x

Iklan

tuluswijanarko

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 27 Juni 2020 13:14 WIB

RS di Indonesia akan Terapkan Terapi Plasma Darah untuk Pasien Covid-19; Efektifkah?

Beberapa rumah sakit di Indonesia berancang-ancang akan menerapkan terapi plasma darah kepada pasien penderita Covid-19 kategori berat. Tindakan yang disebut terapi plasma konvalesen ini akan dilakukan di Rumah Sakit (RS) Persahabatan, RSCM, dan RSPAD di Jakarta. Tentu saja plasma darah itu itu diperoleh dari donor dengan persyaratan tertentu. Apa persyaratannya?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Beberapa rumah sakit di Indonesia berancang-ancang menerapkan terapi plasma darah kepada pasien penderita Covid-19 kategori berat. Tindakan yang disebut terapi plasma konvalesen ini akan dilakukan di Rumah Sakit (RS) Persahabatan, RSCM, dan RSPAD di Jakarta. 

Dokter spesialis paru Rumah Sakit (RS) Persahabatan, Erlina Burhan, mengatakan bahwa proposal untuk terapi plasma konvalesen telah lulus uji etik sebagai salah satu alternatif untuk mengobati penderita Covid-19 di rumah sakit itu. 

"Kami sudah mengumumkan ke pasien-pasien kami (sudah sembuh) kalau ada yang secara sukarela ingin membantu pasien-pasien yang masih sakit," kata Erlina dalam konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dari Graha BNPB, Jakarta, seperti dimuat di Tempo.co, Jumat 26 Juni 2020.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Erlina mengatakan banyak rumah sakit yang sudah melakukan uji klinis plasma tersebut, contohnya Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto dan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM). "Terapi plasma konvalesen tersebut merupakan salah satu alternatif untuk mengobati penyakit Covid-19 karena obat khusus untuk penyakit itu belum ada."

Metode ini dilakukan dengan memasukan plasma darah dengan kandungan antibodi yang sudah terbentuk di dalamnya kepada pasien-pasien yang dalam kondisi berat. Plasma darah diperoleh dari donor. "Dan sekarang kami sudah mendapatkan beberapa orang donor. Kalau sudah cukup dan match antara plasma dari donor ini dengan pasien, kami akan segera berikan," katanya.

Tentu saja plasma darah itu itu diperoleh dari donor dengan persyaratan tertentu. Prof David Muljono selaku Deputy Director Eijkman Institute of Molecular Biology menyebutkan plasma konvalesen sangat mungkin dilakukan termasuk di Indonesia. “Plasma diambil dari darah pasien yang sembuh, tetapi ada kriterianya,” tutur David seperti ditulis Kompas.com, April lalu.

Kriteria yang harus dimiliki eks-pasien Covid-19 antara lain usia 18-55 tahun, berat badan lebih dari 50 kilogram, tidak memiliki penyakit penyerta, serta mampu mendonorkan darahnya. “RNA pasien harus pernah positif, dengan indikasi pasien tersebut harus yang memiliki progress (penyembuhan) yang cepat dan penyakitnya tidak lebih dari tiga minggu,” kata David.

Terkait efektivitas plasma dalam mengobati pasien, Erlina mengatakan hasil uji klinis di banyak negara telah menunjukkan hasil yang cukup efektif dan cukup bagus. Artinya, plasma darah dari pendonor yang telah mengandung antibodi atas virus corona Covid-19 mampu melindungi pasien penerima.

"Tapi sayang pasiennya (yang diuji) sedikit sehingga kami belum bisa mengambil kesimpulan yang firmed bahwa ini akan bisa dipakai sebagai pengobatan yang rutin," katanya lebih lanjut.

Indonesia tidak sendirian akan menerapkan terapi ini. Food and Drug Administration (FDA) juga merekomendasikan para pasien Covid-19 yang telah sembuh untuk mendonorkan plasma darah merek untuk terapi. Situs resmi FDA menyebutkan terapi ini bisa dilakukan sebagai opsi penyembuhan Covid-19, mengingat tingkat keberhasilan yang cukup tinggi di China.

Untuk kasus Covid-19, terapi plasma pertama kali dipraktekkan di China, dan hingga April lalu baru baru 17 orang yang menerima terapi tersebut. Berdasarkan data terbatas itu, tingkat keberhasilan terapi cukup tinggi.

Namun David mengingatkan bahwa plasma konvalesen bukanlah pengobatan terakhir, dan masih belum banyak pengalaman klinis. "Butuh studi lebih banyak yang diobservasi secara ketat untuk membuktikan efektivitasnya,” tutur David.


Ikuti tulisan menarik tuluswijanarko lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler