x

Ilustrasi Eksplorasi Produksi (EP) Pengeboran sumur migas PT Pertamian. Foto Dok. SKK Migas. Foto- Ilustrasi.

Iklan

Prisma Nanda

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 31 Agustus 2020

Senin, 31 Agustus 2020 15:10 WIB

Dari SKK Migas untuk Lingkungan Berkelanjutan  

Industri hulu minyak bumi dan gas alam (migas) itu terkait erat dengan lingkungan. Tak bisa mengelak. Memang kenyataannya begitu. Berkorelasi sebab kandungan migas ada di 'perut' alam. Maka, industri hulu migas harus mengebornya. Bahkan sejak awal memang sudah 'bersentuhan' dengan lingkungan: saat survei seismik dan eksplorasi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

DARI SKK MIGAS UNTUK LINGKUNGAN BERKELANJUTAN


Industri hulu minyak bumi dan gas alam (migas) itu terkait erat dengan lingkungan. Tak bisa mengela, memang kenyataannya begitu. Berkorelasi sebab kandungan migas ada di 'perut' alam. Maka, industri hulu migas harus mengebornya. Bahkan sejak awal memang sudah bersentuhan dengan lingkungan: saat survei seismik dan eksplorasi.

Sebagai industri ekstraktif, maka sub-sektor hulu migas tidak dapat dilepaskan dari kondisi lingkungan. Begitulah faktanya. Tapi apakah industri hulu migas abai terhadap kondisi lingkungan? Setelah pekerjaan yang dilakukannya?

Rasanya tidak. Ini bukan justifikasi. Tidak juga klaim sepihak.
Telah sangat jelas aturannya: SKK Migas bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan industri hulu migas yang dilaksanakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Termasuk memantau bagaimana sikap nyata tanggung jawab KKKS dalam menjaga pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan selama operasi pekerjaan hulu migasnya.

Bahkan, SKK Migas pun meminta agar semua KKKS di Indonesia sejak tahun 2002 agar ikut dalam PROPER --sebuah program untuk mengukur tingkat kepatuhan perusahaan dalam menjaga stabilitas serta pengelolaan lingkungan yang digelar KLHK.

Nah, aksi konkrit SKK Migas terhadap kinerjanya seperti itu menyoal kepedulian terhadap kelestarian lingkungan dan alam, salah satunya belum lama ini terwujud di Geopark Nasional Natuna, Kepulauan Riau.

Bersama dua konsorsium KKKS yang beroperasi di Natuna, SKK Migas Wilayah Sumatera Bagian Utara menaruh perhatiannya. SKK Migas Wilayah Sumbagut mengoptimalkan pemanfaatan CSR bersama kedua konsorsium KKKS tadi untuk makin membenahi Geopark Nasional Natuna agar lebih 'ciamik'.

Sehingga: kelak menjadi kawasan taman alam dan budaya berkelas dunia sekaligus mampu memperoleh sertifikasi UNESCO sebagai global internasional geopark.

Keren! Yang dilakukan SKK Migas bukan pekerjaan sembarangan dalam menunjukkan kepedulian terhadap masa depan lingkungan serta alam Indonesia.


Bantuan program CSR yang diinisiasi SKK Migas untuk Geopark Nasional Natuna tidak sekadar 'formalitas' --asal bekerja saja.

Lebih dari itu, SKK Migas ingin membawa nama daerah dan keunggulan dimilikinya dapat 'unjuk gigi' di negara-negara internasional lainnya. Dikenal serta terbukti berkualtas potensi taman alam dan lingkungannya yang berkelas dunia!

Tentu saja efeknya secara umum bakal membanggakan nama bangsa Indonesia di kancah internasional. Bila 'taman bumi' dipunya mampu memenuhi kelayakan dan diakui di dunia.

Program kepedulian lingkungan dan pelestarian alam yang dikerjakan SKK Migas tidak hanya untuk kepentingan jangka pendek saja. Bukti bahwa SKK Migas memang ingin menciptakan ekosistem lingkungan berkelanjutan.

Dan juga menunjukkan komitmen SKK Migas dalam perannya mengawasi kinerja KKKS di wilayah operasinya agar tetap 'mencintai' bumi.

Terbuktilah: alam, bumi dan lingkungan masih dapat selaras dengan industri hulu migas.*

Ikuti tulisan menarik Prisma Nanda lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

17 jam lalu

Terpopuler