Tersangka Teror Novel Ditangkap: Pelaku Dua Polisi Aktif, Begini Kisahnya...
Jumat, 27 Desember 2019 17:34 WIB![img-content](https://webtorial.tempo.co/mulyana/indonesiana/desktop/assets/image/ads/adsartikel.png)
Setelah mengusut selama dua setengah tahun, akhirnya polisi menangkap terduga penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Kepastian ini disampaikan oleh Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo. "Pelaku dua orang, insial RM dan RB. (Anggota) Polri aktif," kata Komjen Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jumat, 27 Desember 2019.
Dua pelaku itu telah ditetapkan sebagai tersangka. Saat diperiksa, keduanya ada pendampingan hukum dari Mabes Polri. Kini kedua pelaku diamankan di Polda Metro Jaya.
Baca juga:
Dua Penyerang Novel Polisi Aktif, Benarkah Ada Nama Jenderal Terlibat?
Menurut Listyo, awalnya Tim Teknis menemukan informasi signifikan lalu didalami. "Tadi malam kami Tim Teknis kerjasama dengan Kakor Brimob telah amankan pelaku yang diduga melakukan penyerangan saudara NB," katanya.
Novel Baswedan diteror dengan cara disiram air keras pada 11 April 2017 setelah menunaikan salat Subuh di Masjid Al-Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Argo Yuwono menjelaskan bahwa kedua polisi aktif itu ditangkap di Cimanggis, Depok, Jawa Barat. "Dua itu ditangkap di Cimanggis, Depok. Polisi aktif," ujar Brigjen Argo Yuwono dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, 27 Desember 2019
Adapun Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Muhammad Iqbal sebelumnya mengatakan Polri selama ini telah memeriksa 73 saksi, 114 toko kimia, dan 38 titik CCTV. Bahkan, kata dia, CCTV diperiksa secara laboratorium forensik kepolisian saintifik di Mabes Polri maupun Australia.
Sebelumnya, Kepolisian Daerah Metro Jaya telah mengirim surat pemberitahuan dimulainya penyidikan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan ke Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta.
Hal ini tertuang dalam surat Polri Daerah Metro Jaya Direktorat Reserse Kriminal Umum nomor B/6187/XII/RES 1.24./ 2019/Ditreskrimum tertanggal 23 Desember 2019.
<--more-->
Teriakan usai salat Subuh
Tragedi yang menimpa Novel di terjadi di masjid Jami Al-Ihsan di RT 003 RW 010 Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Selasa 11 April 2017. Jemaah kaget mendengar teriakan Novel Baswedan setelah salat subuh. Penyidik KPK itu kesakitan dan matanya dirasakan perih karena disiram air keras oleh orang tak dikenal.
Menurut Ketua RT 003 RW 010 Pegangsaan Dua, Wisnu Broto, menceritakan kronologi penyerangan sangat tidak diduga. Saat Novel disiram air keras, sebagian jemaah masih di dalam masjid untuk berdzikir.
Novel, kata Wisnu, pagi itu lebih dulu pulang meninggalkan masjid. “Setelah salat biasanya berdzikir dulu. Mungkin mau berangkat kerja, Pak Novel pulang lebih dulu," kata Wisnu yang ditemui di depan rumahnya di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa, 11 April 2017.
Ketika jemaah lain masih berdzikir itulah, kata Wisnu, terdengar suara teriakan histeris. “Jemaah belum begitu peduli karena masih dzikir,” tuturnya. “Tapi, begitu ada jemaah yang teriak Pak Novel, Pak Novel..., langsung semua keluar masjid untuk menolong.”
Pagi itu juga, kata Wisnu, Novel dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading. Wisnu mengaku tak melihat pelaku ataupun Novel saat berteriak. “Saya mendengar cerita dari beberapa orang yang bersama beliau. Ada yang melihat ketika Pak Novel disiram, tapi siapa orangnya saya tidak tahu,” ucap Wisnu.
Kata warga yang melihat, menurut Wisnu, pelaku penyiram air keras naik sepeda motor. Air keras yang disiram berasal dari cangkir melamin berwarna hijau. “Sekilas ya. Pagi itu masih gelap," kata Wisnu. “Sepertinya cairannya panas sekali.”
Karena kaget dan kesakitan tersiram air, Wisnu menduga Novel lantas berlari untuk mencari bantuan. “Dari depan rumah saya, dia lari lalu terbentur pohon (pohon nangka). Beliau lari mencari air. Saat itu juga ada beberapa orang yang membantu,” kata Wisnu. "Jubah dan sandal Pak Novel tertinggal di lokasi kejadian."
Wisnu menyebutkan, sekitar dua hari sebelumnya ada sejumlah orang mencurigakan datang. “Survei dulu, mungkin,” ucapnya. Info serupa, menurut Wisnu, didapat dari sejumlah warga. “Kan dipojok situ ada yang jualan, hansip juga muter-muter gitu."
Selanjutnya: kemungkinan pelaku selama ini
<--more-->
Kemungkinan pelaku selama ini
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menganggap pengungkapan pelaku lapangan dalam teror penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan sebenarnya mudah. Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, keberadaan empat orang mencurigakan di sekitar rumah Novel sebelum kejadian dapat menjadi pintu masuk untuk mengungkap kasus ini.
“Karena gampang kok, keberadaan orang asing dalam beberapa hari di tempat kejadian itu aneh, orang-orang itu tidak semestinya berada di sana,” kata kata Anam di kantornya, Jakarta, Selasa, 9 Juli 2019.
Menurut Anam, komisi telah bertemu dengan Tim Gabungan kasus Novel bentukan polri sekitar 3 bulan lalu. Dalam pertemuan itu, tim menyampaikan mendapatkan informasi yang signifikan soal pelaku teror terhadap Novel. Temuan tim, kata dia, sama dengan yang ditemukan oleh Tim Pemantauan Komnas HAM dalam kasus Novel Baswedan.
Menurut dia, informasi itu bahkan membuka peluang untuk mengungkap aktor intelektual di balik kasus ini. “Empat orang tersebut jejaknya sudah semakin terang dan bisa naik ke atas,” kata dia.
Adapun penelusuran Majalah Tempo, mereka yang diduga berada di sekitar rumah Novel sebelum kejadian adalah Ahmad Lestaluhu, Mukhlis Ohorella, dan Muhammad Hasan Hunusalela. Ketiganya diduga berprofesi sebagai mata elang alias penagih utang. Mereka berasal dari Kampung Lama, Tulehu, Maluku Tengah.
Mukhlis sempat tertangkap kamera saat berada di sekitar rumah Novel beberapa pekan sebelum penyiraman air keras. Saat itu, Mukhlis mengendarai sepeda motor Honda putih milik Yusmin. Hasil penyelidikan polisi saat itu, mereka berada di sekitar rumah Novel lantaran sebagai penagih utang. ***
Baca juga:
Dua Penyerang Novel Polisi Aktif, Benarkah Ada Nama Jenderal Terlibat?
![img-content](https://img.tempo.co/indonesiana/images/profile-default.jpg)
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
![img-content](https://img.tempo.co/indonesiana/images/all/2020/01/23/f202001231532581.jpg)
Kisruh Monas, Anak Buah Anies Sebut Cagar Budaya Cuma Tugu? Duh, Keliru Lagi
Kamis, 23 Januari 2020 14:46 WIB![img-content](https://img.tempo.co/indonesiana/images/all/2020/01/20/f202001201153474.jpg)
Gawat, Presiden Jokowi Diprediksi Tak Sampai Selesai 2024: Begini Alasannya
Senin, 20 Januari 2020 11:28 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler