KEDIRI. Candi Tegowangi yang berada di Desa Tegowangi Kecamatan Plemahan, menjadi objek utama kemah budaya dari siswa siswi yang tergabung dalam kepramukaan. Kemah budaya ini dihadiri M.Muhsin dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kediri, Bati Tuud Plemahan Pelda Musonipin, Kapolsek Plemahan AKP Surono, Camat Plemahan Gembong Prayitno dan Kepala Desa Tegowangi Hermawan, serta para Pembina Pramuka Kwartir se-Kabupaten Kediri, sabtu (21/04/2018)

Dalam sambutannya, M.Muhsin mengatakan, “Selain sebagai situs budaya, Candi Tegowangi ini juga merupakan simbol dari perwakilan dari berbagai budaya di tanah jawa dan keharmonisan antara manusia dengan alam. Jadi, sangatlah tepat bilamana kemah budaya ini diadakan disini. Candi Tegowangi punya sejarah yang tidak terlepas dari kebudayaan orang Kediri di masa lampau.”

Mengenai kepanduan, ia sangat terkesan dengan animo siswa siswi yang ingin mengikuti kemah budaya ini, terlebih tempat ini juga sangat sakral dari sudut pandang historis atau latarbelakang Candi Tegowangi. Baginya, pramuka adalah bagian utama pembinaan generasi muda untuk hidup mandiri dan saling mengikat satu sama lain dalam kebersamaan.

Sementara itu, Gembong Prayitno berpesan kepada seluruh peserta kemah budaya ini untuk tidak memandang segala perbedaan, dan salah satu cara menyatukan perbedaan itu ialah mencari persamaannya, bukan mencari perselisihan satu sama lain.

“Pramuka itu tidak boleh melihat seseorang dari latarbelakangnya, ketika ada niat, itikad dan tekad untuk menolong dan bergotongroyong, tidak ada lagi perbedaan, yang ada cuma satu visi dan misi. Kepanduan di Negara-negara maju, sangat dominan, karena bisa melatih seseorang untuk saling kerjasama, menjaga kekompakan dan kemandirian hidup,” katanya.

Keterkaitan dengan kemah budaya ini, Koramil 18/Plemahan menerjunkan 4 orang untuk terlibat dalam pembinaannya, sedangkan 4 orang lainnya bersama anggota Polsek Plemahan berperan dalam pengamanan disekitar lokasi.

Ikuti tulisan menarik dodik suwarno lainnya di sini.