x

corona

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 3 Maret 2020 06:07 WIB

Virus Corona di Depan Mata, Pejabat Tetap Senyum-Senyum Saja, Rakyat Butuh Keputusan

Gemas rasanya melihat pejabat negara dan pejabat daerah senyum-senyum saja menyikapi virus corona yang sudah di depan mata.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Serangan virus corona yang sudah sangat membuat hampir seluruh negara dan warga di dunia menyikapinya dengan sangat serius, begitu Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menyampaikan bahwa ada dua warga negara Indonesia (WNI) yang positif terkena virus corona, tetap saja membuat pejabat negara dan pejabat pemerintahan daerah senyum-senyum meminta warga masyarakat tidak panik. 

Bahkan di beberapa layar stasiun televisi dan video yang tersebar di media sosial, para pejabat ini menyatakan bahwa dua pasien sudah sehat. 

Apakah pernyataan dua pasien ini telah sehat, menggaransi mereka sebelumnya tidak menularkan virus ke orang lain? Padahal ada 73 petugas RS Mitra Keluarga Depok yang telah dirumahkan. Dari investigasi pemerintah Kota Depok pun terdeteksi 40 orang mengalami gejala yang mengarah terjangkit virus corona. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagaimana pemerintah menjamin, virus ini tidak akan menyebar dengan cepat, bila tidak ada tindakan serius. Bukan tindakan menenangkan yang hanya sekadar senyum-senyum. 

Lihat Arab Saudi, bahkan melarang warga negara asing masuk ke negeri itu, termasuk Indonesia. Namun, mengapa warga Jepang yang menulari warga Depok bisa masuk ke Indonesia? 

Sebelum semuanya terlambat, pemerintah memang wajib segera memutuskan kebijakan tegas untuk rakyat. Bagaimana untuk kegiatan sekolah, kuliah, kerja, olah raga, dan lain sebagainya yang sangat memungkinkan terjadinya kontak secara langsung dengan korban yang terjangkit virus corona, namun tak terdeteksi atau tak jujur? 

Sebagai contoh, di beberapa negara khususnya dalam dunia olahraga memang sedang mencari cari agar melakukan pencegahan supaya virus tersebut tidak menular. 

Semisal dalam cabang sepak bola, caranya adalah dengan menggelar pertandingan sepak bola tanpa penonton ataupun menunda laga tersebut. 

Karena virus corona, di Italia, sejumlah pertandingan di sana harus digelar tanpa penonton termasuk laga Juventus kontra Inter Milan. 

Thailand pun demikian, federasi sepak bola Negeri Gajah memutuskan untuk menggelar pertandingan sepak bola tanpa penonton selama Maret 2020 guna mencegah penularan virus corona. 

Di Indonesia sendiri, selain kini PSSI baru saja menggelar Liga 1, juga ada beberapa kompetisi sepak bola akar rumput yang digelar pihak swasta, juga akan ada laga timnas senior dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia di akhir Maret. 

Menyikapi hal ini, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan,  mengatakan secara singkat bahwa PSSI sejatinya menunggu arahan dari pemerintah Indonesia. "PSSI menunggu dari pemerintah," kata Iwan Bule saat dihubungi awak media, Senin (2/3/2020). 

Di luar sepak bola, tentu juga harus memiliki sikap yang sama. Virus corona tidak dapat dicegah dengan "senyum-senyum" dan sekadar menenangkan agar masayarakat tidak panik. 

Memang virus akan takut kepada masyarakat yang tidak panik? Masyarakat dunia sudah bersikap. WHO sudah menaikkan status tinggi terhadap wabah corona ini. 

Jadi, kini masyarakat sangat menunggu sikap dan kebijakan pemerintah karena virus sudah di depan mata ada di Indonesia. Untuk itu, masyarakat sangat menunggu gerak cepat tindakan pemerintah Indonesia untuk segera mengambil keputusan terkait berbagai kegiatan masyarakat, sekolah, termasuk bergulirnya beberapa event pertandingan olah raga dan sepak bola. 

Harus ada panduan dan keputusan pemerintah bagi rakyat untuk mencegah jatuhnya korban seperti di negara lain. 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

23 jam lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

23 jam lalu