x

Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin berpose bersama sejumlah anggota Kabinet Indonesia Maju, periose 2019-2024, di Verdana Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019. Foto: Tempo/Subekti

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 7 Mei 2020 06:43 WIB

Buruknya Komunikasi Kabinet Jokowi Bikin Bingung Rakyat

Sungguh rakyat bingung, pemerintah daerah bingung, para pengamat bingung, media massa dan media televisi bingung. Semua bingung dengan hal yang dimaui Presiden dan para menterinya yang terkesan abai pada keselamatan rakyat demi ekonomi.  Ayolah Bapak Presiden dan para menteri, berpikir sebelum berbicara dan mengambil keputusan!

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Hari Rabu (6/5/2020) warganet ramai membincang menyoal pelonggaran peraturan mudik, tapi mudik tetap dilarang sesuai peraturan. Lalu, ada istilah lain lagi tetang releksasi. 

Namun, tiba-tiba Presiden meminta bagaimana pun pertengahan Mei kurva corona harus menurun. Peesiden juga memperintahkan menteri mencari jalan selamatkan ekonomi RI. 

Berikutnya Menteri Perhubungan akan membolehkan semua moda transportasi beroperasi mulai Kamis (7/5/2020).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Atas semua hal tersebut, praktis membuat masyarakat bingung! 

Tak pelak dalam berbagai kolom komentar setiap artikel yang memuat berita tersebut, warganet hampir-rata mengkritik dan mengomentari betapa "mencla-menclenya" pemerintah. Sudah sejak sebelum pandemi corona tak bersiap diri. 

Begitu corona datang, juga masih lelet dan tidak tegas mengambil tindakan dan kebijakan pencegahan corona. Melarang pemerintah daerah mengambil tindakan sendiri, harus patuh pada pemerintah pusat. Menutupi jumlah korban terdampak virus. Akhirnya meluncurkan PSBB, meluncurkan larangan mudik. Meluncurkan Kartu Pra Kerja di saat yang tepat. 

Staf khusus Presiden membikin polemik. Para menteri dan staf ahli juga seperti tak paham situasi. Kini, saat virus terus menyebar akan ada pelonggaran larangan mudik, akan ada relaksasi. 

Presiden main perintah para menteri sembuhkan ekonomi, dan meminta pertengahan Mei, corona menurun. Ini apa-apaan? Bantuan sosial banyak tidak tepat sasaran. Rakyat tetap banyak yang kelaparan dan tak ada papan. 

Korban PHK berguguran. Sudah begitu, Mendikbud kaget ada rakyat yang masih belum ada sambungan listrik dan tidak TV. Sementara para kepala daerah juga terus hanya menjadi korban kebijakan pemerintah pusat karena "mencla-mencle".

Pertanyaannya, ini Presiden mau selamatkan ekonomi atau abaikan nyawa? Sebab, adanya aturan PSBB dan larangan mudik saja, petugas di lapangan dan kepala daerah kelimpungan. Belum lagi dengan bandelnya masyarakat yang susah sadar. 

Enak sekali Bapak Presiden minta corona pertengahan Mei harus turun. Memerintah para menteri perbaiki ekonomi. Namun, para menteri juga enak sekali bicara semua moda transportasi dibuka, ada pelonggaran aturan mudik, ada relaksasi. 

Sungguh rakyat bingung, berbagai pihak bingung, pemerintah daerah bingung, para pengamat bingung, media massa dan media televisi bingung. Semua bingung dengan semua hal yang dimaui oleh Presiden dan para menterinya yang terkesan malah abai pada kesehatan demi ekonomi. 

Kalau Bapak Presiden hanya memerintah dan menginstruksi para menteri, lalu menghimbau rakyat, sementara tradisi dan budaya masyarakat dalam kehidupan sehari-hari tidak ada perubahan dan kesadaran, siapa yang akan menjamin semua permintaan Presiden dapat terkabul? 

Ayolah Bapak Presiden dan para menteri, berpikir sebelum berbicara dan mengambil keputusan, lalu mempublikasikan kebijakan. Semakin hari, kok rasanya semakin ngawur dalam komunikasi publik dalam semua hal terkait corona. Membikin rakyat antipati.

Bisa jadi, apa yang dimaui Bapak Presiden dan para menteri maksudnya memang benar sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang sudah diturunkan. 

Namun, karena informasi sampai ke publik tidak komunikatif, menjadikan berbagai hal gagal dipahami dengan baik oleh rakyat. Rakyat bingung, berbagai pernyataan penuh kontradiksi.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu