x

Dua anak menonton video belajar digital dari rumah di Bandung, Jawa Barat, Selasa 17 Maret 2020. Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa kebijakan untuk bekerja, belajar dan beribadah di rumah perlu dilakukan untuk menekan atau meredam rantai penyebaran virus corona atau Covid-19. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Iklan

sura din

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 25 April 2020

Kamis, 30 April 2020 06:13 WIB

Berharap Badai Cepat Berlalu, Murid Sudah Rindu Belajar di Sekolah

Sudah sekian pekan murid belajar di rumah. Banyak siswa yang menghubungi gurunya dan bertanya kapan sekolah kembali normal. Walaupun informasi berselewiran di media sosial tentang tambahan libur, namun beberapa siswa tetap menanyakan hal tersebut kepada guru-gurunya. Hal tersebut menggambarkan beberapa siswa merasakan kerinduan untuk kembali belajar seperti biasa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

SUDAH sekian pekan sekolah diliburkan, dan sekian siswa yang mencoba menghubungi gurunya kapan sekolah kembali normal. Walaupun informasi berselewiran di media sosial tentang tambahan libur, namun beberapa siswa tetap menanyakan hal tersebut kepada guru-gurunya. 

Hal tersebut menggambarkan bahwa beberapa siswa merasakan kerinduan untuk kembali belajar seperti biasa. Demikian juga yang dirasakan oleh beberapa guru, karena bagaimana pun canggihnya teknologi namun tidak akan mampu menggantikan keberadaan seorang guru di dalam kelas. Hal tersebut dinyatakan juga oleh menteri pendidikan, bahwa peran guru dianggap amat penting dalam proses pembelajaran di sekolah. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam keadaan darurat virus corona ini, tidak hanya sekolah yang diliburkan bahkan mudik pun mendapat larangan dari pemerintah. Walau antara mudik dan pulang kampung sedang marak diperbincangkan di hampir kanal media sosial. 

Kepastian untuk kembali normalnya pembelajaran di sekolah sampai detik ini belum benar-benar dipastikan. Karena seluruh jajaran pemerintahan mulai dari level RT sampai presiden masih disibukan dengan penyebaran virus Corona yang terjadi di seluruh tanah air. 

Virus corona telah menjadi momok yang menghantui seluruh aktifitas warga +62 dan dunia. Bagaimana tidak, sudah banyak korban berjatuhan di berbagai belahan negara karena keganasannya. Sehingga untuk memulai proses pembelajaran di sekolah adalah sesuatu yang mustahil untuk dilakukan dalam keadaan seperti ini. Kendati demikian proses pembelajaran tetap berjalan dengan menggunakan proses pembelajaran online. 

Jadi dalam keadaan seperti ini, siswa tetap harus belajar dan guru tetap melaksanakan tugasnya walaupun harus dari rumahnya masing-masing. Tentu dalam melaksanakan proses pembelajaran seperti ini, terdapat banyak kendala yang dihadapi baik oleh guru maupun siswa. Mulai jaringan yang lambat loading, sampai ketersedian kouta yang menjadi penghambat proses pembelajaran. Sehingga kadang siswa mengirimkan tugasnya berspasi jauh dari hari yang ditentukan.

Segala kendala yang ada, di sadari betul oleh banyak pihak, mulai dari guru honor di pedalaman Papua sana sampai menteri pendidikan. Bahwa negeri ini belum benar-benar siap untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan cara seperti sekarang ini. 

Namun, dari pada mengutuk kegelapan, lebih baik semua elemen sama-sama menyalakan lilin. Agar situasi ini cepat kembali normal seperti sedia kala. Karena dengan mengutuk siapa yang salah dan yang patut disalahkan, tidak akan mengakhiri penyebaran virus corona. 

Sebagai seorang pendidik, saya benar-benar merasakan proses belajar di era virus corona ini penuh dengan tantangan dan hambatan. Namun, di atas itu semua, ada banyak pelajaran yang dapat diambil, diantaranya bisa memiliki waktu luang yang banyak, bersama keluarga di rumah. Walaupun sambil berharap badai cepat berlalu. 

Dalam keadaan seperti ini, sangat diharapkan kita tetap saling merangkul, membantu satu sama lain. Tepikan segala perbedaan, enyahkan perdebatan, baik tentang warna kulit, suku, agama, golongan bahkan pilihan politik di masa lalu. Sebagai warga bangsa kita akan kuat jika bersama-sama dan menjaga keharmonisan, karena esok masih menyisakkan banyak harapan. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik sura din lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB