x

Iklan

Sari Novita

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Tokoh yang Membantu dan Mengangkat Petani Kelapa Sawit

Tokoh yang baru seminggu lalu diberi penghargaan karena cepat tanggap atas permasalahan petani dan langsung melaporkannya ke Menteri

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

26 Juli 2016, Menara 165, Jakarta, Apkasindo dan Aspekpir memberikan penghargaan kepada Bapak Ir. Gamal Nasir MSi sebagai Tokoh Petani Perkebunan Kelapa Sawit. Gamal Nasir adalah Dirjen Perkebunan Kementan yang baru saja melepaskan jabatannya. Selama menjabat 6 tahun sebagai Dirjen, Bapak Gamal berterus terang jarang bergaul dengan para pengusaha sawit. Menurutnya petani kelapa sawit Indonesia lebih membutuhkan perhatian daripada pengusaha.

Dalam wawancara kepada media, Bapak Gamal bercerita bahwa petani kelapa sawit di Malaysia sudah memiliki mobil dan rumah permanen sedangkan petani sawit Indonesia masih naik sepeda. Rumah  saja belum permanen, intinya kesejahteraan mereka masih di bawah rata-rata.

Mungkin karena kualitas produksi petani masih di bawah standar. Ternyata bukan fakta tersebut saja, banyak hambatan yang terjadi, salah satunya regulasi Pemerintah yang membuat terbakarnya hutan. Yaitu ijin HPH tahun 1970 sampai 2014, hutan rusak karena konsensi (pembukaan tambang dan penebangan hutan) – di tahun 2014 sekitar 21.3 juta hektar. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Asmar Arsjad, Sekjen Apkasindo, “Kelapa sawit bukan perusak hutan. Kelapa sawit anugerah Tuhan dan sudah menghijaukan hutan tanpa bantuan pemerintah.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyebab kebakaran hutan adalah degradasi lahan, musim kemarau, lahan gambut (seperti padi yang ditanam di lahan gambut dan sengaja dibakar di musim kemarau atau penangkapan ikan yang menggunakan api) dan lainnya. Dan pembukaan lahan baru bukan solusi, begitu pula terhadap perkebunan kelapa sawit.

Gamal Nasir Photo: Perkebunannews.net

Bapak Gamal juga menekankan perkebunan kelapa sawit perlu di-replanting (300-an hektar lebih) bukan dibuka lahan baru. Selain replanting juga perlu moratorium hutan.

“Perkebunan kelapa sawit di Indonesia perlu dibenahi agar berkeadilan,” kosakata ‘keadilan’ berulang-ulang diucapkan oleh Bapak Gamal Nasir saat menerima penghargaan maupun wawancara dengan media tempo hari. Beliau pun tidak sungkan menyindir Pemda/Bupati/Walikota, “Kalian ibarat 1 gerak 1 rupiah”.

Disebutkan dalam acara “Seminar Nasional Kiat Sukses Replanting Perkebunan Kelapa Sawit” yang juga diadakan pameran kelapa sawit,  beberapa hal kebijakan Pemerintah yang menghambat perkebunan sawit: Perda, sumbangan wajib, pungutan liar, PBB, PPh, PPn, dan banyak lagi. Bukan maksud menyalahkan Pemerintah justru semua pihak dalam pembangunan kelapa sawit harus berkaca dan tidak mengulangi masa lalu. Perihal lain yang disampaikan Asmar Arsjad yaitu tentang Geospasial yang dibuat oleh Greenpeace dan seharusnya Pemerintah yang mengeluarkannya.

Banyak hambatan-hambatan dan cara penanggulangan yang dipaparkan pada seminar ini. Tapi timbul pertanyaan mengapa Ir. Gamal Nasir Msi dijadikan Tokoh Petani Perkebunan Kelapa Sawit? Saya juga melihat orang-orang yang begitu sayang kepadanya – terlihat dari tatapan, cara sikap dan bicara kepada Bapak Gamal.

Secara pribadi saya melihatnya sebagai lelaki yang lembut, tidak memandang orang, dan peduli dengan rakyat kecil. Beliau sempat menyebutkan tentang perjuangan. Katanya, “Perjuangan bisa dari mana saja dan kapan saja. Menulis juga bentuk dari perjuangan. Walaupun dirinya tidak lagi berada dalam Pemerintah, beliau tetap akan berjuang. “ Beliau pun menganggap penghargaan yang diterimanya sepantasnya untuk petani. 

Ketua Apkasindo, Anizar Simanjuntak mengatakan kehadiran Bapak Gamal sangat membantu petani. Segala keresahan, hambatan petani di lapangan bahkan curhatan pribadinya selalu ditanggapinya – mereka merasa dihargai dan dilindungi. Mengenai perkebunan, mereka melihat Bapak Gamal langsung membicarakannya ke pejabat lebih tinggi atau Menteri Pertanian sehingga terjadi perubahan kebijaksanaan. Salah satu Bentuk nyatanya ialah IPOP yang didirikan pengusaha-pengusaha Indonesia yang justru merugikan Pemerintah dan petani kelapa sawit. Sekarang pengusaha-pengusaha tersebut membubarkan diri karena Pemerintah dan pihak terkait tidak mendukung juga menentang. Kini ISPO bentukan Pemerintah yang harus didukung oleh mereka.

Bapak Gamal Nasir pun berpesan kepada pengusaha-pengusaha kelapa sawit Indonesia, “Bantulah  dan angkatlah petani.”  Bukan malah menyusahkan mereka. Luas kelapa sawit nasional 11.3 juta hektar dan 4.8 juta hektar milik petani, dan berharap Pemerintah mendata kembali hal ini dengan berkeadilan dan berdasarkan UUD 1945.

Kerjasama pun tidak hanya dengan pengusaha tapi juga banyak pihak.

Berikut kebutuhan petani kelapa sawit yang perlu menjadi perhatian :

  • Sertifikat lahan
  • Replanting lahan 1.5 juta hektar @50 juta hektar (subsidi 25 juta Rupiah per hektar)
  • PKS (Pabrik Kelapa Sawit) yang bisa menjembatani pengembangan dan kebutuhan petani, misal memberikan pelatihan, eksekusi sarana dan prasarana, riset yang belum pernah dilakukan, dan lain-lain.
  • Infrastruktur
  • Benih bersertifikat
  • Tenaga pendamping, booklet, brosur, dan buku panduan
  • Sosialisasi ISPO
  • Penguatan kelembagaan petani
  • Pupuk subsidi

Sumber Foto Bapaka Gamal Nasir : Media Perkebunan (perkebunannews.net)

Ikuti tulisan menarik Sari Novita lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler