M.U.A.K.
Cuma itu satu kata dari saya setelah selama ini mengikuti bagaimana perkembangan politik Indonesia beserta tingkah polah petinggi-petinggi parpol, DPR, dan segerombol politisi yang sudah menjabat sebagai kepala daerah dan tertangkap tangan KPK.
Jarang saya mau berbicara soal politik apalagi mengomentari polah ‘badut-badut’ di dalamnya. Karena tidak akan ada habisnya dan saya memiliki pekerjaan yang lebih penting daripada duduk membaca berita politik lalu berkomentar sinis soal perilaku politisi X atau munafiknya pejabat Y.
Di satu sisi saya juga sadar bahwa saya harus ikut berpartisipasi dalam pemilihan umum nanti. Bahwa saya memiliki kekuatan – meski demikian kecilnya – untuk membantu bangsa ini mencapai perubahan.
Hanya saja di sisi lain saya tahu benar bahwa saya tidak boleh membuat kesalahan yang sama. Apakah itu? Memilih parpol yang sama di masa lalu dan sudah terbukti tidak mampu menunjukkan kinerja tetapi malah haus kekuasaan, korup, busuk, dan mengkhianati rakyat yang sudah memilih.
INTINYA: Saya tidak bisa dan jangan sampai menjadi golput!
“Baiklah, kalau kesadaran itu sudah ada lalu bagaimana selanjutnya?” Tanya sebuah suara dalam tempurung kepala.
CORET DAN BLACKLIST PARPOL-PARPOL YANG SUDAH KAMU KENAL SELAMA INI.
Saya sangat amat percaya bahwa kita tidak bisa menyelesaikan masalah dengan menggunakan pola pemikiran dan orang-orang yang sama dalam membuat masalah.
Dengan kata lain, parpol-parpol dari rezim-rezim sebelumnya itu sudah memfosil dan tidak layak pilih. Sukar mengharapkan mereka membantu bangsa dan negara ini keluar dari masalah karena: MEREKA JUGA BAGIAN DARI MASALAH!
Selanjutnya, setelah menyingkirkan parpol-parpol yang sudah memiliki rekam jejak kotor di masa lalu, kita beralih pada tahap seleksi selanjutnya yakni: apakah parpol-parpol baru yang tersisa ini digawangi atau diperkuat oleh sekelompok barisan pecundang politik yang sakit hati karena kekalahan masa lampau dan mencoba peruntungan sekali lagi untuk berebut tampuk kekuasaan?
Karena itu, marilah duduk sejenak menyeleksi parpol-parpol yang akan bertanding tahun 2019 nanti.
Berikut sedikit data untuk menentukan pilihan yang saya temukan di sampul Koran Tempo tanggal 19 Februari 2018.
- Partai Kebangkitan Bangsa
Berdiri: 23 Juli 1998
Ketum: Muhaimin Iskandar
2. Partai Gerakan Indonesia Raya
Berdiri: 6 Februari 2008
Ketum: Prabowo Subianto
3. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Berdiri: 1 Februari 1999
Ketum: Megawati Soekarnoputri
4. Partai Golongan Karya
Berdiri: 20 Oktober 1964
Ketum: Airlangga Hartato
5. Partai Nasional Demokrat
Berdiri: 26 Juli 2011
Ketum: Surya Paloh
6. Partai Gerakan Perubahan Indonesia
Berdiri: 16 April 2015
Pendiri dan ketum: Ahmad Ridha Sabana
7. Partai Berkarya
Berdiri: 15 Juli 2016
Ketum: Neneng Tutty
Pendiri: Tommy Soeharto
8. Partai Keadilan Sejahtera
Berdiri: 20 April 2002
Presiden: Mohamad Sohibul Iman
9. Partai Persatuan Indonesia
Berdiri: 7 Februari 2015
Pendiri dan ketum: Hary Tanoesoedibjo
10. Partai Persatuan Pembangunan
Berdiri: 5 Januari 1973
Ketum: Muhammad Romahurmuziy
11. Partai Solidaritas Indonesia
Berdiri: 16 November 2014
Pendiri dan ketum: Grace Natalie
12. Partai Amanat Nasional
Berdiri: 23 Agustus 1998
Ketum: Zulkifli Hasan
13. Partai Hati Nurani Rakyat
Berdiri: 14 November 2006
Ketum: Oesman Sapta Odang
14. Partai Demokrat
Berdiri: 9 September 2001
Pendiri dan ketum: Susilo Bambang Yudhoyono
Yang mana pilihan Anda? Kalau saya sih RAHASIA. (*/juga ditayangkan di akhlis.net)
Ikuti tulisan menarik akhlis purnomo lainnya di sini.