x

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Saat Kesempatan, Lingkungan, dan Kerja Keras Berpadu

Ketika kesempatan, lingkungan, dan kerja keras bertemu, peluang seseorang untuk sukses sangat besar.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Dari sisi skor kecerdasan, sejauh pengukurannya dapat diperbandingkan, Chris Langan memiliki IQ yang jauh lebih tinggi dari Albert Einstein: 195 berbanding 150. Ketika hampir setiap orang yang belajar fisika modern mengenal penggagas teori relativitas itu, siapa yang mengetahui nama Langan? Mengapa ia bukan seorang outlier—orang-orang yang melakukan hal-hal di luar kebiasaan—yang sukses?

Kuliah Langan di Reed College, Oregon, AS, patah di tengah jalan lantaran ibunya lalai mengisi aplikasi perpanjangan beasiswa. Birokrasi universitas yang kaku tak mau tahu soal kecerdasan remaja ini yang luar biasa. Tumbuh dalam keluarga miskin, orang-tua tunggalnya tak sanggup membiayai Langan kuliah dengan uang sendiri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Langan lantas menjadi buruh, bekerja di kantor pemerintahan, dan akhirnya menjadi tukang pukul di sebuah bar di Long Island. Sambil menjalani semua itu, dia menenggelamkan diri di dunia filsafat, matematika, dan fisika saat mengerjakan risalah yang ia sebut ‘Cognitive Theoretic Model of the Universe.’ Tapi, tanpa gelar akademis, dia merasa tak akan pernah bisa menerbitkan risalah itu di jurnal sains manapun.

Dengan mengambil contoh paradoks kegeniusan Langan, Malcolm Gladwell dalam bukunya, Outliers, berikhtiar menunjukkan bahwa para genius sekalipun membutuhkan kesempatan, dan juga jam terbang yang panjang, untuk meraih kesuksesan. Langan mulai berbicara di usia enam bulan (barangkali menyaingi Nabi Isa) dan belajar membaca pada umur tiga tahun. Dia dilahirkan cerdas sebagaimana tergambar pada IQ-nya.

Namun, untuk meraih kesuksesan membutuhkan apa yang disebut psikolog Robert Stenberg sebagai ‘kecerdasan praktis’. Ini merupakan keahlian sosial, suatu pengetahuan, yang harus dipelajari, sebab membantu kita untuk membaca situasi dengan jelas dan mendapatkan apa yang kita inginkan. Langan, dalam konteks ini, berada dalam lingkungan yang tidak tepat bagi perkembangan kecerdasan bawaannya. Ia ‘bernasib’ lebih buruk dibandingkan dengan Robert Oppenheimer, yang cerdas tapi dibesarkan di lingkungan masyarakat paling kaya di Manhattan, dan kelak dikenal sebagai ilmuwan penting yang mengembangkan bom atom.

Sebagaimana The Tipping Point dan Blink, dalam Outlier Gladwell mendongeng dengan begitu memikat. Ketiga buku ini memperlihatkan betapa Gladwell piawai dalam menyambungkan fakta-fakta yang ada dengan sudut pandang yang tidak biasa. Meskipun, dalam buku ini, ia meminjam temuan-temuan yang dibuat ilmuwan untuk mendukung sudut pandangnya itu. Misalnya, mengapa pemain hoki terhebat di Kanada pada umumnya lahir di sekitar bulan Januari-Maret.

Di tengah perdebatan tentang apakah hidup seseorang lebih ditentukan oleh warisan genetisnya atau dibentuk terutama oleh lingkungannya (nature or nurture), Gladwell menyodorkan penglihatannya bahwa dibutuhkan setidaknya 10.000 jam bagi seseorang/ kelompok untuk sukses. Dengan mencontohkan The Beatles dan Bill Gates, Gladwell menunjukkan betapa kisah di balik sukses mereka jauh lebih rumit ketimbang yang terlihat di permukaan, tapi sekaligus menarik.

Keberhasilan The Beatles bukanlah berkat penemuan pencari bakat dari perusahaan rekaman, seperti dinikmati oleh banyak penyanyi dan band di negeri ini yang membuat mereka tenar dalam sekejap. Merasa tak puas hanya bisa bermain 1 jam setiap manggung di Liverpool, The Beatles pergi ke Hamburg, Jerman. “Di Hamburg, kami harus bermain selama delapan jam, jadi kami benar-benar harus menemukan cara baru untuk memainkan musik kami,” kata John Lennon. Mereka bermain seperti itu tujuh hari dalam sepekan, mempelajari sedemikian banyak lagu, dan berlatih menjaga stamina.

Perjalanan hidup Bill Gates mungkin akan lain bila ia tidak bersekolah di Lakeside, sekolah menengah atas bagi anak-anak orang kaya di Seattle. Di tahun 1968, sekolah ini membentuk klab komputer ketika banyak universitas sekalipun belum mempunyai perangkat cerdas ini. Komputer yang dipasang di sekolah ini bukan mainframe, melainkan terminal computer—sesuatu yang masih langka saat itu.

Sejak itulah, Gates belajar membuat program, menghabiskan waktu di ruang komputer, dan bahkan membuat ibunya terheran-heran kenapa anaknya sulit bangun pagi. Bagaimana tidak, sebab antara jam 3 sampai 6 pagi, Gates sibuk membuat program di laboratorium komputer University of Washington. “Komputer menjadi obsesi saya,” kata Gates tentang masa-masa SMA-nya. Praktis, rata-rata ia menghabiskan delapan jam sehari, selama tujuh hari sepekan, untuk ‘bermain’ komputer.

Hukum ‘kesempatan, lingkungan, dan kerja keras’ itulah, menurut Gladwell, yang berlaku bagi siapapun yang ingin meraih sukses, termasuk para genius sekalipun. Kesuksesan bukanlah penghargaan atas kerja keras semata tanpa peran lingkungan dan kesempatan. Orang-orang sukses tertentu, seperti John D. Rockefeller, Andrew Carnegie, dan J.P. Morgan bahkan lahir di zaman yang tepat.

Ceritanya barangkali akan lain bila para pebisnis mashur itu bukan lahir di sekitar tahun 1835 dan telah cukup dewasa—tidak terlalu muda dan belum tua—ketika pada 1860an dan 1870an ekonomi Amerika tengah bertransformasi, saat rel kereta api dibangun, industri manufaktur dimulai, dan Wall Street didirikan. Inilah masa ketika semua hukum ekonomi tradisional yang berlaku sebelumnya dipatahkan dan ditata-ulang.

Langan adalah contoh genius yang tragis. Ia tumbuh dalam lingkungan yang tidak bisa memberikan kepadanya apa yang ia perlukan untuk menghadapi dunia dengan lebih baik. Anugerah genetisnya tersia-siakan. Bill Gates, The Beatles, Oppenheimer bukan sukses semata karena kerja keras mereka sendiri. Mereka adalah produk warisan, sejarah dan masyarakat, serta kesempatan. Walaupun, seringkali kesempatan mesti direbut dan bukan ditunggu. ***

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

6 jam lalu

Terpopuler