Hasil sigi Lingkaran Survei Indonesia cukup mengejutkan. Elektabilitas pasangan inkumben Basuki Tjahaja Purnama- Djarot Syaiful Hidayat ternyata di bawah 40 persen. Jika pemilihan dilakukan saat ini, pasangan Ahok-Djarot hanya unggul tipis, yakni memperoleh suara 31,4 persen. Adapun pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno 21,1 persen, dan pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni sebanyak 19,3 persen, dan sisanya belum menentukan pilihan.
Tren elektabilitas Ahok selama ini juga menurun. Pada survei LSI Maret 2016 lalu, tingkat keterpilihan Ahok secara pribadi masih memimpin jauh di depan dengan elektabilitas 59,3 persen. Saat itu elektabilitas Ahok secara lebih besar dibandingkan 10 calon gubernur yang lain digabung seperti Yusril Ihza Mahendra, Tri Rismaharini, dan Sandiaga Uno. (Baca: Survei LSI: Elektabilitas Ahok Hanya 31,1 Persen)
Survei LS terbaru memiliki margin of error plus minus 4,8 persen dengan melibatkan 440 responden yang dilengkapi dengan focus group discussion, media analisis, dan depth interview. Pemimpin LSI Denny JA menyatakan survei yang dilakukan pada 28 September hingga 2 Oktober 2016 itu dibiayai sendiri
LSI menyimpulkan turunnya elektabilitas Ahok karena empat hal , yakni 1) polemik RS Sumber Waras dan isu suap reklamasi, 2) sikap Ahok yang dianggap arogan, 3) cukup banyak muslim yang enggan dipimpin non-muslim, dan 4) pemilih menginginkan figur muda dan segar. Baca: 4 Penyebab Tren Elektabilitas Ahok Menurun.
Lepas dari kesimpulan LSI itu, setidaknya ada 3 catatan penting dengan menggunakan data hasil survei yang sama.
1.Agus-Sylviana merebut pemilih muda
Jumlah penduduk DKI yang memiliki hak pilih diperkirakan mencapai 7, 4 juta jiwa pada 2017. Dari proyeksi kependudukan yang dibuat oleh Badan Pusat Statistik, kelompok umur 20-29 tahun mencapai 24,6 persen, kelompok usia 30-39 tahun sebanyak 27 persen, kelompok usia 40-49 tahun sebesar 20,5 persen, dan kelompok usia 50-59 tahun sebesar 13,8 persen.
Dari suvei LSI, pasangan Agus-Sylviana memenangi pertarungan pada kelompok usia muda (20-29 tahun), dengan mengantongi 38,1 persen suara, disusul Ahok-Djarot, 22,8 persen, dan Anies-Sandiaga 21,1 persen. Basis survei LSI untuk kelompok ini hanya 13 persen, jauh dari proyeksi BPS yang mencapai 24 persen lebih. Artinya, suara absolut Agus kelak dari kelompok ini bisa lebih besar lagi.
Asumsi bahwa Agus-Sylviana akan dukung lebih kaum perempuan tidak terbukti dari survei itu. Dari pemilih wanita, pasangan ini mendapat dukungan 19,1 persen, sedangkan dari pemilih laki-laki sedikit lebih besar, yakni 19,5 persen.
2.Ahok-Djarot disokong kelompok mapan
Ahok-Djarot memenangi pertarungan di kelompok usia paling besar, yakni usia 30-39 tahun. Perolehan Ahok-Djarot untuk kelompok ini 29,6 persen, diikuti Anies-Sandiaga 26,5 persen, dan Agus-Sylviana 19,40 persen. Di usia yang lebih mapan lagi, 40-49, Ahok juga unggul jauh , mendapat 41, persen. Adapun Anies-Sandiaga dan Agus Sylviana, masing-masing hanya mendapat 15,4 persen dan 11,1 persen.Di kelompok yang lebih tua lagi, 50 ke atas, Ahok-Djarot juga unggul dengan mencapai 28,4 persen. Adapun Anies-Sandiaga dan Agus-Sylviana masing2 masing mendapat suara sama 21,3 persen untuk kelompok usia ini.
Dukungan kelompok mapan kepada Ahok juga tercermin dari segmen tingkat pendapatan. Dari kalangan ini pasangan Ahok-Djarot memenangi pertarungan dengan angka 33,9 persen.
Kekekuatan lain, Ahok-Djarot disokong oleh non-muslim dengan perolehan 83, 3 persen. Adapun Anies-Sandiaga dan Agus-Sylviana masing-masing dipilih 2,8 persen dan 3,2 persen dari kelompok ini.
3. Anies-Sandiaga didukung kaum terpelajar
Dari kelompok usia, dukungan terhadap Anies-Sandiaga tak ada yang menonjol. Artinya pasangan ini didukung oleh segala usia secara relatif merata. Kekuatan pasangan ini terlihat dari kelompok berdasarkan pendidikan.
Anies-Sandiaga mendapat perolehan tinggi sebesar 31, 2 persen untuk penduduk yang pernah kuliah atau di atasnya. Adapun Ahok-Djarot hanya memperoleh 26 persen, dan Agus-Sylviana lebih kecil lagi, 19,5 persen.
Kekuatan Anies-Sandiaga yang lain, pasangan ini didukung oleh pemilih perempuan dengan perolehan 21,4 persen, sedikit lebih besar dibanding dukungan dari laki-laki sebesar 20,9 persen.
Jika berpatokan pada hasil survei itu, pertarungan pilkada DKI akan berlangsung ketat. Kekuatan dan kelemahan masing-masing pasangan calon di setiap segmen umur atau kelompok berdasarkan pendidikan itu tentu akan menjadi pertimbangan dalam menyusun strategi kampanye. *
Artikel Lain:
Pilkada DKI: Awas, Tiga Jebakan Ini Bisa Bikin Ahok Kalah
Anies Bisa Kalahkan Ahok? Ini 5 Hal Mengejutkan di Pilkada DKI
Ikuti tulisan menarik Gendur Sudarsono lainnya di sini.