Ancaman radikalisme seakan sedang merongrong bangsa Indonesia saat ini. Semua pihak kini seakan melihat kegiatan keagaman yang “berbau negatif” sebagai bentuk radikalisme. 

Untuk mencegah terjadinya maupun penanggulangannya, hermat penulis musti ada penguatan pendidikan bela negara. Salah satunya dengan cara pelibatan TNI dalam pendidikan karakter siswa.

Nah, TNI sebagai institusi penjaga pertahanan negara dirasa sah-sah saja dilibatkan dalam upaya mencegah dan menanggulagi peristiwa radikalisme yang saat ini sedang merebak. Pembekalan karakter dan akademis yang kuat tidak hanya menangkal siswa dari bahaya radikalisme saja, melainkan kejahatan narkoba dan efek negatif medsos. Inilah anak-anak yang diharapkan akan mampu bersaing di Abad 21 ini. 

Siswa yang mengikuti pendidikan karakter diharapkan dapat menularkan semangat positif kepada teman lainnya. Dari yang malas menjadi semangat dan juga menjadi peduli dengan teman dan lingkungan sekitar.

Yang perlu dicermati justru dengan melibatkan TNI dirasa akan lebih mudah dan cepat untuk mencegah panyebaran radikalisme yang berasal dari akar rumput. Dan jangan lupa guru yang benar-benar dekat denga siswa harus memperhatikan dan cermat melihat ada indikasi bahaya radikalisme, pronografi dan narkoba yang masuk ke sekolah.

Ketiga hal itu, yakni radikalisme-pornografi-narkoba, jika dicermati adalah cara untuk melemahkan kekuatan bangsa secara perlahan. Dengan begitu apa yang dilkerjakan TNI dalam urusan memberikan pendidikan bela negara sama juga menunaikan tugas menjaga kedaulatan dan pertahanan negara bukan.

Ikuti tulisan menarik Yanuar Nurcholis Majid lainnya di sini.