x

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, menghadiri penghitungan satu juta ktp di Sekretariat Teman Ahok, Jakarta, 19 Juni 2016. M Iqbal Ichsan/Tempo

Iklan

Ahmad Taufik

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

HUT Jakarta: Jakarta di Bawah Kepemimpinan yang Salah

A Hok, menjalankan penggusuran dengan kekerasan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Jakarta pada 2012 menghasilkan pemimpin Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya Basuki Tjahya Purnama (A Hok). Jokowi terpilih, karena wajahnya yang lugu, prilaku yang sederhana, suka blusukan dan terkenal sebagai walikota Solo yang bisa menggeser tanpa menggusur. Sehingga rakyat Jakarta yang muak dengan perilaku calon lain, yang sok elit dan birokratis waktu itu (Fauzi Bowo) tertarik. Bahkan, elektabilitas, Jokowi terdongkrak, setelah Gubernur Fauzi  Bowo merencanakan menaikkan pajak warteg. (tak salah kalau Jokowi punya perhatian pada Ibu Saeni, yang wartegnya digeruduk Satpol PP Serang).

            Sayangnya Jokowi segera meninggalkan kursinya dari Gubernur Jakarta, dan tunduk menjalankan “tugas” partai sebagai Calon Presiden dan yang kemudian terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia. Otomatis tampuk kepemimpinan jatuh ke wakilnya  A Hok. Saat itu Jakarta sedang dalam pembangunan infrastruktur di antaranya, untuk kepentingan publik yaitu Mass Rapid Transport (MRT). Belakangan proyeknya ini kelihatannya mangkrak, tak terlihat ada pengerjaan, termasuk yang berada di atas jalan Fatmawati, Jakarta Selatan.

           Kebijakan Gubernur Jokowi memindahkan warga Muara Angke dengan penggantian, berhasil menarik simpati. Namun , sebaliknya penggantinya, Ahok, menjalankan penggusuran dengan kekerasan. Menggunakan aparat mulai dari Satpol PP, Polisi sampai Tentara. Korban berjatuhan di Kampung Pulo. Rencana pembangunan yang mengundang partisipatif saat Jokowi dan A Hok bertemu warga sebelumnya untuk membangun daerah sekitar itu, seperti kampung deret dan rencana lainnya, ternyata dikhianati A Hok.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

         Keberhasilan menggunakan kekerasan dengan mengerahkan  3 (tiga) angkatan aparat, dilanjutkan ke Kampung Aquarium, Pasar Ikan, Jakarta Utara. A Hok tidak peduli dengan warga yang memiliki surat-surat (hak) atas tanah di daerah itu. Dia gebyah uyah mengusir semuanya dengan aparat dan alat beratnya (becho). A Hok mengklaim semua warga yang tinggal di Kampung Aquarium, warga illegal. Itulah kabar yang dia kembangkan bersama media-media yang mendukungnya, dan kelas menengah “ngehek” yang senang orang miskin tersingkir dari  lingkungan sekitarnya. Berbeda ketika Jokowi datang mau menjadi Presiden datang ke sana dan menandatangani kontrak politik dan pernyataan tak akan menggusur tempat tersebut, bahkan lebih jauh lagi janji Jokowi melegalkan warga yang secara ilegal bertahun-tahun menempati tanah tersebut (selain yang memiliki surat hak atas tanah). Penggusuran paksa yang sama juga sudah diancamkan kepada warga-warga miskin di Jakarta, yang paling dekat adalah Kampung Bukit Duri dan Luar Batang.

          Gusur paksa ala A Hok, ternyata ada maksudnya, terbukti dengan mengizinkan pembangunan pulau-pulau dan reklamasi di wilayah Jakarta Utara. Bahkan, ketika izin secara menyeluruh belum keluar. Ndilalah, terbongkarlah kedok A Hok yang selama ini dikesankan bersih dan anti korupsi. Proyek reklamasi itu ternyata “pesanan” para Taipan rakus yang menguasai tanah-tanah di Jakarta (Podomoro, Agung Sedayu dan lain sebagainya).  Gubernur A Hok “berselingkuh” dengan DPRD DKI, terbukti dengan tangkapan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap anggota DPRD DKI asal Gerindra M.Sanusi, Direktur Agung Podomoro Land (APL) dan kurirnya. Terlibat pula staf khusus Gubernur DKI, Sunny Tan yang menjadi penghubung antara Gubernur, para Taipan Rakus (antara laiin Aguan/Sugianto Kesuma) dan anggota DPRD DKI yang korup dari berbagai partai. 

         Selingkuhan A Hok dengan DPRD DKI dalam proyek reklamasi,  membuktikan pula bahwa keras perseteruan dia dengan anggota DPRD DKI dalam kasus UPS, cuma sandiwara. Di depan media berseteru tapi di belakang dia satu kubu. Dana hasil bancakan proyek reklamasi bahkan digunakan A Hok dengan membuat pasukan pengepul kekuatan yang bernama  Teman A Hok, untuk tujuan politik melanggengkan kekuasaan dalam Pilkada 2107.

          Belum selesai, soal reklamasi yang melanggar Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RT/RW) DKI, A Hok kembali melanggar RT/RW dengan pembangunan simpang susun Semanggi. Karena simpang susun semanggi itu tidak termasuk dalam perencanaan tara ruang pembangunan (RT/RW) DKI 30 tahun ke depan. Patut dicurigai ini juga adalah selingkuhan A Hok untuk mengumpulkan dana bagi kelanggengan kekuasaannya. Seharusnya, mendorong penggunaan kendaraan umum (publik transport) untuk mengatasi kemacetan, pembangunan simpang susun semanggi ini malah memberikan “karpet merah” bagi pengguna kendaraan pribadi, terutama mobil (roda empat atau lebih). Tentu ada pihak-pihak yang diuntungkan dari pembangunan simpang susun Semanggi ini, selain ATPM ( perusahaan industri mobil/otomotif) dan kontraktor yang mendapat proyek tersebut.

         Sungguh Jakarta kini sedang menderita di ulang tahunnya yang ke 489, warganya diusir paksa dari tempat tinggalnya bertahun-tahun selama ini dengan kekerasan dan tak manusiawi, dihina dan dimaki-maki, dan Kota Jakarta yang dirusak sedemikian rupa. Pemimpin Jakarta kini, bukan pelayan rakyat, tapi “babu” Taipan rakus nan jahat, pembangunan cuma pesanan untuk mengeruk keuntungan.

        Ke depan (pilkada 2017) warga Jakarta (pemilik KTP DKI) kudu ati-ati memilih pemimpin, jangan lagi memilih pemimpin yang arogan, mengedepankan kekerasan terhadap warga yang lemah dan melayani dengan ramah para taipan rakus nan keji.

        Dalam rasa prihatin yang mendalam, ane cuma bisa ngucapin Dirgahayu Jakarta. Semoga pemimpin zalim yang jahat terhadap mu dan warga Jakarta, tersingkir dalam kehinaan.

Jakarta, 22 Juni 2016

Bakal Calon Gubernur Independen (Asli)—bersama Mujtahid Hashem (Ate-Mas)

Ahmad Taufik

Ikuti tulisan menarik Ahmad Taufik lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB