x

Ilustrasi petani/sawah/ masa tanam padi. ANTARA/Abriawan Abhe

Iklan

Rizki Ardian

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Agrobisnis Pedesaan, Harapan Kemajuan Pertanian

Peran Koperasi dalam memajukan pertanian pedesaan dalam memenuhi kebutuhan pangan rakyat

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Wilayah pedesaan mempunyai peran vital dalam kemajuan pertanian, yaitu menunjang kebutuhan pangan rakyat. Daerah perkotaan dengan karakteristik demografi sosialnya tidak dapat menghasilkan kebutuhan pangannya secara mandiri, terlebih lagi dengan tingkat konsumsi yang tinggi. Oleh karena itu, pertanian pedesaan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pangan negeri ini.  Namun nyatanya pertanian pedesaan masih jauh dari harapan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Ketika permintaan naik, harga kebutuhanpun ikut naik disertai kelangkaan, hal ini dapat dilihat ketika menjelang Idul Fitri maupun kondisi saat ini. Tindakan yang dilakukan pemerintah yaitu melakukan impor untuk mengantisipasi kelonjakan harga kebutuhan pokok dan seringkali menjadi solusi utama dari tahun ke tahun.

Melihat hal ini tidak terlepas dari permasalahan pertanian di pedesaan itu sendiri, yaitu: Pertama, pengadaan sarana produksi pertanian (saprotan) seperti penyediaan bibit unggul, pupuk, teknologi, pestisida dan lainnya. Petani kita seringkali mengalami gagal panen dikarenakan bibit yang kurang berkualitas sehingga tanaman mudah mati oleh hama dan penyakit. Terlebih lagi, harga pupuk yang terbilang tinggi meskipun pemerintah menyediakan subsidi pupuk kepada petani. Sering kali dalam penyalurannya mengalami kemacetan, sehingga tidak sampai ke tangan petani. Selain itu, alat-alat pertanian yang digunakan masih tradisional, menyebabkan efisiensi waktu maupun cara tanam kurang efektif sehingga hasil yang didapat sering kali tidak maksimal. Kedua, akses penyediaan modal. Masih banyak petani mendapatkan modal berasal dari rentenir, meskipun kini banyak lembaga perbankan yang menyediakan peminjaman kepada petani. Hal ini dikarenakan lembaga perbankan masih belum dapat menyentuh petani secara langsung seperti yang dilakukan rentenir. Biasanya, rentenir akan datang kepada petani untuk menawarkan peminjaman tanpa melalui prosedur apapun, uang yang didapatpun lebih cepat dan mudah meskipun bunga yang harus dibayar tidaklah sedikit. Ketiga, menjual dengan dengan sistem ijon atau tengkulak. Harga yang dijual oleh petani lebih murah dibandingkan harga di pasaran. Tidak adanya batas minimal dan maksimal harga jual membuat petani sering merugi, sehingga enggan untuk mulai bertani kembali setelah panen dan memilih alih profesi.

Sebagaimana permasalahan tersebut, maka perlu adanya lembaga yang berfungsi sebagai penyedia, pengawasan, pemasaran, dan evaluasi kegiatan petani di desa. Milik petani, oleh petani, yang berpihak terhadap petani.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Koperasi Pertanian

Usaha pemerintah dalam mewujudkan petani mandiri adalah dengan mencanangkan Badan Usaha Milik Petani (BUMP) di daerah. BUMP merupakan usaha yang dikembangkan oleh petani, dimana seluruh kegiatan dan aset usahanya dimiliki petani. Koperasi petani sebagai BUMP memegang peranan penting dalam kemajuan petani di desa. Koperasi tani diharapkan menjadi jembatan antara petani dengan lembaga pemerintah. Pemenuhan kebutuhan usaha bertani dengan program pemerintah, seperti dalam penyaluran subsidi pupuk, bibit unggul, peminjaman permodalan, maupun pengelolaan produk hasil pertanian serta pemasaran.

Penyaluran subsidi atau bantuan pemerintah lewat koperasi tidak hanya memudahkan petani dalam mendapatkan bantuan tetapi juga memudahkan pemerintah agar bantuan itu tepat sasaran kepada petani, sehingga tidak jatuh kepihak tertentu yang ingin mendapat keuntungan. Baik itu penyaluran pupuk, bibit, maupun alat-alat pertanian. Sehingga segala kebutuahan on farm petani akan tersalurkan dengan baik.

Peminjaman permodalanpun akan mudah dan minim resiko jika lewat koperasi, dengan tatakelola manajemen yang baik oleh koperasi. Bunga yang diberikanpun akan disesuaikan dengan kesepakatan koperasi dibanding dengan meminjam kepada rentenir yang bunganya berlipat. Jika terjadi gagalan panen maka kerugian akan ditanggung bersama.

Begitupun dengan produksi. Petani yang tergabung dalam koperasi, jumlah produksi hasil pertanian akan disesuaikan dengan kebutuhan pasar sehingga produksi tidak berlebih atau kekurangan. Dengan begitu, pemasaran hasil produksi pertanian lebih efektif bagi petani, pemasaran yang efektif sekaligus dapat membatasi kegiatan para mafia pangan yang ingin mengendalikan harga pasar nasional.

Dengan koperasi, tidak hanya produksi yang meningkat tetapi juga kualitas sumber daya manusia petani kita dapat meningkat. Koperasi tidak hanya memberikan akses kemudahan dalam produksi dan pemasaran kepada petani, tetapi juga memberikan pembelajaran kepada petani. Didalam kegiatan koperasi terdapat trasnfer knowlege antara petani dengan koperasi baik itu kegiatan produksi dan lain sebagainya, sehingga petani dapat bersaing baik secara domestik maupun mancanegara. Hal ini tentu dapat dikembangkan oleh koperasi yang berbentuk single comuditie dalam sektor agribisnis, seperti:  koperasi peternakan sapi, koperasi domba, koperasi belimbing, koperasi sayur, dan lain sebagainya

 

Dukungan Pemerintah

Namun, perlu diingat koperasi tani tidak dapat terbentuk dan langsung berkembang. Dalam proses perkembangannya perhatian dan dukungan dari pemerintah sangat dibutuhkan, baik berupa pendampingan maupun berupa bantuan kebutuhan operasional koperasi.

Pendampingan dilakukan dengan mengirim tenaga penyuluh, sebagaimana koperasi ideal berproses. Dimulai pembentukan struktur keanggotaan hingga manajerial terhadap petani dalam menghasilkan produk pertanian. Dimana koperasi tidak hanya dijadikan suatu usaha dalam menghasilkan produk pertanian, tetapi juga menjadi lembaga yang benar-benar mendukung para anggotanya untuk berkembang tanpa membuang nilai koperasi itu sendiri. Dari anggota oleh anggota dan untuk anggota. Sehingga koperasi dapat tumbuh dan mendukung para petani.

Kita sadar pertanian Indonesia dengan segala promblematikanya, dimulai dari akar hingga ujung sangatlah panjang permasalahannya jika ditelaah lebih jauh. Indonesia merupakan negara agraris. Tetapi kenapa masih sering kali kekurangan pangan?, dan impor selalu menjadi solusi yang tidak terbatahkan.

Dengan mendukung koperasi petani di pedesaan berarti mendukung petani untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional. Bukan tidak mungkin jika petani pedesaan akan berjaya. Segala kebutuhan pangan masyarakat akan terpenuhi, sehingga tidak perlu adanya impor dalam memecahkan kelonjakan harga maupun kelangkaan. Bahkan, jika didukung dengan sangat baik petani kita dapat mengekspor hasil pertaniannya dan bersaing dengan petani luar lainnya di negara ASEAN.

Ikuti tulisan menarik Rizki Ardian lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 jam lalu

Terpopuler