Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah mencapai lebih dari 17.500 pulau. Jumlah yang cukup banyak ini, mempunyai berbagai potensi, baik alam dan budaya, yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai sektor, mulai dari sektor perekonomian hingga pariwisata. Tentunya, potensi besar ini hendaknya dapat dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat. Dapat diakui, pemanfaatan potensi besar dari segi alam maupun budaya dari ribuan pulau Indonesia dapat dijembatani melalui sektor pariwisata, khususnya pariwisata bahari. Menurut Orams (1999) wisata bahari adalah suatu tempat rekreasi dengan lingkungan yang airnya mengandung unsur salinitas dan adanya pasang-surut. Pengertian ini merajuk kepada segala aktivitas wisata yang berada di kawasan air yang mengandung salinitas dan terdapat pasang maupun surut yang sering dijumpai di pesisir pantai hingga laut.
Seiring berkembangnya zaman, muncul subjenis kegiatan dalam wisata bahari yang disebut dengan nautical tourism. Pariwisata nautikal adalah fenomena multidisiplin berupa segala kegiatan yang berhubungan dengan sailing dan boating (berlayar dan menaiki perahu) atau kombinasi keduanya dengan tujuan berwisata atau berliburan. Kegiatan-kegiatan ini dapat dicontohkan seperti bepergian yachting/cruising (bepergian menggunakan yacht atau kapal pesiar) dari satu perhentian ke perhentian lain, mengikuti acara bertema perkapalan seperti regatta (kompetisi balap kapal layar), atau kegiatan island hopping di mana wisatawan berpindah dari satu pulau ke pulau lain dengan fokus kegiatan yang berbeda-beda. Kegiatan tersebut umumnya lebih populer pada musim panas.
Kegiatan island hopping adalah kegiatan wisatawan yang berpindah dari satu pulau ke pulau lainnya menggunakan kapal atau perahu suatu destinasi. Aktivitas ini dapat ditemui di kebanyakan destinasi wisata bahari yang memiliki pulau-pulau kecil di sekitarnya. Pada bagian Indonesia bagian timur, wisatawan dapat mencoba Island Hopping di Labuan Bajo yang menawarkan kekayaan warna pasir pantai dan pemandangan perbukitan di sekitar pulau-pulau destinasi.
Untuk Indonesia bagian barat, salah satu destinasi yang tidak kalah menarik adalah destinasi wisata prioritas Tanjung Kelayang di Bangka Belitung. Tanjung Kelayang adalah salah satu pantai pasir putih yang terletak di Kepulauan Bangka Belitung dengan jarak sekitar 27 kilometer dari Tanjung Pandan. Terkenal dengan keeksotisannya, pantai ini memiliki fasilitas yang juga aktivitas yang dapat dilakukan oleh wisatawan yang berkunjung dengan biaya tertentu yaitu, Island Hopping atau Jelajah Pulau menggunakan perahu yang disediakan (kuota 10 – 12 orang). Wisatawan diajak untuk menikmati keunikan akan kekayaan jenis bebatuan yang ada pada pulau-pulau sekaligus daya tarik tersendiri dari masing-masing pulau.
Pulau pertama yang dituju adalah Pulau Garuda, daya tarik utama pulau ini adalah terdapat susunan alami batu granit besar yang membentuk seperti kepala Burung Garuda. Pemandangan ini hanya dapat dipandangi dari perahu karena pulau tersebut tidak dapat dikunjungi supaya terjaganya ekosistem yang ada. Selanjutnya adalah Pulau Pasir, mempunyai daratan yang hanya terdiri dari pasir halus yang seolah-olah menyembul dari dasar laut. Untuk menikmati keindahannya, wisatawan mempunyai waktu kunjungan terbaik di pagi – siang hari, ketika air laut sedang surut. Kemudian, wisatawan akan dibawa ke pulau yang wajib dikunjungi yaitu, Pulau Lengkuas dengan mercusuarnya yang terlihat gagah dan masih aktif hingga sekarang. Selain mercusuar yang menjadi atraksi wisata utama, di tengah-tengah pulau ini terdapat titik berupa kolam alami yang akan terisi ketika ada pasang disebut sebagai “Telaga Bidadari”. Pada sisi kanan, air lautnya yang jernih menjadikan pulau ini memiliki spot snorkeling yang tidak kalah indah dari Wakatobi. Lalu, pengunjung akan dibawa ke Pulau Kepayang yang sangat cocok menjadi tempat istirahat sejenak dari kegiatan jelajah pulau sambil menikmati keindahan alam yang ada. Hamparan pasir putih seolah-olah mengundang wisatawan untuk selalu mengabadikannya dalam foto menjadi daya tarik tersendir. Akhirnya, wisatawan akan dibawa ke Pulau Berlayar dimana batu-batuannya yang tersusun secara alami terlihat seperti layar kapal yang sedang terkembang dari kejauhan.
Ikuti tulisan menarik Ilga Della lainnya di sini.
