Jumlah korban meninggal yang disebabkan virus Corona terus meningkat. Pemerintah Cina mengungkapkan bahwa jumlah korban meninggal telah mencapai 170 orang pada Kamis, 30/01, ini. Korban tambahan sebanyak 38 orang itu, salah satunya dari Provinsi Sichuan. Sedangkan 37 orang dari Provinsi Hubei.
Laman Antaranews.com menulis sejauh ini ada sebanyak 7736 orang terpapar virus corona, dan 124 penderita sudah dinyatakan sembuh.
Saat ini berbagai negara telah mengambil langkah strategis untuk menghadapi serbuan virus Corona yang terus memakan korban. Di tengah ikhtiar komunitas internasional melakukan antisipasi dan mencoba mencari vaksin penolaknya itu, netizen juga dipapar oleh sejumlah hoaks alias berita bohong seputra virus corona ini yang beredar di media sosial.
Laman Tempo.co telah melakukan cek fakta untuk menelusuri berbagai isu tersebut. Berikut tiga diantara isu yang berhasil diungkap ketiidak-benarannya, alias sesat. Ada juga isu yang tidak valid.
1. Virus Corona adalah snejata bilogis China yang bocor
Di tengah upaya para ahli memastikan asal-usul virus serta usaha para tenaga medis menyembuhkan pasien, beredar informasi di media sosial yang mengaitkan virus 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV itu dengan senjata biologis Cina. Menurut klaim tersebut virus Corona merupakan buatan pemerintah Cina yang disimpan di markas militer di Wuhan. Rencananya, virus akan disebarkan ke seluruh dunia.
Narasi bahwa virus corona adalah senjata biologis China, antara lain, dibagikan di Instagram oleh akun @top_world.idn. Menurut akun ini, informasi mengenai virus Corona adalah senjata biologis Cina berasal dari Dany Shoham, ahli perang biologis Israel. Shoham memberikan informasi tersebut kepada The Washington Times.
Shoham mengatakan ada laboratorium di Wuhan yang terkait dengan program senjata biologis rahasia Cina. Berita dari Washington Times tersebut kemudian dimuat ulang dalam bahasa Indonesia oleh situs RMOL.id. Selain itu info tersebut jugaberedar di grup Kumpulan orang Jawa Timur di Facebook
Benarkah virus Corona Wuhan adalah senjata biologis buatan pemerintah Cina yang bocor?
Asal-muasal narasi yang beredar di media sosial itu adalah berita dari The Washington Times, surat kabar harian yang diterbitkan di Washington DC, Amerika Serikat. Media inilah yang pertama kali menurunkan wawancara bersama Dany Shoham terkait dugaan konspirasi di balik menyebarnya virus Corona.
Wawancara itu dimuat pada 24 Januari 2020 dalam berita yang berjudul "Virus-hit Wuhan has two laboratories linked to Chinese bio-warfare program". Berita ini kemudian ditulis ulang dan dialihbahasakan oleh sejumlah situs dan media.
Dalam berita wawancara itu, Shoham menjelaskan virus Corona kemungkinan berasal dari Institut Virologi Wuhan yang terkait dengan program senjata biologis rahasia Cina. Saat ditanya apakah mungkin virus Corona bocor, Shoham menegaskan tidak memiliki bukti atau indikasi adanya infiltrasi virus Corona dari laboratorium di Wuhan tersebut. "Sejauh ini, tidak ada bukti atau indikasi atas kejadian tersebut."
Tempo mengirimkan pertanyaan via email kepada Shoham dan dibalas singkat dengan kalimat yang sama seperti yang tertulis dalam Washington Times bahwa tidak ada bukti atau indikasi terjadinya infiltrasi virus Corona dari laboratorium di Wuhan. "So far, there is no evidence or indication for such incident," katanya dalam e-mail kepada Tempo pada 27 Januari 2020.
Penjelasan Shoham bahwa "there is no evidence or indication for such incident" ini tidak ditulis dalam narasi yang beredar di media sosial.
Peneliti mikrobiologi dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sugiyono Saputra, mengutip data terbaru dalam Journal of Medical Virology tentang virus Corona Wuhan, tiga jenis virus Corona yang bersifat mematikan terhadap manusia berasal dari jenis hewan yang sama sebagai perantara alaminya, yakni kelelawar.
Erlina Burhan dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menyatakan bahwa virus Corona berasal dari hewan. Hal inilah yang menjelaskan mengapa 29 orang pertama yang diketahui terinfeksi pada 31 Desember 2019 sebagian besar bekerja di pasar ikan yang juga menjual unggas.
"Memang di antara para ahli berpikir ada kemungkinan menyebar dari manusia ke manusia, mengingat belakangan diketahui ada seorang perawat korban pneumonia yang juga terjangkit. Tapi itu masih diidentifikasi oleh ahli dan WHO," ujar lulusan Master of Science dari Heidelberg University, Jerman, itu.
Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, narasi bahwa virus Corona Wuhan adalah senjata biologis Cina yang bocor tidak bisa dibuktikan. Hal itu pun ditegaskan oleh ahli perang biologis Israel, Dany Shoham, dalam wawancaranya kepada Washington Times. Namun, pernyataan Shoham ini tidak ditulis dalam berbagai narasi yang beredar di media sosial.
Berikutnya: Info sesat soal jumlah korban
Ikuti tulisan menarik Indonesiana lainnya di sini.