x

Iklan

muhamad taufik

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 April 2020

Minggu, 12 April 2020 10:07 WIB

Berbagai Pandemi yang Pernah Terjadi Sebelum Corona

Corona bukan satu-satunya wabah atau pandemi yang mengguncang peradaban manusia. Terdapat beberapa pandemi yang lebih mengerikan yang terjadi di masa lalu dan merenggut sampai ratusan juta jiwa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Virus corona telah mengguncang dunia saaat ini, penyebaran virus yang diberinama Covid-19 (baca Coronavirus Disease 19) ini telah menyebar ke seluruh belahan dunia. Ribuan korban telah berjatuhan dan ratusan ribu orang telah terinfeksi virus mematikan ini.

WHO menetapkan wabah ini sebagai pandemi mengingat penyebarannya yang sangat cepat dan luas ke seluruh dunia. Ternyata pandemi corona ini bukan satu-satunya pandemi yang pernah menghantui sejarah peradaban manusia. Beberapa pandemi tercatat pernah menyebar dan menghantui manusia di masa lampau.

Beberapa diantaranya bahkan sampai merenggut 200 juta jiwa korban meninggal. Beberapa pandemic yang sangat mengerikan itu diantaranya :

Wabah Flu

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Periode 1889-1890

Wabah yang dikategorikan Flu ini telah beberapa kali menyerang dan merenggut korban jiwa dalam peradaban manusia.  Yang pertama terjadi pada kurun 1889-1890 yang disebabkan oleh influenza. Pandemi ini tercatat telah memakan korban sebanyak 1 juta jiwa. Dikenal dengan nama Asiatic Flu atau Russian Flu yang disebabkan oleh virus influenza A subtype H3N8. Kasus pertama dari wabah ini ditemukan tiga tempat berbeda; Asia Tengah, Kanada dan Greenland.

Virus ini dengan cepat menjangkit dan menyebar ke seluruh dunia dan menewaskan kurang lebih 1 juta jiwa.

Periode 1918-1920

Serangan pandemi flu berikutnya terjadi pada kurun waktu 1918-1920. Pada fase ini jumlah korban jiwa yang meninggal diperkirakan mencapai angka 20 sampai 50 juta jiwa. Diperkirakan orang yang terinfeksi serangan pandemi ini mencapai 500 juta jiwa. Angka rasio tingkat kematiannya pun cukup mencengangkan, sekitar 10% sampai 20%.

Periode (1956-1958)

Disebut dengan Asian Flu, pandemic ini masih disebabkan oleh virus influenza dengan subtype H2N2. Pandemi ini diduga berasal dari provinsi Guizhou, Cina pada tahun 1956. Pandemic ini berlangsung selama  dua tahun sampai tahun 1958. Walaupun data mengenai jumlah kematian akibat pandemi ini berbeda dari beberapa sumber. WHO mencatatkan sekitar 2 juta kematian akibat wabah pandemi ini.

Periode (1968)

Satu dekade kemudian, wabah flu kembali menghantui manusia yang dikenal dengan nama Flu Hong Kong. Wabah ini masih disebabkan oleh virus influenza A, subtype H2N2. Flu Hongkong ini dinamakan demikian karena diambil dari kasus pertama yang muncul yang terjadi di Hongkong pada 13 Juli 1968. Pada periode ini tercatat sekitar 1 juta jiwa menjadi korban akibat wabah flu ini.

Kolera

Wabah selanjutnya yang sangat menakutkan adalah pandemi kolera. Pandemi ini telah terjadi dalam 7 periode yang merenggut korban jiwa yang tidak sedikit

Periode 1817–1824

Gelombang wabah pandemi kolera yang pertama terjadi pada periode 1817-1820. Ini pertama kalinya kolera dikenal atau masuk sebagai kategori pandemi. Pandemi ini menyebar dari india, ke cina, wilayah dekat laut mediterania dan sampai ke Eropa. Diperkirakan ratusan ribu orang meninggal akibat terjangkit wabah ini. Pandemi Kolera pertama ini juga dikenal dengan nama Kolera Asiatik karena menjangkit ke seluruh wilayah Asia.

Periode 1829–1837

Lima tahun berselang setelah periode yang pertama, wabah Kolera kembali menyebar. Kali ini sebarannya meluas sampai ke Eropa,Amerika dan Afrika. Pandemi di periode ini meninggalkan catatan yang lebih mengerikan dari wabah di periode pertama. Puluhan bahkan ratusan ribu korban meninggal di beberapa wilayah asia, eropa, amrika dan afrika. Jika ditotalkan angkanya melebihi dari 1 juta kematian pada periode ini

Periode 1846–1860

Periode ketiga berlangsung cukup lama, terhitung selama 16 tahun peradaban manusia berjuang menghadapi pandemic ini. Wilayah yang paling terkena dampak pada periode ini adalah Rusia. Diperkirakan lebih dari satu juta kematian terjadi sebagai dampak dari pandemic ini di wilyah tersebut. Di beberapa wilayah lain pun tercatat puluhan dan ratusan ribu korban jiwa melayang karena wabah ini.

Periode 1863–1875

Periode kolera selanjutnya, jumlah korban akibat pandemic kolera tidak sebanyak di periode pandemic kolera sebelumnya. Akan tetapi sebarannya yang mencapai beberapa kota dis seluruh dunia tetap tidak bisa dianggap hal yang wajar karena angka kematian di kota-kota tersebut mencapai kisaran 50 sampai 100 ribu angka kematian. Sistem informasi yang masih terbatas pada periode-periode ini tidak bisa memunculkan data yang pasti tentang kematian yang disebabkan oleh pandemic mematikan ini.

Periode 1881–1896

Menurut beberapa sumber, pada periode ini terjadi 250.000 kematian di wilayah eropa dan setidaknya 50.000 di benua amerika. Selain itu, Rusia masih menjadi salah satu yang mengalami banyak kematian dengan jumlah diperkirakan mencapai 267.890 orang. Serta dibeberapa kota lain seperti Jepang dengan 90.000 korban, Spanyol dengan 120.000 korban dan Mesir dengan 58.000. angka yang sangat mengerikan mengingat jumlah tersebut bukan sebatas jumlah orang yang terinfeksi melainkan jumlah korban yang meninggal.

Periode 1899–1923

Meskipun beberapa wilayah sudah mulai menetapkan system sanitasi yang baik tetap wabah kolera mencuat kembali di period ke 6 ini. Kali ini Rusia, India dan Filipina merupakan wilayah yang paling terdampak secara serius dang mengalami jumlah kematian yang sangat besar. Jumlah korban meninggal dari 3 negara tersebut saja sudah mencapai 1,5 juta jiwa.

Periode 1961–1975

Pandemi Kolera terakhir terjadi pada periode ini. Meskipun kasusnya menyebar lintas negara, pada periode ini jumlah korban akibat penyakit ini menurun sangat drastis dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya. Hal ini mungkin dikarenakan oleh perbaikan system sanitasi dan pengolahan air yang sudah jauh lebih baik serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang yang berdampak pada pola penanganan wabah yang lebih baik sehingga bisa memeinimalkan jumlah korban jiwa.

Wabah Bubonik

Wabah bubonik merupakan wabah penyakit yang disebabkan oleh bekateri Yersinia Pestis dan biasanya dikaitkan dengan penyakit Pes atau Sampar. Terdapat dua kejadian pandemic yang dikaitkan dengan wabah ini yaitu

Wabah Yustinianus (541-542)

Wabah ini dinamakan Yustinianus okeh para sejarawan modern berdasarkan nama Kaisar Romawi Yustinianus I yang berkuasa pada periode tersebut. Cakupan penyakit ini menurut beberapa ahli sejarah sangat luas dan menyebar hampir ke seluruh belahan dunia. Sebagian sumber menyatakan bahwa jumlah kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini  mencapai angka 25 juta jiwa. Yang paling terdampak oleh wabah ini adalah kekaisaran Romawi Timur termasuk ibu kotanya, Konstantionopel. Bahkan menurut catatan sejarah angka kematiannya mencapai 5000 orang per hari.

The Black Death (1346-1353)

Pandemi ini dianggap paling mematikan dalam sejarah peradaban manusia. Bayangkan, angka kematian yang disebabkan oleh penyakit ini diperkirakan mencapai 200 juta jiwa. Sama dengan jumlah populasi penduduk Indonesia beberapa tahun yang lalu.

Sama seperti wabah bubonic, penyebab penyakit atau kematian hitam ini adalah bakteri Yersinia Pestis. Negara-negara di Eropa merupakan wilayah yang paling terdampak oleh penyakit yang dibawa oleh tikus ini. Sekitar 30-60% populasi eropa direnggut oleh penyakit ini.  

Dibutuhkan sekitar 200 tahun lebih untuk negara-negara Eropa bisa mengembalikan jumlah populasinya seperti sedia kala. Yang memperparah serangan wabah ini adalah keadaan perang serta keaparan yang melanda pada periode tersebut. Sehingga kematian dalam jumlah yang massif sangat sulit untuk di hindari

Ikuti tulisan menarik muhamad taufik lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

20 jam lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

20 jam lalu