Sungguh menarik mengamati pola korupsi di kalangan politikus, hal yang tak mungkin lagi kita amati jika KPK benar-benar lumpuh. Ada semacam kecenderungan, politikus yang terjerat kasus korupsi akan sulit menyeret pemain yang lebih kuat.
Indikasi tersebut paling kelihatan di Partai Kebangkitan Bangsa. Bekas politikus PKB, Musa Zainuddin, gagal menyeret Ketua Umum partai ini dalam kasus suap alokasi anggaran proyek infrastrukur.
Hal yang serupa diduga terjadi pula di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, kendati kasusnya tidak seterang benderang di PKB.
Pola korupsi yang serupa
Musa Zainuddin yang telah divonis sembilan tahun penjara karena terjerat kasus suap proyek infrasruktur untuk wilayah Maluku dan Maluku Utara pada 2016. Saat itu Musa merupakan anggota DPR dari fraksi PKB.
Musa sudah membeberkan keterlibatan petinggi PKB dalam suap itu. Menurut Musa, ia cuma ambil Rp 1 miliar dari kontraktor, dan selebihnya, Rp 6 miliar, diberikan ke petinggi PKB yang lain untuk diteruskan ke Ketua Umum partai ini, Muhaimin Iskandar.
Pengakuan Musa
Inti suap ini berkaitan dengan alokasi anggaran pemerintah yang tampaknya seperti dibagi-bagi di kalangan partai politik. Artinya kontraktor harus berhubungan dengan politikus.
Pola serupa juga terjadi pada suap impor bawang putih. Yang dibagi-bagi diduga kuota impor yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan. Nah, politikus PDIP I Nyoman Dhamantra ditangkap KPK pada Agustus lalu gara-gara terima suap dari importir bawang putih.
I Nyoman yang merupakan anggota DPR periode lalu dijanjikan fee Rp 3,5 miliar dari importir untuk membantu mendapatkan kuota impor 20 ribu ton bawang putih. Duit yang diterima baru Rp 2 miliar ketika ia ditangkap KPK.
Nah, siapa elite politik yang mengusai kuota bawang itu sebenarnya? Itulah yang menarik. Politikus PDIP itu diduga hanya sebagai perantara.
Dalam persidangan, hal itu juga belum terungkap. Jaksa hanya menanyakan ke I Nyoman saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta pada 28 November lalu, apakah ia kenal dengan “Tatam”. Nyoman menjawabnya “kenal”. Saat ditanya lagi “siapa beliau” oleh jaksa, Nyoman menjawab: “Putranya Bu Mega”.
Sama-sama disingkirkan oleh partai
Musa Zainuddin kini “dimusuhi” kalangan petinggi PKB lantaran membeberkan keterlibatan pemimpin partai ini. Karirnya pun otomatis hancur karena ia harus menjalani hukuman di Lapas Sukamiskin, Jawa Barat.
Bagaimana hubungan I Nyoman Dhamantra dengan PDIP? Boleh jadi belum seburuk kasus Musa. Hanya, I Nyoman secara resmi sudah dipecat oleh partai. Seperti ditulis oleh Majalah Tempo, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan partainya sudah memecat Nyoman.
Surat pemecatan yang diteken Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu diterbitkan pada Jumat, 9 Agustus lalu, setelah kadernya tersebut ditetapkan sebagai tersangka. “Siapa pun yang terkena OTT (operasi tangkap tangan) atau tindak pidana korupsi, kami tinggal mengisi namanya karena SK (surat keputusan) sudah ditandatangani lebih dulu oleh Ibu Megawati,” ujar Hasto.****
Ikuti tulisan menarik Andi Pujipurnomo lainnya di sini.