x

Iklan

Zainal Abidin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 April 2019 20:06 WIB

Allah Maha Adil

Sekedar memberikan perspektif tentang riba dalam bisnis : Salah atau Disalahkan ...

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Allah Maha Adil. Ia memberi petunjuk, dalam bentuk perintah dan larangan. Manusia dibebaskan memilih, dengan segala konsekuensinya. Yang melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya, insya Allah surga balasannya. Yang sebaliknya, balasannya neraka, insya Allah. Riba, adalah salah satu laranganNya. Bisa diduga ujungnya kan?

Sekarang soal bisnis. Karena Allah Maha Adil, maka keadilanNya pun bagi pelaksana riba maupun yang menghindarinya. Yang utama, sunnatullah mesti terpenuhi, antara lain penerapan kaidah-kaidah manajemen yang benar. Itu sebabnya, Bill Gates dan Sulaiman Al-Rajhi, dua contoh pebisnis yang mewakili 2 karakteristik yang bertolak-belakang di atas, bisa berhasil dalam bisnisnya.

Karena Allah Maha Adil juga lah, kehancuran bisnis bisa terjadi pada kedua karakteristik itu. Yang kesana-kemari kampanye anti riba pun, bisnisnya bisa gagal. Juga yang cuek-bebek bergelimang riba. Mengapa?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ini dugaan saya ya. Sekali lagi dugaan saya. Mau setuju boleh. Nggak setuju pun tak apa-apa. Pertama, karena bagi Allah, seluruh manusia (atau bahkan seluruh makhluk ciptaanNya) mau beriman atau ingkar kepadaNya, tidak ada pengaruhnya. 

Kedua, tentu saja karena Allah ingin memberikan pilihan bebas kepada makhluknya : mau beriman atau ingkar. Balasannya nanti, bukan sekarang. Kalau semua orang beriman atau ingkar dibalasNya sekarang, haqqul yaqin, nggak akan ada manusia yang ingkar. Mesjid-mesjid penuh. Bank konvensional nggak pernah ada. Dunia aman dan damai. Jadi hidup cuma plain aja. Tanpa warna.

Riba, dalam perspektif muslim, undebatable.  Tidak perlu diperdebatkan lagi.  Salah.  Sayangnya, soalan ini justru dijadikan alat untuk mencari kesalahan, ketika suatu bisnis mengalami kerugian, atau bahkan bangkrut.  Alih-alih berintrospeksi, kambing hitam pun disematkan pada riba.  Akibatnya, sekalipun sudah tinggalkan riba, bisnis tetap rugi, bahkan bangkrut berulang-ulang.

Kalau kemudian ada orang beriman hidupnya sejahtera, atau ada orang ingkar hidupnya sengsara, itu baru DePe. Sekedar uang muka. Yang mesti diingat, nggak semua dapat uang muka. Yang nggak kebagian, di sana bakal dibayar cash ...

Wallaahu a’lam.

Ikuti tulisan menarik Zainal Abidin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler