x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Wahai Pemimpin, Bacalah Fiksi

Kita perlu berpaling kepada sastra untuk mendapatkan kedalaman dan kekayaan sudut pandang terhadap persoalan kehidupan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

"Jika politik itu kotor, puisi akan membersihkannya. Jika politik itu bengkok, sastra akan meluruskannya."

--John Fitzgerald Kennedy (Presiden AS ke-35, 1917-1963)

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selalu ada cara inovatif untuk belajar tentang apapun—bisnis, kepemimpinan, kerja sama tim, atau apa saja. Inovatif, dalam konteks ini, ialah mentautkan hal-hal yang kelihatannya tidak punya kaitan satu sama lain. Namun, ketika Anda tahu bahwa ada sesuatu yang cemerlang bila dua atau lebih hal yang semula tak berhubungan kemudian ditautkan, maka inovasi tidak terhindarkan. Itulah yang juga dilakukan oleh Joseph Badaracco.

Dalam hemat saya, Badaracco, guru besar Harvard Business School, telah melakukan sesuatu yang sangat menarik dan inspiratif: membawa karya sastra ke dalam kelas-kelas manajemen dan bisnis, yang pada akhirnya juga berbicara perihal kepemimpinan. Apa yang membuat sastra begitu bernilai, menurut Badaracco, ialah karena sastra membantu mahasiswa untuk benar-benar masuk ke dalam individu-individu yang membuat keputusan.

Sastra membantu mereka melihat berbagai hal sebagaimana karakter-karakter di dalam cerita itu, antagonis maupun protagonis, melihat hal-hal tersebut. Dan karena kehidupan-dalam dari karakter yang diimajinasikan oleh para penulis brilian yang sudah teruji selama berpuluh tahun, pembaca menemukan sesuatu yang berharga di dalam fiksi itu.

Membaca fiksi boleh dibilang merupakan cara belajar yang sangat berbeda dari kelaziman. Badaracco mendiskusikan karya sastra dalam rentang waktu yang sangat lebar, mulai dari The Secret Sharer karya Joseph Conrad di era modern hingga Antigone karya Sopokles dari masa Yunani kuno, 2.500 tahun yang silam. Badaracco juga membawa karya mashur Arthur Miller, Death of Salesman.

Karya-karya sastra ini berkisah tentang orang-orang yang memperjuangkan nilai-nilai yang saling bersaing. Kreon, Sang Raja dalam lakon Antigone, sangat meyakini pentingnya stabilitas negara dan perdamaian setelah perang saudara yang berlangsung lama. Sastra membantu pembacanya melihat berbagai hal sebagaimana karakter-karakter di dalam cerita itu melihatnya, termasuk dalam mengambil keputusan, membuat penilaian moral, maupun kepemimpinan di saat kritis.

Perspektif yang berlainan dari karakter-karakter dalam karya-karya sastra memberi wawasan yang kaya kepada mahasiswa bisnis Badaracco. Mereka belajar memahami mengapa salah satu karakter mengambil keputusan seperti ini dan karakter lain memilih perspektif yang berbeda. Diskusi di kelas bisnis mengenai karakter-karakter ini memberi pengayaan pemahaman tentang ‘mengapa seseorang mengambil keputusan ini dan bukan yang itu atau yang lain’. Pertimbangan-pertimbangan apa yang dipakai. Situasi-situasi seperti apa yang tengah dihadapi. Seberapa besar tekanan yang dialami.

Kompleksitas cerita membuat mahasiswa terlibat (engaged) dalam persoalan-persoalan yang sangat mungkin dijumpai ketika terjun di lingkungan bisnis maupun lingkungan apapun: perbedaan pandangan, pengambilan keputusan, konflik kepentingan, benturan etis. Pendeknya mahasiswa bergulat dengan pandangan-pandangan yang kelihatannya saling bersaing—hal sama dijumpai saat terjun ke dalam kehidupan nyata.

Apa yang membedakan sastra dengan literatur manajemen, politik, ataupun sosial? Menurut Badaracco, karya sastra menawarkan berbagia jenjang kompleksitas persoalan. Sangat sukar menemukan nuansa, konflik batin, maupun latar belakang yang tidak hitam-putih di dalam buku non-fiksi. Jadi, kata Badaracco, kita perlu berpaling kepada sastra untuk mendapatkan kedalaman dan kekayaan sudut pandang. Para pemimpin seyogyanya mengikuti anjuran Badaracco agar mampu memimpin dengan lebih berempati.

Ngomong-ngomong, Presiden Barack Obama menyukai novel Song of Solomon karya Toni Morrison dan Collected Poems-nya Derek Walcott. **

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB