Judul Buku: Api Tauhid
Penulis: Habiburrahman El Shirazy
Penerbit:
Tahun Terbit:
Tebal:
Judul Resensi: Api Cinta dan Agama
Novel ini berisi Kisah Cinta antara Fahmi dan Nuzula. Kyai Arselan, ayah Nuzula melamar Fahmi untuk putrinya, Nuzula. Fahmi dan Nuzula masih sama-sama kuliah. Setelah menikah, mereka tidak lantas tinggal serumah. Selepas ciuman malam pertama, Fahmi pergi ke Madinah untuk melanjutkan S2-nya. Sedang Nuzula kuliah di Jakarta.
Entah sebab apa, Kyai Arselan tiba-tiba meminta Fahmi yang berada jauh di Madinah untuk menceraikan Nuzula. Permintaan itu ia sampaikan lewat email. Fahmi yang tidak mengerti apa kesalahan yang telah ia lakukan, sehingga mertuanya (Kyai Arselan) meminta dirinya untuk berpisah dengan putrinya. Sebuah permintaan yang amat dibenci Allah. Mereka yang sama-sama paham agama, tentu tidak ingin untuk berbuat apalagi punya rencana yang demikian.
Fahmi yang begitu menjaga diri dan perasaannya kepada Nuzula tidak bisa mengiyakan begitu saja permintaan Kyai Arselan. Apa maksud Sang Kyai, menikahkan dirinya dengan putrinya hanya untuk bercerai setelah beberapa bulan berjalan baik-baik saja? Fahmi pun berdoa dan berjanji untuk mengkhatamkan Al Quran sampai empat puluh kali.
Niat Fahmi untuk mengkhatamkan Al Kitab hingga 40 kali sangat bulat, demi melupakan Nuzula, demi melupakan istrinya yang telah sah di mata agama. Meski Fahmi masih tidak mengerti kenapa ia harus menceraikan Nuzula. Nuzula yang merupakan istrinya sendiri. padahal adalah sebuah kebanggaan bagi orang tua Fahmi, putranya berjodoh dengan Putri Seorang Kyai.
Sahabat Fahmi, Subki dan Hamzah yang mengetahui perihal kabar tersebut, lantas mencari Fahmi yang tengah membaca Al Qur’an di dalam Rumah Tuhan. Mereka menemukan wajah Fahmi pucat dan lekas membawanya ke rumah sakit. Usai sembuh, mereka mengajak Fahmi liburan ke Turki, supaya Fahmi bisa melupakan masalah-masalahnya dengan Nuzula.
Selama di Turki, Fahmi bertemu dengan keponakan Hamzah yang cantik-cantik. Salah seorang sepupu Hamzah yang bernama Aysel jatuh cinta dan mengungkapkan ketertarikannya kepada Fahmi, ketika menapaktilasi salah satu tokoh sejarah pemuka agama yaitu Said Nursi Badiuzzaman.
Novel Romance yang dibumbui rasa Religi dan History ini banyak bercerita tentang Said Nursi Badiuzzaman. Nama Said Nursi didapat dari orang tuanya. Sedang Badiuzzaman merupakan gelar yang diperolehnya, yang berarti ulama sepanjang zaman. Gelar ini diperolehnya karena kecerdasannya dalam menghafal berbagai kitab dan mushaf dengan waktu singkat dan sangat cepat. Perjuangannya dalam membela Islam sampai ia sempat mendekam di penjara.
Said Nursi Badiuzzaman juga pernah dikira gila karena kecerdasannya. Salah seorang dokter yang memeriksa kejiwaannya mengatakan, “hanya orang-orang gila yang menganggap Said Nursi Badiuzzaman gila.” Namun hasil pemeriksaan itu tidak dipercaya oleh Raja Turki pada waktu itu. Hal itu membuat Said Nursi Badiuzzman mendekam di rumah sakit jiwa meski pun ia tidak gila. Malah di sana, Said Nursi Badiuzzaman mengajari pasien-pasien di sana untuk berserah, bertaqwa dan banyak beribadah kepada Allah.
Fahmi, Subki, Hamzah, Aysel dan adiknya berkunjung ke makam Said Nursi Badiuzzaman yang berada di Turki. Di sana, Aysel yang tengah berseteru dengan pacarnya, diancam akan diculik dan dijual ke luar negeri. Pacar Aysel pun akhirnya dapat mencari Fahmi dan Aysel, dan menangkap mereka berdua. Penderitaan di sini amat sakit dan menyedihkan.
Fahmi yang terluka parah karena menyelamatkan Aysel harus dirawat di rumah sakit dan koma selama beberapa hari. Nuzula yang berada di Jakarta, terkejut mendapat kabar tersebut segera menyusulnya ke sana, tidak peduli bagaimana status perkawinannya kini. Tidak lama, Fahmi pun siuman dan kaget pula mendapati Nuzula tengah menungguinya.
Nuzula lalu membawa pulang dan merawat Fahmi. Sebuah ending yang manis, akhirnya Fahmi dan Nuzula meresmikan pernikahan mereka sesuai hukum Turki. Meski kini Kyai Arselan telah mati dengan permintaan misterinya. Segalanya diungkap di dalam novel ini.
Solo, 2016
Ikuti tulisan menarik Nuraz Aji lainnya di sini.