x

Ustad Abdul Somad. Instagram/@ustadzabdulsomad_official

Iklan

Elnado Legowo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 20 Agustus 2019 18:49 WIB

Ustad Abdul Somad Menista Agama?

Video ceramah Ustad Abdul Somad menjadi viral karena didalamnya terdapat kalimat yang menghina kepercayaan lain.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Apabila seseorang sudah merasa dirinya suci dan benar, maka ia akan merasa bebas untuk melakukan apapun, termasuk menghina agama orang lain. 

Berapa waktu yang lalu terdapat sebuah video yang viral di media sosial, video itu berisi ceramah Ustad Abdul Somad yang menyeruhkan bahwa di dalam salib terdapat “jin kafir”. Dari pernyataannya tersebut, secara tidak langsung ia telah menghina dan merendahkan agama Kristiani, dalam kata lain ia menilai bahwa agama Kristiani adalah penyembah “setan” atau “jin”.

Filosofi salib dalam agama Kristiani adalah perpaduan antara kasih dan keadilan Tuhan. Selain itu salib juga sebagai simbol kemuliaan Tuhan dalam bentuk pengorbanan Yesus Kristus (dalam Islam dikenal sebagai Nabi Isa) untuk menebus dosa manusia dan mengantarkannya kembali ke jalan yang benar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jadi dalam kasus ini, nampaknya Ustad Abdul Somad tidak paham mengenai filosofi salib dan juga secara tidak langsung menghina Nabi Isa sebagai “jin kafir”.

Ia juga tidak dapat membedakan antara salib, huruf t, tanda tambah, atau tanda palang. Karena menurut ceramahnya ia juga menilai logo palang di mobil ambulans sebagai simbol “kafir” sehingga harus dipiloks dan diganti dengan bulan bintang. Apakah ini sebuah bentuk dari staurofobia, yaitu rasa takut akan palang atau salib?

Ustad Abdul Somad sudah memberikan klarifikasi bahwa ia hanya menjawab pertanyaan dari jemaatnya yaitu “Apa sebabnya ustad, kalau saya menengok salib, menggigil hati saya?”. Sebagai seorang ustad seharusnya dapat menjawab pertanyaan jemaatnya secara bijaksana, tanpa harus menuduh salib itu adalah “setan”. Seharusnya sebagai seorang tokoh agama yang bijaksana, ia akan mengajak umatnya untuk intropeksi diri, menasehati umatnya untuk berbuat baik, serta mengajarkan prinsip toleransi dan kasih sayang. Selain itu, apabila Ustad Abdul Somad tidak paham dengan filosofi salib itu sendiri, sebaiknya ia tidak usah menjawab pertanyaan tersebut.

Setelah itu, Ustad Abdul Somad juga menambahkan bahwa ia menyampaikan kajiannya di forum tertutup di masjid, tiga tahun yang lalu. Apakah Ustad Abdul Somad mengajarkan umatnya untuk menghina agama lain secara tidak langsung, meski jika forumnya tertutup? Mengerikan sekali!

Kasus ini adalah salah satu contoh kegagalan dalam komunitas agama untuk menyeleksi seorang tokoh atau pemuka agama secara ketat. Sebab tampaknya Ustad Abdul Somad kurang dididik untuk menjadi suatu tokoh agama yang mampu membawakan kedamaian dalam berceramah, tanpa menjelek-jelekan kepercayaan orang lain dengan menuduh “kafir”, sehingga tidak mengherankan bahwa ceramahnya sering disamakan dengan ujaran kebencian dan provokasi untuk membenci kepercayaan lain.

Dari kasus ini kita harus lebih selektif untuk menyeleksi para pemuka dan tokoh agama, apalagi menjadi seorang penceramah. Sebab banyak sekali orang asal-asalan yang kurang terdidik untuk menjadi pemuka atau tokoh agama.

Selain itu agama Kristiani sudah diakui oleh Undang-Undang Dasar Negara sebagai agama yang diakui oleh negara dan agama yang penganutnya juga terbanyak setelah agama Islam. Jadi menghina agama Kristiani, secara tidak langsung juga menghina negara.

Oleh karena itu, keadilan hukum kita juga sedang diuji mengenai pasal penistaan agama. Apakah pasal itu juga berlaku untuk agama Islam atau hanya berlaku kepada agama-agama non-Islam. Sebab jika mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saja mendapat hukuman 2 tahun penjara dari kasus penistaan agama, seharusnya Ustad Abdul Somad juga mendapat hukuman yang setara atau mungkin lebih berat karena sudah secara terang-terangan menghina kepercayaan lain.

Ikuti tulisan menarik Elnado Legowo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu