x

Iklan

jefri hidayat

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Teguh Santosa Kuda Hitam Pilkada Jakarta

Kata pepatah, kuda lari dapat dikejar, nasib orang siapa tahu. Bisa jadi nasib Teguh seperti Leicester City menjadi kuda hitam dalam Pilkada Jakarta

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Munculnya nama Teguh Santosa dalam bursa Calon Gubernur DKI Jakarta menarik disimak. Pimpinan jaringan Rakyat Merdeka Online itu  telah memantapkan niat untuk menjadi penerus estafet kepemimpinan Ibukota.

Teguh Santosa tidak asal maju, Dia punya modal dasar yang nantinya dibutuhkan oleh warga Jakarta. Modal tersebut berupa pengalamannya yang ditempa dari berbagai organisasi. Pendidikannya yang pernah mengenyam bangku kuliah di Amerika Serikat serta tingkat kecerdasannya yang dibuktikan dengan menjabat sebagai Wakil Rektor di Universitas Bung Karno.

Majunya Teguh mendapat respon positif berbagai kalangan baik kalangan politisi maupun tokoh nasional dan kalangan profesional. Sebut saja Menko Maritim Rizal Ramli, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Walikota Bandung Ridwan Kamil, Stafsus Presiden Susilo Bambang Yudoyono, Andi Arief dan koleganya yang dulunya merupakan aktivis dan intelektual muda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menko Rizal ramli usai ditemui Teguh Santosa beberapa waktu lalu berpesan agar memanusiawikan Kota Jakarta apabila kelak Teguh diberi mandat oleh warga Jakarta. http://megapolitan.kompas.com/read/2016/04/24/19564641/Berpesan.ke.Teguh.Santosa.Rizal.Ramli.Nilai.Jakarta.Kota.yang.Tidak.Manusiawi

Sementara itu, Walikota Bandung Ridwan Kamil mengapresiasi langkah Teguh Santosa mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menurut Kang Emil,  Jakarta membutuhkan sosok baru dan wajah segar yang dapat menawarkan pendekatan pembangunan alternatif yang efektif tanpa keributan yang kontraproduktif. http://wartakota.tribunnews.com/2016/04/14/wali-kota-bandung-ridwan-kamil-dukung-teguh-santosa-menjadi-cagub-dki-jakarta

Dukungan pun terus mengalir deras kepada Dosen disejumlah Universitas ini karena dinilai punya kompetensi dan kemampuan untuk mensejahterahkan warga Kota Jakarta. Hal itu diakui oleh Wakil Ketua DPR-RI Fadli Zon. Politisi Gerindra itu memuji langkah politik yang diambil Teguh dalam Pilgub Jakarta nanti.

Namun Fadli berpesan kepada Teguh bahwa untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta tidaklah mudah. Kata Fadli, Teguh harus melewati serangkaian proses politik yang panjang dan perjuangan yang sangat panjang.  http://www.tribunnews.com/metropolitan/2016/04/17/fadli-zon-akui-teguh-santosa-berpotensi-pimpin-jakarta

Seperti kata Fadli Zon maju dalam Pilgub DKI Jakarta tentu bukanlah perkara gampang. Namun demikian, Teguh Santosa siap dengan segala resiko. Resiko dibully pasukan robot Basuki Tjahaya Purnama dan siap menerima, andai partai politik tidak memberikan mandat.

Dia pun aktif melakukan sosialisasi ketengah masyarakat Jakarta dan tentunya ikut serta dalam proses penjaringan bakal calon Gubernur dan bakal calon Wakil Gubernur di sejumlah partai politik. Sebagaimana amanat undang-undang bahwa salah satu syarat yaitu diusung oleh partai politik minimal 20 persen dari kuota kursi DPRD di daerah setempat.

Saat ini Teguh Santosa telah tercata sebagai Bacagub di PDIP, Demokrat dan PKB serta PAN. Paham akan kondisi dan ketatnya persaingan dalam perebutan kursi Gubernur DKI Jakarta, pria berusia 41 tahun ini tidak berkecil hati apabila nantinya tidak di usung oleh partai politik.  Dia menerima apapun keputusan partai.

"Apabila pada akhirnya partai mengambil kebijakan yang berbeda, saya tidak akan kecewa karena saya kira partai politik at the end juga akan punya strategi lain,"ucap lelaki yang akrab disapa Bang Teguh ini. http://megapolitan.kompas.com/read/2016/04/26/19485981/Teguh.Santosa.Mengaku.Tak.Akan.Kecewa.jika.Tak.Diusung.Demokrat

Terlepas suka atau tidak suka, publik harus patut pula memberikan apresiasi kepada Teguh Santosa. Jangan hanya sibuk mencaci-maki di sosial media. Dari 10 juta warga Jakarta hanya belasan orang yang masuk bursa Pilgub Jakarta meski Jakarta dihuni ribuan tokoh dan intelektual yang mempunyai kapasitas, tapi yang punya nyali hanya belasan orang.

Politik selalu ada kejutan seperti yang terjadi pada Pilgub Jakarta 2012 lalu. Siapalah Jokowi dan Ahok sebelum menang. Survey pun saat itu masih tertinggal jauh. Akan tetapi Pilgub Jakarta penuh dengan drama, Jokowi-Ahok keluar sebagai pemenang dengan menyingkirkan Cagub-cagub lainnya termasuk Pentahana.

Bisa jadi, Teguh Santosa mengikuti jejak serupa. Jika Jokowi merupakan antitesa politisi saat itu, mungkin pula Teguh anomali sang Petahana saat ini. Tidak ada yang mampu menebak peristiwa yang terjadi esok hari, apalagi Pilgub nanti.

Ada juga yang menyebut politik itu sama dengan Sepakbola. Seperti Leicester City yang menjadi kuda hitam dan menjuarai Liga Inggris, tak ada pula yang mengira sebelumnya.

 Kata pepatah, kuda lari dapat dikejar, nasib orang siapa tahu. Bisa jadi nasib Teguh Santosa seperti Leicester City menjadi kuda hitam dalam Pilkada Jakarta. 

Ikuti tulisan menarik jefri hidayat lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler