Tebing Tinggi.

Awal mula nya kasus  pelecehan para ulama Tebing Tinggi.

Menurut penuturan pengurus Front Pembela Islam (FPI) Tebing Tinggi Muslim Istiqomah , Kasus ini  bermula ketika  Kapolresta Tebing Tingg AKBP Slamat Loesiono menggelar Coffe morning di gedung Hj. Sawiyah yang dihadiri oleh Forum Koordinasi Pimpian Daerah (FKPD) dan para ulama Tebing Tinggi (18/4/2016).

Saat itu para ulama mempertanyakan komitmen Kapolresta Tebing Tinggi dalam memberantas narkoba. Namun Slamat Loesiono sepertinya lupa dengan pepatah melayu “ mulutmu harimaumu “

Bukan jawaban yang didapat , justru Kapolresta emosi dan “ mengumpat “ para ulama.  Adapun umpatan Kapolresta yang membuat tersinggung para ulama. Kaporesta menuding ulama hanya pandai ngomong, hanya pandai bicara dan tidak bisa berbuat .

 “Mengurus masjid dan jamaah saja tidak beres , dikamar suluknya aja terdapat narkoba dan ulama jangan asal bicara kalau Anda saja tidak beres “ Ujar kapolresta Tebing Tinggi Selamat Loesiono dengan nada tinggi. 

Mungkin karena Slamat Loesiono, merasa kesal ditanyai soal komitmennya memberantas Narkoba diwilayah Tebing Tinggi, lalu nampaknya pernyataan  Kapolresta yang menyudutkan para ulama didepan umum tersebut , sengaja di ulang ulangnya . Tentu saja  pernyataan berulang Slamat Loesiono itu,  menyinggung  perasaan para ulama dan organisasi islam yang hadir pagi itu.

Sepertinya Slamat Loesiono sengaja di lupakan Tuhan pencipta semesta alam. Wilayah tempatnya bertugas  Kota Tebing Tinggi itu, masih masuk zone kekerabatan ke Sultanan   Deli.  Tempatnya bertugas tersebut masih diselimuti  dengan petata petitih ungkapan sakral  berupa nasehat  termasuk pepatah “ mulutmu harimumu“

Namun apa mau dikata walaupun Slamat loesiono sempat minta maaf ke ormas Islam , utamanya para ulama , nasi sudah menjadi bubur.  Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1063/IV/2016 tanggal 28 April 2016 sudah turun.

Jadilah Slamat Loesiono resmi dicopot jabatannya. Slamat Loesiono dilengserkan selaku Kapolresta Tebing Tebing Tinggi.

Hikma pepatah “ Mulutmu Harimaumu “

Itulah dua kisah tentang pepatah “ mulutmu harimaumu “ .dua kisah pepatah itu kini sudah memakan korban yakni Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah dan mantan Kaporesta Tebing Tinggi AKBP Slamat Soetiono.

Fahri Hamzah

Fahri Hamzah selama 10 tahun menduduki kursi empuk DPR RI  Senayan, hampir ngak kehabisan ceritera, menggonjang ganjingkan presiden SBY. Padahal pertengkaran yang diciptakan Fahri Hamzah ke SBY tersebut hanyalah hal hal sepele.

Alasan PKS  memecat Fahri Hamzah tiada lain karena banyak pernyataan Fahri yng dianggap bertentangan dengan kebijakan Partai PKS. Partai PKS sudah tidak dapat lagi membina Fahri Hamzah. Akhirnya tiada lain yang dapat dilakukan parta PKS. Fahri Hamzah dicopot dari seluruh jabatan di Partai PKS.

Setelah Fahri Hamzah dipecat dari PKS, kini ia terlunta lunta . Ia mencoba mendekat ke Partai Demokrat milik SBY. Namun SBY masih ingat benar ketika Fahri Hamzah masih berjaya selama 10 tahun , selaku Wakil Rakyat di Senayan. dan Fahri ia sering menista dirinya.

“ Mulutmu harimaumu “

Akhir SBY menolak keinginan Fahri Hamzah ingin begabung dengan Partai demokrat.

Penolakan SBY atas keinginan Fahri Hamzah untuk gabung ke Partai Demkrat tesbeut,  lebih kepada SBY teringat bagaimana semasa ia masih menjadi Prsediden dulu dan Fahri Hamzah selaku anggota DPR RI, Fahri Hamzah sering menuding dan  menjelek jelekan pemerintahan yang dipimpin SBY, tapi tak jarang  tudingan Fahri tersebut kebablasan  menyerempet nyerempet nama baik keluarga SBY.

Itulah Fahri Hamzah ,keinginannya untuk gabung ke Partai Demokrat ditolak SBY. 

Keinginan Fahri Hamzah ditolak SBY karena ucapannya yang sering menista SBY

itulah Fahri Hamzah

Fahri Hamzah korban ucapannya sendiri

Fahri Hamzah korban  “ Mulutmu harimaumu “

AKBP Slamat Soetiono mantan kapolresta Tebing tinggi..

Kisah dicopotnya mantan Kaporesta Tebing Tinggi AKBPSlamat Soetiono , karena Slamat lupa bahwa ia memimpin wilayah Tebing Tinggi masih masuk pengaruh kesultanan Deli yang diselimuti dengan petata petitih nasehat seperti “ Harimaumu mulutmu “

Karena ia lupa akan pepatah “ Harimaumu mulutmu “  karena ia emosi ia tak segan segan menista para ulama dan umat islam setempat  berujung ia di copot Kapolri selaku Kapolresta Tebing Tinggi.

Ucapannya menista para ulama itulah yang menjadi dasar pemecatannya selaku Kapolresta Tebing Tinggi.

Ia korban ucapannya sendiri

Ungkapan  yang tepat untuk kasus Slamat Soetiono

,”Mulutmu harimau mu  "

 

 

 

Sumber

 

 http://www.tribunnews.com/nasional/2016/04/05/pengamat-fahri-hamzah-singa-yang-mau-dijadikan-kucing-oleh-partainya

 http://www.portalpiyungan.com/2016/04/kapolres-tebingtinggi-yang-lecehkan.html

 http://edisimedan.com/sebut-ulama-tak-beres-cegah-narkoba-kapolresta-tebing-tinggi-disomasi/ 

 http://www.hetanews.com/article/51198/usai-didemo-umat-islam-akhirnya-kapolres-tebingtinggi-minta-maaf

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Andi Ansyori lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler