x

Iklan

Turaihan Aldi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Kemerdekaan Vs Full-day School

Kemeriahan saat meyambut Momentum Hari Kemerdekaan sudaha terasa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kemeriahan saat meyambut Momentum Hari Kemerdekaan sudaha terasa. Di Kota ku para Pemuda dan warga membentuk panitia untuk menyiapkan datangnya Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Bergagai macam persiapan Nampak terlihat dari mengecat pagar dengan warna Bendera, memasang bendera-bendera dari kertas, sampai dengan menggantung bekas cup air mineral menghiasasi setiap lorong jalan masuk. Pokok nya lomba semarak menggantung semua benda yang di cat Merah dan Putih. Kreatifitas dan ide-ide menghias di bebaskan, asalkan mewujudkan kecintaan terhadap Negara. Nama nya juga Hari Ulang Tahun Negara, seluruh warga Negara di bebaskan untuk merayakannya dengan cara nya masing-masing…

Disaat gegap gempita nya warga masyarakat menyiapkan perayaan Hari KEMERDEKAAN, tiba-tiba Menteri Pendidikan mewacanakan program unggulannya FULL-DAY SCHOOL, yang intinya anak akan berada di sekolah selama 1 hari penuh, begitu kira-kira maksud Pak Menteri. Alasannya agar anak terbebas dari perlakuan Kekerasan, emang sekolah bisa menjamin tidak terjadi kekerasan. Oooo, alangkah susah nya jadi guru sekaligus menjelma jadi pengasuh.

Ke-merdeka-an diartikan dengan gampang adalah bebas dari segala bentuk penguasaan dari pihak lain, bebas dari rasa takut, bebas berekspresi, dari perlakuan eksploitasi. Tidak heran ketika rangkaian acara Hari Kemerdekaan dilaksanakan yang paling antusias meyambut adalah anak-anak dan Pemuda. Berbagai macam lomba diadakan dari makan kerupuk sampai dengan pidato bahasa Inggris, itulah ekpresi dari Kemerdekaan. Tidak ketinggalan pemerintah Kabupaten dan Propinsi akan mengundang artisan dan memamerkan aneka keberhasilan kepemimpinannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi harus inget, dibalik ini semua masih ada calon generasi Bangsa yang hidup dibawah tekanan dan tereksplotasi seperti Pekerja Rumah Tangga Anak, Pekerja Anak di Perkebunan, Pekerja Anak di Pelabuhan, anak korban Eksploitasi Sek, anak korban eksploitasi ekonomi dan Anak jalanan. Mereka juga anak-anak yang rindu KEMERDEKAAN, belum lagi terlepas dari prilaku yang menekan Hak anak untuk tumbuh kembang dan meraih masa depannya sambil mengais untuk hidup dan biaya sekolah, kini mereka dihadapkan dengan program unggulan Menteri “Sehari Full di Sekolah”.  Aihhhh, bisa-bisa dipecat oleh bos Koran yang memberi dagangan tanpa modal. Gimana dengan Pekerja Rumah Tangga Anak yang hanya dikasih uang jajan dan disekolahkan oleh majikan. Mampus dah, gak bisa bergerak lagi.

Sehari full di sekolah akan menambah panjang rangkaian pelanggaran Hak Anak, kasih sayang orangtua, bersosialisasi dengan Lingkungan, Menikmati waktu luang, sementara ini Hak Anak yang akan tergusur oleh Sehari Full di Sekolah. Ternyata Kemerdekaan dan Full Day School saling berhadapan. Huh….nampaknya jatah sangu anak harus nambah. Kalau memang Menteri Pendidikan dan segenap Pejabat Negara yang mendukung masih nekat untuk melaksanakan Program Full Day School, saya mengusulkan untuk membuat dapur umum gratis buat anak sekolah, karena tetangga saya yang cuma berprofesi sebagai Pekerja Rumah Tangga kebingungan mencari “tambahan” untuk bekal sekolah anak nya. Selamat buat pak Menteri......

 

Ikuti tulisan menarik Turaihan Aldi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler