x

Tangkapan akun sosmed Gus Muwafid

Iklan

Anas M

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 Oktober 2019

Minggu, 8 Desember 2019 05:29 WIB

Dipicu Kasus Gus Muwafid, NU-FPI Memanas Lagi: Inilah Akar Soal Sebenarnya

Hubungan kalangan Nahdlatul Ulama dan Front Pembela Islam belakangan ini memanas. Pemicunya tak lain adalah ceramah Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafid yang dianggap menghina Nabi Muhammad SAW.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya



2.Berbeda dalam pemikiran politik
Kholid Syerazi juga memaparkan, kendati  FPI dan NU kompak dalam pemikiran keagamaan,  tapi keduanya  tidak akur dalam urusan pemikiran politik.  NU menyatakan NKRI final, dalam bentuk sekarang. Habib Rizieq Shihab menginginkan NKRI Bersyariah. Agendanya seperti Piagam Jakarta.

Menurut Kholid, dalam masalah itu, FPI ‘bentrok’ dengan NU, tapi punya titik temu dengan sejumlah ormas Islam yang mendukung agenda formalisasi syariat Islam, entah itu HTI, Wahabi, atau sebagian partai eks-Masyumi yang mengusung isu formalisasi syariat Islam.

3. Berbeda dalam pola gerakan
Kholid memaparkan bahwa dalam harakah (gerakan), NU dan FPI cenderung tidak kompak.  Dakwah NU mengusung prinsip tawassuth (moderasi), tasâmuh (toleransi), tawâzun (proporsional), dan i’tidâl (tidak berat sebelah). NU juga meyakini prinsip alon-alon, bertahap dalam dakwah dan mengamalkan syariat Islam.  NU mengayomi budaya dan meyakini syariat Islam bisa diterapkan secara swadaya oleh masyarakat, tanpa legislasi dan campur tangan negara.

Menurut Kholid, dalam gerakan, FPI punya titik temu dengan gerakan Islam transnasionalyang mengusung agenda formalisasi syariat Islam. FPI juga resisten dengan adopsi budaya lokal sebagai medium dakwah. Karena itu, Habib Rizieq Shihab dengan keras menolak diskursus Islam Nusantara dan memelesetkannya dengan istilah yang kurang sedap.

Terakhir,  Kholid Syeirazi  menyimpulkan, dari tiga  hal itu, satu setengah FPI cocok dengan NU, satu setengah yang lain FPI berbeda dengan NU.  Menurut dia, dibanding kepada ormas Islam puritan, FPI sebetulnya  lebih dekat secara ‘amaliyyah' dengan NU dan karena itu punya potensi untuk beraliansi strategis.  Demikian pendapat M. Kholid Syeirazi. Karya asli beliau bisa di lihat  di sini. ***

 

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Anas M lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler