Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto ditusuk oleh dua pelaku sesaat setelah menghadiri acara peresmian gedung kuliah baru Univeristas Mathla'ul Anwar, Pandeglang, Banten. Ia menghadiri acara ini sejak pagi, sekitar pukul 8.30 WIB. "Iya, diserang di Pandeglang. Ditusuk di perut," kata kata Agus Zaini, staf Wiranto.
Penyerangan terjadi sekitar pukul 11.55 WIB ketika Wiranto hendak pulang menggunakan helikopter di Alun-alun Menes, Padeglang. Saat itu ia berpamitan dengan pada pejabat dan masyarakat di Padeglang.
Menurut Agus kondisi mantan panglima ABRI ini tidak parah dan segera dilarikan ke RSUD Berkah Pandeglang.
Berikut ini fakta-fakta yang terjadi:
1.Diserang saat di pintu gerbang alun-alun
Wiranto diserang di pintu gerbang alun-alun, saat berpamitan dengan pejabat dan masyarakat, dan hendak menuju helikopter. Jenderal purnawiran yang saat itu berpakai batik berwarna hijau tampak terjengkang setelah ditusuk. Ia jatuh sekitar 2 meter dari lokasi semula. Para pengawalnya segera melindungi Wiranto. Ada juga yang langsung menangkap pelaku.
Selain Wiranto, seorang pengawal bernama Fuad Sauki dan Kapolsek Menes Kompol Dariyanto ikut terluka dalam insiden penyerangan itu. Dariyanto mengalami luka tusuk di bagian punggung. "Kejadiannya di Alun Alun Menes, sekitar 6 kilometer dari kampus. Jadi penyerangan itu tidak di lingkungan kampus,” kata Ali Nurdin, 10 Oktober 2019.
2. Mengalami dua luka tusuk
Direktur RSUD Berkah, Pandeglang, dr Firmansyah, menjelaskan bahwa Wiranto dibawa ke rumah sakit ini dalam keadaan sadar. Ia mengalami dua luka tusuk di peruk bagian bawah. Tusukan itu hampir menyentuh dinding perut bagian bawah.
Wiranto kemudian langsung dinaikkan ke helikopter sekitar pukul 14.30 WIB menuju RSPAD Gatot Subroto Jakarta, untuk menjalani perawatan lebih lanjut. Ia didampingi oleh dokter bedah umum dan dokter anastesia.
3.Dua pelaku langsung ditangkap
Berdasarkan penjelasan Kapolda Banten Brigjen Tomsi Tohir, dua pelaku sudah ditangkap oleh kepolisian. Mereka ditahan di Polsek Menes, Padeglang. Dua pelaku adalah Syahrial Alamsyah (31 tahun) dan Fitri Andriana (21 tahun) yang merupakan pasangan suami isteri. Syahril kelahiran Medan, Sumatera Utara. Adapun Fitri lahir di Brebes, Jawa Tengah.
4. Diserang dengan pisau
Kepolisian pun hingga kini masih mengonfirmasi perihal senjata yang digunakan pelaku untuk menusuk Wiranto. "Antara gunting atau pisau, yang jelas sudah dipersiapkan oleh pelaku," kata Dedi Prasetyo , Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, 10 Oktober 2019.
Namun berdasarkan foto beredar, senjata yang digunakan adalah kunai. Senjata tersebut berwarna hitam dengan bulatan di ujung pegangannya. Pada gagangnya, terdapat lilitan tali berwarna merah. Masyarakat mengenal kunai karena acap kali muncul dalam anime jepang, seperti serial Naruto.
5. Diduga berkaitan dengan ISIS
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo membenarkan penangkapan penyerang Wiranto. “Untuk pelaku sudah diamankan. Kapolda Banten ada di lokasi saat kejadian. Pelakunya sedang diperiksa,"ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan sementara, Syahrial alias Abu Rara terpapar paham radikal. "Dugaan laki laki terpapar paham radikal ISIS, yang perempuan masih didalami," ujar kata Dedi, 10 Oktober 2019.
Kepala Badan Intelijen Negara Budi Gunawan memastikan penusukan terhadap Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto dilakukan teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi.
"Kami sudah pantau khusus pelaku ini tiga bulan yang lalu. Kan pindah dari Kediri ke Bogor, kemudian dari Bogor pindah ke Menes karena cerai dengan istri pertama," kata Budi di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Kamis, 10 Oktober 2019.
***
Baca juga:
Wiranto Masuk Daftar Empat Pejabat yang Diancam Dibunuh
Ikuti tulisan menarik Indonesiana lainnya di sini.