x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Sukses Digital: Bukan Perkara Teknologi, tapi Strategi

Keberhasilan perusahaan di era digital lebih bergantung kepada strategi digital yang dijalankan ketimbang kepada teknologinya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Baru-baru ini, MIT Sloan Management Review mempublikasikan hasil kajian dan risetnya bersama Deloitte mengenai isu transformasi digital. Dalam laporan 2015 Digital Business Global Executive Study and Research Project ini, diidentifikasi bahwa strategi adalah penggerak utama (key driver) di arena digital. Perusahaan yang enggan mengambil risiko cenderung akan kehilangan karyawan berbakat, sebab karyawan menyukai pekerjaan yang berkomitmen pada kemajuan digital.

Dari kajian ini diketahui pula bahwa bisnis digital yang mature terfokus pada pengintegrasian teknologi-teknologi digital, seperti sosial, mobile, analitik, dan cloud. Semua teknologi ini berperan bersama dalam mentransformasikan bisnis mereka. Sementara itu, bisnis yang kurang mature terfokus pada pemecahan tantangan bisnis secara diskrit dengan memanfaatkan teknologi digital secara individual.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemampuan mentransformasikan bisnis secara digital sebagian besar ditentukan oleh strategi digital yang jelas dan didukung oleh para business leader yang mendorong tumbuhnya kultur perubahan dan penemuan. Apa yang unik dari transformasi digital, menurut kajian ini, ialah bahwa pengambilan risiko menjadi norma yang dianut perusahaan yang maju secara digital dan, dengan cara ini, mereka berusaha mencapai jenjang keunggulan kompetitif yang baru.

Hasil kajian ini membuahkan sejumlah temuan menarik. Pertama, strategi digital menjadi driver atau penggerak kematangan digital (digital maturity). Organisasi yang matang secara digital dimaknai sebagai organisasi di mana entitas digital telah mentransformasikan proses-proses, keterlibatan karyawan berbakat, maupun model-model bisnis dalam organisasi tersebut. Temuannya: hanya 15% perusahaan yang berada di tahap awal ‘digital maturity’ sudah memiliki strategi digital yang jelas dan koheren. Sementara itu, lebih dari 80% perusahaan yang matang secara digital telah memiliki strategi yang jelas dan koheren.

Temuan kedua, kekuatan strategi transformasi digital terletak pada lingkup dan objektifnya. Organisasi yang secara digital kurang matang cenderung fokus pada teknologi secara individual dan memiliki strategi yang sepenuhnya operasional sebagai fokus. Strategi digital pada organisasi yang matang dikembangkan dengan tujuan mentransformasikan bisnis secara menyeluruh.

Temuan ketiga, organisasi yang matang secara digital membangun keterampilan untuk merealisasikan strategi. Organisasi ini berusaha empat kali lebih keras dalam membekali karyawannya dengan keterampilan yang diperlukan dibandingkan organisasi yang kurang matang. Perusahaan yang kurang matang juga tidak memiliki keterampilan dalam merumuskan konsep tentang bagaimana teknologi digital memengaruhi bisnis mereka.

Temuan keempat, karyawan ingin bekerja pada digital leaders. Dalam rentang kelompok usia dari 22 hingga 60 tahun, mayoritas responden ingin bekerja pada organisasi yang aktif secara digital. Mereka berusaha menemukan peluang digital terbaik.

Temuan kelima, mengambil risiko menjadi norma budaya organisasi. Organisasi yang matang secara digital lebih nyaman dalam pengambilan risiko dibandingkan yang kurang matang. Organisasi yang berani mengambil risiko menganggap kegagalan sebagai prasyarat untuk meraih keberhasilan. Organisasi ini mendukung karyawan dan manajer agar tidak enggan mengambil risiko.

Temuan keenam, agenda digital dipimpin dari atas. Organisasi yang matang secara digital umumnya memiliki pemimpin atau kelompok yang memimpin upaya-upaya digital. Karyawan di organisasi yang matang secara digital sangat percaya kepada kepiawaian digital (digital fluency) pemimpin mereka. Digital fluency tidak menuntut penguasaan teknologi, melainkan kemampuan dalam mengartikulasikan nilai teknologi digital terhadap masa depan organisasi mereka. Artinya, diperlukan kemampuan yang lebih bersifat visioner ketimbang teknis.

Jadi, pesan yang ingin disampaikan oleh hasil kajian ini sangat jelas: para pemimpin perusahaan mesti berkomitmen terhadap kemajuan digital bila ingin unggul dalam medan kompetisi, yang keberhasilannya sangat bergantung kepada strategi yang diterapkan. (sumber ilustrasi: technologyin.org) **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler