Empat belas pertandingan tak ubahnya 14 adegan drama. Silih berganti menyajikan ketegangan demi ketegangan, juga kejutan demi kejutan. Itulah yang terjadi di Liga Inggris musim ini.

Sejauh ini tak ada tokoh yang dari awal hingga akhir terus jadi protagonis. Jose Mourinho sempat mengecap masa-masa indah dan sanjungan, tapi kemudian lebih banyak diejek dan dipandang sinis karena timnya yang kedodoran. Tapi, positif atau negatif, apapun yang dia lakukan selalu bisa jadi bumbu yang membuat suasana jadi lebih dramatis.

Juergen Klopp bersama Liverpool sempat dipuja-puja sebagai calon kuat juara. Tapi, konsistensi tampaknya masih menjadi masalah pelatih asal Jerman ini. Hal sama berlaku dengan Pochettino di Tottenham.

Arsenal? Well, ceritanya tetap sama. Menjanjikan tapi tak lepas dari bayang keraguan. Seperti musim-musim sebelumnya, tim asuhan Arsene Wenger ini mampu bersaing di empat besar. Tapi, untuk menjagokannya sebagai juara, mungkin hanya dilakukan penggemar berat saja.

Pada laga-laga terakhir, sorotan menjadi milik Antonio Conte. Pelatih Chelsea ini merebut perhatian yang di awal musim seperti jadi milik Josep Guardiola bersama Manchester City.

Bila tren yang ada bertahan, hingga akhir musim, dua orang inilah tampaknya ayang akan saling berebut headline media massa dunia, terutama saat bicara persaingan perebutan gelar juara. Conte dengan gayanya yang fleksibel dan adaptif, serta Guardiola dengan ide besarnya permainan indahnya--seperti yang dia terapkan di Brcelona--dan perjuangan untuk mewujudkannya.

Tentu saja, Klopp bisa menyalip ditikungan merebut perhatian. Juga Pochettino atau Moruinho. Wenger, well, mungkin juga, meski ada baiknya tak terlalu berharap.

Intinya, Liga Inggris musim ini lebih menarik dengan hadirnya Conte dan Guardiola. Persaingan juara pun akan kian menegangkan untuk diikuti, hingga laga terakhir dan menit terakhir.(*)

Foto: Mirror.co.uk

Ikuti tulisan menarik dira bola lainnya di sini.